Terbit: 30 December 2021 | Diperbarui: 9 June 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Menangis saat tidur menurut psikologi adalah karena masalah mental, seperti depresi atau stres. Selengkapnya ketahui penyebab lainnya dan bagaimana cara mengatasinya berikut ini!

Menangis saat Tidur? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Menangis saat Tidur Menurut Psikologi

Menangis saat tidur adalah kondisi yang mengacu pada tangisan air mata nyata ketika bermimpi. Kondisi ini terjadi ketika emosi yang dialami selama mimpi begitu kuat sehingga terasa nyata.

Sejumlah kondisi fisik dan psikologis dapat mengganggu tidur dan menyebabkan terbangun sambil menangis. Kondisi ini dapat terjadi pada usia berapa pun.

Terbangun sambil menangis bisa menjadi pengalaman yang sangat mengganggu, baik itu karena mimpi buruk dan bahkan jika tidak yakin apa yang menjadi penyebabnya.

Penyebab Menangis saat Tidur

Bayi sering menangis di malam hari hanya karena mereka telah beralih dari tidur nyenyak ke tahap tidur yang lebih ringan. Bagi orang dewasa, gangguan mood atau perasaan kewalahan secara emosional bisa memicu air mata saat tidur.

Ada berbagai kemungkinan penyebab menangis saat bangun tidur, beberapa di antaranya dapat terjadi pada anak kecil dan orang dewasa yang lebih tua.

Berikut ini penyebab menangis saat tidur:

1. Kesedihan

Merasa sedih yang menyertai berduka atau berkabung karena kehilangan dapat begitu luar biasa sehingga mengganggu tidur.

Jika sibuk pekerjaan pekerjaan, keluarga, dan tanggung jawab lain di siang hari, emosi yang dipicu oleh kesedihan mungkin hanya muncul ketika tidur.

2. Mimpi buruk

Mimpi buruk mungkin tidak dapat dihindari dan ini dapat menyerang pikiran ketika tidur di usia berapa pun pada malam apa pun.

Meskipun mimpi buruk lebih sering terjadi ketika masih muda, kebanyakan orang dewasa masih mengalami mimpi buruk.

Mimpi buruk biasanya terkait dengan stres dalam hidup dan berfungsi sebagai untuk mengatasi situasi yang menyebalkan sejak hari itu juga atau mengantisipasi tantangan di masa depan.

3. Teror malam

Berbeda dengan mimpi buruk, teror malam adalah pengalaman yang sebagian besar orang tidak mengingatnya ketika bangun tidur. Teror malam menyebabkan orang meronta-ronta di tempat tidur atau berjalan sambil tidur.

Teror malam cenderung berlangsung dari beberapa detik hingga beberapa menit, meskipun bisa berlangsung lebih lama. Ini lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa.

4. Depresi

Depresi lebih sering terjadi dengan perasaan sedih dan putus asa. Namun tidak seperti suasana yang biasanya bersifat sementara, depresi cenderung samar dan bertahan lama.

Di antara banyak tanda ciri depresi adalah perubahan kebiasaan tidur dan makan, penarikan diri dari teman, keluarga, dan aktivitas yang dulunya menyenangkan, dan menangis tanpa sebab yang jelas.

5. Stres dan kecemasan

Menangis saat tidur menurut psikologis, terjadi karena stres dan kecemasan. Ini dapat terjadi pada anak atau orang dewasa dalam berbagai hal, termasuk menangis ketika terlelap dan perubahan suasana hati (mood).

Merasa cemas dan tidak tahu bagaimana mengatasi perasaan dapat menyebabkan menangis lebih sering dari biasanya, baik ketika bangun atau terjaga sepanjang hari.

6. Kelelahan

Jika kurang tidur, akibatnya tubuh akan kelelahan keesokan harinya. Kurang tidur dapat menyebabkan berbagai gejala, mulai dari masalah ingatan hingga halusinasi. Berlinang air mata ketika tidur bisa terjadi karena kurang tidur.

Baca Juga: Penyebab Habis Menangis Terasa Mengantuk dan Lelah

Normalkah Menangis Saat Tidur?

Berlinang air mata ketika tidur bukanlah hal yang aneh, tetapi jangan diabaikan. Orang dewasa mungkin mengalaminya setelah menghadapi peristiwa traumatis dan mungkin ingin mencari bantuan (misalnya psikolog atau psikiater) untuk membantu proses penyembuhan.

Namun, ahli kesehatan mental harus memantau pasien lanjut usia untuk menentukan apakah penanganan medis diperlukan.

Cobalah perhatikan apakah menangis disertai dengan jenis rasa sakit atau ketidaknyamanan lainnya, dan lakukanlah pemeriksaan medis untuk infeksi saluran kemih, infeksi telinga, luka baring (ulkus dekubitus), dan kondisi stres lainnya.

Baca Juga: Jangan Ragu, Ini 11 Manfaat Menangis bagi Kesehatan

Cara Mengatasi Menangis saat Tidur

Setelah mengetahui penyebabnya, sebaiknya mencari tahu cara mengatasinya. Beberapa orang mungkin lebih terbuka daripada yang lain ketika membicarakan masalah dan bahkan mungkin menemukan solusi untuk diri sendiri jika semuanya gagal.

Berikut ini beberapa langkah untuk mengatasi menangis saat tidur:

1. Konsultasikan dengan dokter

Jika bayi sering terbangun dan menangis, sebaiknya segera beri tahu dokter. Jika transisi tahap tidur menjadi penyebabnya, membantu si Kecil tertidur sendiri bisa membuatnya lebih kecil kemungkinan mengalami masalah di malam hari.

Jika masalahnya adalah penyakit fisik, mengobatinya secara efektif bisa mengurangi kemungkinan meneteskan air mata ketika tidur.

 2. Mengobati kondisi medis dan mental

Anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa juga harus menjalani pemeriksaan untuk kondisi medis atau masalah psikologis jika menangis dalam tidur.

Mengunjungi spesialis tidur mungkin akan sangat membantu, karena mimpi buruk dan parasomnia adalah gangguan tidur yang dapat diobati.

3. Menemui konselor kesehatan mental

Jika yakin bahwa kesedihan menyebabkan menangis, pertimbangkan menemui konselor kesehatan mental untuk membagikan perasaan Anda. Mengatasi emosi dan pikiran terkait kesedihan di siang hari dapat membantu tidur lebih nyenyak di malam hari.

4. Terapi

Anak-anak dan orang dewasa yang memiliki ciri-ciri depresi, kecemasan, atau stres yang terlalu sulit untuk diatasi sendiri dapat melakukan beberapa bentuk terapi.

Terapi perilaku kognitif (CBT) misalnya, merupakan pendekatan yang banyak digunakan untuk membantu orang belajar berpikir secara berbeda tentang suatu kondisi. Ini untuk mengubah respons emosional dan perilaku terhadapnya.

Itu dia penjelasan tentang menangis saat tidur menurut psikologi, mual dari penyebab hingga cara mengatasinya. Semoga informasi ini bermanfaat ya, teman Sehat!

 

  1. Cralle, Terry. 2021. Crying During Sleep: Causes and Solutions. https://www.terrycralle.com/crying-during-sleep/. (Diakses pada 30 desember 2021)
  2. Roland, James. 2019. What Causes Adults and Children to Wake Up Crying?. https://www.healthline.com/health/what-causes-adults-and-children-to-wake-up-crying. (Diakses pada 30 desember 2021)
  3. Rodriguez, Jeremy. 2018. Crying in Sleep: Older Adults, Seniors, and the Elderly. https://www.griswoldhomecare.com/blog/2018/august/crying-in-sleep-older-adults-seniors-and-the-eld/. (Diakses pada 30 desember 2021)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi