Terbit: 26 July 2022 | Diperbarui: 27 July 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Empty sella syndrome adalah kelainan langka yang terjadi pada otak. Kondisi ini ditandai dengan pembesaran struktur di tengkorak. Kenali lebih jauh seputar penyakit ini, mulai dari penyebab, gejala, hingga pengobatannya melalui ulasan berikut.

Empty Sella Syndrome: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Empty Sella Syndrome?

Sindrom empty sella atau empty sella syndrome (ESS) adalah kondisi ketika ukuran struktur tengkorak (sella turcica/sella tursika) mengalami pembesaran.

Sella turcica sendiri merupakan struktur tulang tempat kelenjar pituitari berada. Fungsinya adalah untuk melindungi kelenjar pituitari.

Sementara itu, kelenjar pituitari atau hipofisis adalah kelenjar berukuran kecil yang terletak di dasar otak, di bawah bagian hipotalamus.

Gejala Empty Sella Syndrome

Kebanyakan kondisi ini tidak menyebabkan gejala apapun. Jika muncul gejala, kondisi bisa berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini bergantung pada usia dan penyebab kondisi. Namun, secara umum, gejala yang bisa terjadi antara lain:

  • Libido menurun.
  • Impotensi.
  • Ketidakteraturan waktu menstruasi, bahkan tidak terjadi menstruasi pada wanita.
  • Sakit kepala

Sementara itu, gejala-gejala empty sella syndrome sekunder, di antaranya:

  • Nyeri perut.
  • Letih, lesu.
  • Nafsu makan berkurang.
  • Tidak tahan dengan cuaca dingin.
  • Penurunan berat badan.
  • Sakit kepala.
  • Tekanan darah rendah.
  • Gangguan penglihatan.
  • Kerontokan pada rambut ketiak atau rambut kemaluan.
  • Jika sindrom ini terjadi pada masa pertumbuhan, tinggi badan biasanya pendek (<150 cm).

Secara umum, berbagai gejala pada wanita, pria, dan anak-anak, di antaranya:

  • Wanita: Terhentinya siklus menstruasi, kemandulan, kegagalan menyusui.
  • Pria: Hasrat seksual menurun, rambut wajah atau rambut tubuh mengalami kerontokan.
  • Anak-anak: Pertumbuhan badan dan perkembangan seksualnya lambat.

Penyebab Empty Sella Syndrome

Berdasarkan penyebabnya, gangguan langka terbagi menjadi dua penyebab, yaitu:

1. Empty Sella Syndrome Primer (Primary ESS)

Kondisi ini terjadi ketika kelenjar pituitari mengalami kerusakan sehingga mengalami penyusutan.

Pada kondisi ini, terjadi kelemahan pada selaput pembungkus kelenjar pituitari otak. Akibatnya, cairan dalam otak (serebrospinal) akan mengisi sebagian atau seluruh sella tursika dan menekan kelenjar pituitari; sehingga kelenjar pituitari menjadi menyusut atau terlihat rat;  dan sella tursika terlihat seperti kantong kosong.

Penyebabnya sendiri masih belum jelas, tetapi sering kali dikaitkan dengan cacat lahir.

Baca JugaLesi Otak: Jenis, Gejala, Penyebab, hingga Pengobatan

2. Empty Sella Syndrome Sekunder (Secondary ESS)

Kondisi ini terjadi ketika seseorang memiliki gangguan pada kelenjar pituitari atau sella tursika.

Secondary ESS dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti:

  • Genetik (mutasi).
  • Cedera kepala akibat kecelakaan atau benturan keras.
  • Terapi radiasi di bagian kepala.
  • Pembedahan pada kepala.
  • Infeksi otak (ensefalitis).
  • Tumor otak.
  • Sindrom Sheehan.

Diagnosis Empty Sella Syndrome

Diagnosis yang dilakukan oleh dokter dilakukan dengan menanyakan riwayat medis dan melakukan pemeriksaan fisik. Selain itu, dokter juga akan melakukan berbagai pemeriksaan berikut:

  • CT Scan (Computerized Tomography Scan)

Pemeriksaan medis ini melibatkan sistem komputer dengan teknologi sinar-X atau rontgen. CT scan akan membantu dokter mengetahui gambaran organ tubuh pasien, dalam kasus ini organ otak.

  • Magnetic Resonance Imaging (Pencitraan Resonansi Magnetik)

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan gelombang radio dan teknologi magnet. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran organ otak sehingga mempermudah dokter untuk mendiagnosis.

Selain itu, dokter juga kemungkinan akan melakukan pemeriksaan darah untuk memperoleh informasi mengenai kadar hormon di dalam tubuh pasien.

Baca JugaHippocampus, Bagian Otak yang Berperan Penting untuk Mengingat

Pengobatan Empty Sella Syndrome

Jika pasien terbukti menderita penyakit langka ini tetapi tidak mengalami gejala tertentu, tidak terjadi perubahan berarti pada kelenjar pituitari, dan fungsi hormon tidak terganggu, pengobatan khusus tidak diperlukan. Dokter hanya akan memantau kondisi pasien.

Pengobatan baru akan diberikan jika pasien mengalami penyusutan kelenjar pituitari yang dapat mengganggu keseimbangan hormon dan mengalami sejumlah gejala.

Jika kelenjar pituitari terdampak, penanganan untuk mengembalikan fungsi hormon harus diberikan.

Dokter juga akan memberikan pengobatan lain sesuai dengan gejala yang dialami oleh pasien, misalnya:

  • Obat antinyeri untuk meredakan gejala sakit kepala.
  • Obat-obatan yang menekan pembentukan prolaktin (misalnya bromokriptin) untuk mengatasi kadar prolaktin tinggi yang mengganggu fungsi indung telur maupun buah zakar.

Selain itu, jika pasien mengalami kebocoran cairan serebrospinal melalui hidung, tindakan pembedahan mungkin perlu dilakukan.

Itu dia penjelasan seputar empty sella syndrome. Apabila Anda mengalami gejala yang menyerupai kondisi ini, segera periksakan kondisi ke dokter untuk memperoleh diagnosis dan penanganan yang tepat.

 

  1. Anonim. 2022. Pituitary Gland. https://my.clevelandclinic.org/health/body/21459-pituitary-gland#. (Diakses pada 25 Juli 2022).
  2. Anonim. Empty Sella Syndrome. https://rarediseases.org/rare-diseases/empty-sella-syndrome/. (Diakses pada 25 Juli 2022).
  3. Anonim. Empty Sella Syndrome. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/empty-sella-syndrome. (Diakses pada 25 Juli 2022).
  4. Anonim. Empty Sella Syndrome. https://www.pituitary.org.uk/information/pituitary-conditions/empty-sella-syndrome/. (Diakses pada 25 Juli 2022).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi