Terbit: 9 December 2021 | Diperbarui: 9 September 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Ulkus dekubitus adalah luka pada kulit yang disebabkan oleh tekanan terus-menerus. Kondisi ini biasa terjadi pada pasien yang sedang bedrest atau duduk di kursi roda. Selengkapnya simak penjelasan berikut ini mulai dari gejala, penyebab, hingga pengobatannya!

Ulkus Dekubitus: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Apa itu Ulkus Dekubitus?

Ulkus dekubitus atau decubitus ulcers, adalah cedera pada kulit dan jaringan di bawahnya karena tekanan yang berkepanjangan di kulit.

Kondisi kulit ini juga disebut luka tekan (pressure ulcers) atau bedsores—luka yang paling sering berkembang di kulit yang menutupi area tulang, seperti pergelangan kaki, tumit, pinggul, dan tulang ekor.

Orang yang paling berisiko terhadap luka tekan memiliki kondisi medis yang membatasi kemampuannya. Ini termasuk untuk mengubah posisi atau menyebabkan tirah baring di tempat tidur atau duduk di kursi dalam waktu yang lama. Jenis luka ini dapat terbentuk selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari.

Tanda dan Gejala Ulkus Dekubitus

Setiap penderita decubitus ulcers memiliki gejala yang berbeda-beda berdasarkan stadiumnya. Luka tekan berkembang secara bertahap dan dapat terjadi pada bagian tubuh mana pun yang mendapat tekanan terus menerus.

Tergantung stadiumnya, berikut ini gejala ulkus dekubitus yang mungkin terjadi:

  • Perubahan warna atau tekstur kulit di tempat yang terkena.
  • Rasa sakit, gatal, atau sensasi terbakar di kulit yang terkena.
  • Pembengkakan.
  • Kulit yang terkena terasa lebih dingin atau hangat ketika disentuh.
  • Kulit terbuka.
  • Kulit terasa lebih lembut atau lebih kencang dari kulit di sekitarnya.
  • Nekrosis, atau jaringan mati yang tampak menghitam.

Luka tekan ini juga bisa terinfeksi, berikut ini gejala:

  • Kemerahan atau perubahan warna di sekitar luka.
  • Nanah atau keluar cairan berwarna hijau di kulit yang terkena.
  • Bau busuk.
  • Demam.

Kulit yang Biasa Terkena Ulkus Dekubitus

Bagi orang yang menggunakan kursi roda, luka tekan sering kali terjadi pada kulit di bagian tubuh berikut ini:

  • Tulang ekor atau bokong.
  • Tulang belikat dan tulang belakang.
  • Punggung lengan dan kaki di mana bersandar pada kursi.

Untuk orang yang harus tirah baring (bedrest) di tempat tidur, luka tekan dapat terjadi pada bagian tubuh berikut:

  • Bagian belakang atau samping kepala.
  • Tulang belikat.
  • Pinggul, punggung bawah, atau tulang ekor.
  • Tumit, pergelangan kaki dan kulit di belakang lutut.

Kapan Waktu yang Tepat Harus ke Dokter?

Jika Anda atau orang terdekat memiliki tanda-tanda luka tekan, cobalah ubah posisi tubuh untuk mengurangi tekanan pada area tersebut. Jika tidak melihat perubahan dalam waktu 24 hingga 48 jam, sebaiknya periksakan ke dokter terdekat.

Apabila diperlukan, dapatkan perawatan medis sesegera mungkin jika ada tanda-tanda infeksi, termasuk:

  • Keluarnya cairan dari luka.
  • Demam.
  • Kemerahan.
  • Luka berbau tidak sedap.
  • Kulit yang terkena terasa hangat
  • Pembengkakan di sekitar luka.

Penyebab Ulkus Dekubitus

Luka tekan atau bedsores dapat disebabkan oleh tekanan di kulit yang menghambat aliran darah ke kulit. Gerakan yang terbatas bisa membuat kulit mudah mengalami kerusakan dan menyebabkan munculnya luka tekan.

Ada beberapa faktor utama yang menjadi penyebab ulkus dekubitus, berikut di antaranya:

1. Tekanan

Tekanan yang terus menerus pada bagian tubuh mana pun dapat mengurangi aliran darah ke jaringan kulit. Sebab aliran darah sangat penting untuk membawa oksigen dan nutrisi lain ke jaringan. Tanpa mendapatkan nutrisi penting ini, kulit dan jaringan akan rusak dan pada akhirnya bisa mati.

Untuk orang dengan pergerakan terbatas, tekanan ini cenderung terjadi pada bagian tubuh yang tidak dilapisi dengan baik oleh otot atau lemak dan yang terletak di atas tulang, seperti tulang belakang, tulang belikat, tulang ekor, pinggul, tumit, dan siku.

2. Gesekan

Gesekan dapat terjadi ketika kulit bergesekan dengan pakaian atau tempat tidur. Ini bisa membuat kulit yang rapuh lebih rentan mengalami cedera, lebih-lebih jika kulitnya juga lembap.

3. Dorongan

Dorongan (shear) terjadi saat dua permukaan bergerak ke arah yang berlawanan. Contohnya, ketika tempat tidur ditinggikan pada bagian kepala, tubuh bisa merosot ke bawah di tempat tidur.

Ketika tulang ekor bergerak ke bawah, kulit di atas tulang ini mungkin tetap di tempatnya, yang menarik ke arah yang berlawanan.

Faktor Risiko

Berikut ini beberapa faktor yang dapat meningkatkan seseorang mengalami bedsores:

  • Tirah baring di tempat tidur setelah operasi atau perawatan penyakit.
  • Tidak dapat bergerak atau mengubah posisi sendiri ketika berbaring di tempat tidur (misalnya pada pasien yang tidak sadarkan diri) atau duduk di kursi roda.
  • Berusia di 70 tahun ke atas, karena lansia cenderung memiliki kulit yang rapuh dan kesulitan bergerak.
  • Obesitas.
  • Kekurangan nutrisi dari makanan, yang dapat memengaruhi kondisi kulit.
  • Inkontinensia urine atau usus.
  • Merokok.

Memiliki kondisi kronis yang dapat menghambat aliran darah atau membatasi pergerakan, termasuk:

  • Diabetes.
  • Aterosklerosis.
  • Gagal jantung.
  • Gagal ginjal.
  • Penyakit Parkinson.
  • Sklerosis ganda.

Diagnosis Ulkus Dekubitus

Jika diduga memiliki decubitus ulcers, dokter mungkin akan merujuk pasien ke tim perawatan luka yang terdiri dari dokter, spesialis, dan perawat berpengalaman dalam mengobati luka tekan.

Tim dokter dapat menilai luka berdasarkan beberapa faktor, termasuk:

  • Ukuran dan kedalaman luka.
  • Jenis jaringan yang terkena langsung oleh luka, seperti kulit, otot, atau tulang.
  • Warna kulit yang terkena luka.
  • Jumlah kematian jaringan yang terjadi pada luka.
  • Kondisi luka, seperti infeksi, berbau menyengat, atau pendarahan.
  • Dokter mungkin melakukan biopsi, dengan mengambil sampel cairan dan jaringan di luka tekan, dan mengirimkannya ke laboratorium untuk dilakukan pengujian.

Baca Juga: Mengenal Jenis Luka Terbuka dan Cara Penanganannya

Pengobatan Ulkus Dekubitus

Biasanya luka tekan akan sembuh dengan pengobatan, tetapi beberapa tidak sembuh sepenuhnya. Perawatannya tergantung pada stadium dan kondisi luka tekan.

Mengubah posisi tidur atau duduk sesering mungkin dan menjaga luka tetap bersih, kering, dan bebas dari iritasi adalah penting untuk membantu penyembuhan.

Adapun perawatan yang mungkin membantu mengobati decubitus ulcers, termasuk:

  • Penggunaan obat untuk infeksi, seperti krim antibiotik, antibiotik oral, dan antibiotik intravena (IV).
  • Perawatan luka lokal, termasuk rekomendasi pembersihan dan penggunaan pembalut khusus.
  • Menggunakan perban khusus untuk membantu mengangkat jaringan kulit yang mati.
  • Obat untuk meredakan atau mengurangi ketidaknyamanan.
  • Debridement, merupakan prosedur untuk menghilangkan jaringan yang mati atau terinfeksi.
  • Sering mengganti posisi baring atau duduk.
  • Mengurangi gesekan dan kelembapan di bagian tubuh yang terkena.
  • Menggunakan bantal khusus untuk mengurangi tekanan pada luka.
  • Operasi.

Itu dia pengobatan yang mungkin bisa dilakukan berdasarkan tingkat keparahan kondisi pada setiap orang.

 

  1. Anonim. 2020. Pressure ulcers (pressure sores). https://www.nhs.uk/conditions/pressure-sores/ (Diakses pada 9 Desember 2021)
  2. Mayo Clinic Staff. 2020. Bedsores (pressure ulcers). https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bed-sores/symptoms-causes/syc-20355893 (Diakses pada 9 Desember 2021)
  3. Macon, Brindles L. 2021. Bedsores: What You Should Know About Decubitus Ulcers. https://www.healthline.com/health/pressure-ulcer#stages (Diakses pada 9 Desember 2021)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi