Terbit: 10 May 2020 | Diperbarui: 7 December 2021
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Entah sudah berapa banyak orang yang memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri alias bunuh diri akibat didera masalah yang tak kunjung berhenti. Bunuh diri tentu saja tidak dibenarkan. Lantas, apa yang menjadi penyebab seseorang ingin melakukan tindakan ini? Bagaimana cara mencegah seseorang dari tindakan buruk tersebut?

Bunuh Diri: Penyebab, Gejala, Cara Mencegahnya

Apa Itu Bunuh Diri?

Bunuh diri adalah suatu tindakan seseorang untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

Guna mencapai “tujuannya” tersebut ada berbagai cara yang ditempuh oleh para pelaku mulai dari memotong urat nadi, minum racun serangga, mengonsumsi obat melebihi dosis, hingga menggunakan senjata api dan menabrakkan diri ke kendaraan yang tengah melintas.

Membunuh diri sendiri adalah kasus yang marak terjadi, contohnya di Amerika Serikat. Bahkan, tindakan ini menempati peringkat ke-10 dari penyebab kematian di negara tersebut.

Data dari American Foundation of Suicide Prevention menunjukkan tak kurang dari 47 ribu warga negeri Paman Sam meregang nyawa akibat mengakhiri hidupnya sendiri.

Penyebab Bunuh Diri

Bukan tanpa alasan mengapa seseorang ingin mengakhiri hidupnya sendiri. Secara garis besar,  ada 6 (enam) penyebab bunuh diri yang paling utama. Apa saja itu? Berikut informasinya.

1. Depresi

Depresi adalah penyebab yang paling utama. Ya, keinginan untuk mengakhiri hidup kerap kali dipicu oleh depresi berkepanjangan yang dialami seseorang.

Ada banyak sekali kondisi yang pada akhirnya membuat seseorang menjadi depresi, misalnya:

  • Putus cinta.
  • Kehilangan anggota keluarga atau orang terdekat.
  • Kehilangan pekerjaan.
  • Kesulitan ekonomi.
  • Terkena kasus pidana.
  • Menjadi korban perundungan (bullying).
  • Mengalami trauma mendalam (kekerasan seksual dsb).

Akibat masalah yang dihadapi tak kunjung usai dan justru semakin memburuk, seseorang menganggap mengakhiri hidup sebagai satu-satunya jalan keluar. Ia menganggap bahwa kehadirannya di dunia ini sudah tidak ada artinya lagi, bahkan di mata orang-orang terdekatnya.

2. Tidak Ada yang Peduli Terhadap Dirinya

Saat seseorang mengalami depresi dan butuh dukungan, motivasi, maupun jenis pertolongan lainnya namun tidak ada satupun yang peduli, saat itu jugalah potensi untuk membunuh dirinya sendiri meningkat.

Para (calon) pelaku mungkin masih memiliki keinginan untuk tetap bertahan dalam segala kesulitan dan mengurungkan niatnya mengakhiri hidup. Akan tetapi, ia membutuhkan semacam dukungan moral dari orang-orang di sekitarnya.

Ketika menyadari bahwa orang-orang yang seharusnya bisa dijadikan tempat bersandar malah bersikap abai, ia akan merasakan kesendirian yang mendalam, putus asa, dan menganggap bahwa memang dirinya sudah tak lagi berarti di dunia ini. Alhasil, keinginan untuk itu semakin membesar.

3. Psikotik

Pada kondisi yang lebih parah, penyebab bunuh diri disebabkan oleh psikotik.

Psikotik lebih parah dari depresi. Orang-orang dengan kondisi ini memiliki gerak-gerik yang lebih sulit diidentifikasi ketimbang mereka yang mengalami depresi. Akan tetapi, psikotik adalah gangguan mental yang sejatinya bisa diatasi.

Penanganan medis sedini mungkin sangat penting dilakukan untuk menyembuhkan kondisi kejiwaannya sebelum bertambah parah dan menyebabkan dirinya ingin mengakhiri hidup.

4. Berkeinginan untuk Mati

Menariknya, alasan atau penyebab seseorang membunuh dirinya sendiri tak melulu soal depresi melainkan orang tersebut memang berkeinginan untuk mati!

Alih-alih depresi, ada sejumlah alasan lainnya yang membuat seseorang yakin bahwa mengakhiri hidup adalah pilihan tepat bagi dirinya.

Menderita penyakit yang sulit untuk disembuhkan adalah salah satu contoh alasan seseorang untuk melakukan tindakan ini. Mereka menganggap bahwa mati adalah satu-satunya “obat” untuk menyembuhkan rasa sakit yang ia derita selama ini.

5. Impulsif

Orang-orang yang memiliki sifat impulsif atau melakukan suatu tindakan atas dorongan hati juga berisiko untuk melakukan tindakan ini.

Sifat impulsif atau ‘nekat’ tersebut apabila dikombinasikan dengan kondisi negatif yang tengah dirasakan—seperti depresi dan sebagainya—akan semakin membuat seseorang bisa saja melakukan tindakan tersebut tanpa perlu berpikir panjang atas akibat dari tindakan yang ia lakukan.

6. Terjebak Kesalahan di Masa Lalu

Masih belum bisa ‘move on’ dari kesalahan yang pernah dilakukan di masa lalu juga menjadi penyebab paling umum dari tindakan tak terpuji ini.

Rasa bersalah yang tak kunjung hilang memberikan tekanan batin yang cukup kuat pada diri seseorang hingga akhirnya ia tak mampu lagi untuk menahannya. Ujung-ujungnya, mengakhiri hidup dijadikan pilihan untuk melarikan diri dari perasaan tersebut.

Baca Juga: 10 Cara Mencegah Bunuh Diri yang Menyelamatkan Orang dari Kematian!

Ciri-Ciri Percobaan Bunuh Diri

Anda mungkin tidak bisa membaca pikiran seseorang yang hendak melakukan tindakan ini. Akan tetapi, seseorang tersebut acap kali menunjukkan tanda-tanda yang mudah untuk dikenali.

Ciri-ciri seseorang hendak melakukan percobaan bunuh diri, yaitu:

  • Mengatakan bahwa dirinya sudah tidak punya harapan lagi.
  • Kerap menyalahkan diri sendiri.
  • Merasa sendiri.
  • Kurang atau terlalu banyak tidur.
  • Menutup diri dari lingkungan.
  • Suasana hati kerap berubah-ubah.
  • Menyampaikan keinginan untuk bunuh diri.
  • Melakukan kegiatan berbahaya yang bisa mengancam keselamatan jiwa.
  • “Berpamitan” kepada orang terdekat.

Apabila Anda menemukan anggota keluarga, kerabat, teman, atau orang terdekat lainnya menunjukkan gerak-gerik di atas, tenangkanlah pikirannya dan ajak ia untuk pergi ke psikiater.

Cara Mencegah Percobaan Bunuh Diri

Tindakan initentu saja bisa dicegah. Manakala keluarga atau orang-orang terdekat Anda ada kecenderungan melakukan percobaan bunuh diri, lakukan hal-hal berikut ini:

  • Ajak ia bicara baik-baik dan berusahalah untuk menjadi pendengar yang baik.
  • Pahamilah segala keluh kesahnya, jangan menjustifikasi.
  • Berikan dukungan dan motivasi.
  • Ajak dia untuk mengunjungi psikiater guna menjalani terapi mental.

Itu dia informasi mengenai bunuh diri yang perlu Anda ketahui. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Jangan mengurung diri dan mintalah bantuan profesional apabila mengalami atau menemukan gejala bunuh diri. Semoga  bermanfaat!

 

  1. Anonim. Suicide Statistics. https://afsp.org/about-suicide/suicide-statistics/ (Diakses pada 15 Oktober 2019).
  2. Kahn, A. 2019. What You Should Know About Suicide. https://www.healthline.com/health/suicide-and-suicidal-behavior (Diakses pada 15 Oktober 2019).
  3. Legg, T. 2018. What are Suicide Thoughts? https://www.medicalnewstoday.com/kc/suicidal-thoughts-ideation-193026 (Diakses pada 15 Oktober 2019).
  4. Lickerman, A. 2010. The Six Reasons People Attempt Suicide. https://www.psychologytoday.com/intl/blog/happiness-in-world/201004/the-six-reasons-people-attempt-suicide (Diakses pada 15 Oktober 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi