Terbit: 21 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Kulit kemerahan disertai adanya benjolan-benjolan kecil seperti jerawat dikenal sebagai rosacea. Kenali lebih jauh seputar penyakit ini melalui ulasan berikut.

Rosacea: Gejala, Penyebab, Jenis, dan Pengobatan

Apa itu Rosacea?

Rosacea adalah penyakit peradangan kulit kronis yang biasanya terjadi di bagian wajah tertentu. Penyakit ini umumnya ditandai dengan kulit kemerahan dan benjolan kecil.

Kemerahan pada wajah tersebut bisa menyebar ke bagian wajah lainnya. Tidak hanya wajah, penyebaran rosacea bahkan bisa mencapai telinga, dada, dan punggung.

Penyakit rosacea bisa menimpa siapa saja, tetapi paling sering dialami oleh wanita berkulit putih. Orang berkulit gelap dan anak-anak jarang mengalaminya.

Jumlah kasus kejadian penyakit ini terbilang tinggi, terutama di kalangan ras kulit putih. Namun, tak jarang dokter salah mendiagnosis sehingga tingkat kejadian rosacea bisa jadi lebih tinggi dari yang telah dilaporkan.

Sering kali orang menyalahartikan rosacea sebagai jerawat. Akibatnya, ada persepsi kalau kondisi ini termasuk salah satu dari tipe jerawat wajah.

Namun, suatu hal yang keliru jika menganggap rosacea adalah jerawat, eksim, atau reaksi alergi kulit. Rosacea bukanlah sebuah jerawat meskipun gejala keduanya hampir mirip.

Jenis-jenis Penyakit Rosacea

Ada 4 jenis rosacea. Setiap jenisnya memiliki gejala yang agak berbeda. Sebagai catatan, tidak menutup kemungkinan bagi seseorang untuk menderita lebih dari satu jenis penyakit kulit ini.

Berikut ini adalah jenis-jenis rosacea yang sebaiknya diketahui:

1. Erythematotelangiectatic Rosacea (ETR)

Erythematotelangiectatic rosacea juga dikenal sebagai rosacea tipe 1. Ini adalah jenis yang paling dikenal oleh kebanyakan orang.

Orang yang mengalaminya dapat mengalami kemerahan pada wajah sampai pembuluh darahnya terlihat.

2. Papulopustular Rosacea

Tipe kedua inilah yang sering kali disebut sebagai acne rosacea karena gejalanya tampak seperti jerawat. Akan tetapi, kondisi ini jelas bukan jerawat.

Jenis rosacea yang satu ini sering kali menyebabkan noda yang besar dan menyakitkan. Wanita paruh baya lebih rentan mengalaminya.

3. Rhinophyma Rosacea

Jenis ketiga ini cukup jarang terjadi, tetapi sering kali dialami oleh kaum pria. Selain itu, tipe yang satu ini juga sering menyertai tipe rosacea yang lain.

Gejala yang umum dirasakan berupa penebalan kulit di hidung sehingga tekstur kulit seperti bergelombang.

4. Ocular Rosacea

Rosacea jenis ini terpusat di sekitar mata. Kondisi ini menyebabkan peradangan, baik di dalam mata, kelopak mata, maupun kulit di sekitar mata.

Oleh karena itu, penderita bisa mengalami mata memerah, iritasi, dan kelopak mata membengkak.

Baca JugaMengenal Rinofima, Penyakit Kulit yang Membuat Hidung Membesar

Gejala Rosacea

Gejala yang umum terjadi pada kebanyakan penderita rosacea adalah kulit kemerahan. Namun, setiap jenisnya memiliki beberapa gejala yang khas. Berikut ini adalah penjelasannya.

1. Gejala Erythematotelangiectatic Rosacea

Beberapa gejala erythematotelangiectatic rosacea, antara lain:

  • Kulit wajah kemerahan di bagian tertentu.
  • Pembuluh darah di wajah terlihat.
  • Kulit membengkak.
  • Kulit menjadi sensitif.
  • Sensasi terbakar atau tersengat.
  • Kulit kering dan bersisik.
  • Kulit wajah mudah memerah.

2. Gejala Papulopustular Rosacea

Beberapa gejala papulopustular rosacea, di antaranya:

  • Terdapat banyak bintil kecil seperti jerawat.
  • Pembuluh darah di wajah terlihat.
  • Ada sensasi terbakar atau tersengat.
  • Kulit wajah berminyak.
  • Timbul bercak-bercak di kulit.

3. Gejala Rhinophyma Rosacea

Gejala rhinophyma rosacea, antara lain:

  • Penebalan kulit, terutama di bagian hidung dan diikuti di bagian lain.
  • Tekstur kulit bergelombang.
  • Nampak pembuluh darah yang pecah.
  • Pori-pori wajah membesar.
  • Kulit wajah berminyak.

4. Gejala Ocular Rosacea

Beberapa gejala ocular rosacea, antara lain:

  • Kulit memerah.
  • Mata sangat kering dan gatal.
  • Mata sensitif terhadap cahaya.
  • Mata terasa seperti berpasir.
  • Mata terasa terbakar atau tersengat.
  • Terlihat pembuluh darah pecah di kelopak mata.
  • Terdapat kista pada kelopak mata.
  • Penurunan ketajaman penglihatan.

Penyebab Rosacea

Penyebab pasti penyakit kulit ini masih belum diketahui. Akan tetapi, kejadian rosacea terkait dengan beberapa hal, seperti:

1. Sistem Kekebalan Tubuh

Penelitian menemukan bahwa penderita rosacea terkait bakteri tertentu. Bakteri tersebut menyebabkan sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan sehingga timbulah kemerahan di wajah.

2. Bakteri

Penyebab rosacea berikutnya berkaitan dengan kemunculan bakteri H. pylori di usus. Keberadaan bakteri tersebut mengundang respons terhadap hormon pencernaan. Akibatnya, kulit wajah menjadi kemerahan.

3. Tungau

Serangga berukuran kecil ini sebenarnya tidak berbahaya jika masih berjumlah sedikit. Akan tetapi, bisa merugikan bila jumlahnya lebih banyak dari biasanya. Jumlah tungau yang berlebihan bisa mengiritasi kulit wajah dan munculah rosacea.

4. Masalah Pembuluh Darah di Wajah

Wajah yang terus terpapar sinar matahari bisa mengakibatkan pelebaran dan kerusakan pada pembuluh darah sehingga akan mudah terlihat.

5. Penggunaan Cathelicidin

Cathelicidin adalah sebuah zat mengandung protein yang biasa digunakan untuk melindungi kulit dari infeksi. Pemakaiannya ternyata bisa menyebabkan rosacea secara tidak langsung.

Baca JugaMengenal Jerawat Hiperandrogen dan Cara untuk Mengatasinya

Faktor Risiko Rosacea

Berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko Anda mengalami penyakit kulit ini:

  • Wanita dewasa.
  • Ras kulit putih (Eropa Utara) dan keturunannya.
  • Sering terpapar sinar matahari.
  • Berusia antara 30-50 tahun.
  • Memiliki kebiasaan merokok.
  • Riwayat keluarga rosacea.
  • Memiliki banyak jerawat, terlebih bila parah.

Selain itu, ada beberapa hal yang bisa memicu rosacea menjadi lebih buruk, di antaranya:

  • Makanan atau minuman panas.
  • Makanan pedas.
  • Minuman berkafein.
  • Susu dan produk turunannya.
  • Suhu ekstrem.
  • Berjemur di bawah terik matahari.
  • Stres, cemas, marah, malu.
  • Olahraga berat dan intensitas tinggi.
  • Mandi air panas.
  • Pemakaian obat kortikosteroid.
  • Mengonsumsi alkohol.

Diagnosis Rosacea

Ada tindakan tertentu yang akan dilakukan oleh dokter untuk menegakkan diagnosis rosacea. Dokter akan menggali informasi kesehatan pasien dan melakukan pemeriksaan fisik kulit.

Jika diperlukan, pasien akan menjalani beberapa tes untuk mengeliminasi kemungkinan masalah dermatitis lainnya, seperti jerawat, eksim, alergi, psoriasis, dan lainnya. 

Apabila pasien mengalami ocular rosacea, maka pemeriksaan mata perlu dilakukan.

Pengobatan Rosacea

Belum ditemukan obat untuk menyembuhkan penyakit rosacea. Namun, ada sejumlah perawatan yang dapat membantu meredakan gejalanya agar tidak semakin buruk.

Tindakan pengobatan yang dapat diberikan, antara lain:

1. Obat-obatan

Obat rosacea bersifat simptomatik, yaitu hanya meredakan gejalanya dan bukan menyembuhkan penyakitnya. Obat ini bisa berbentuk topikal dan oral. Obat-obatan tersebut, di antaranya:

  • Obat antibiotik, seperti doxycycline dan metronidazole untuk membunuh bakteri pada kulit sehingga gejala kemerahan dan pembengkakan pada kulit bisa berkurang.
  • Obat jerawat, seperti oxytetracycline. Obat ini berguna untuk meredakan bintik-bintik yang menyerupai jerawat dan kemerahan pada kulit.
  • Obat tetes mata dan antibiotik, dapat membantu menangani ocular rosacea.

2. Terapi Laser

Terapi laser bisa membantu mengurangi kemerahan pada kulit akibat pembuluh darah yang membesar. Agar hasilnya maksimal, terapi perlu dilakukan berulang kali.

Baca JugaMacam-Macam Alergi Kulit yang Harus Anda Tahu

Komplikasi Rosacea

Penderita rosacea yang tidak segera menanganinya bisa mengalami beberapa komplikasi tertentu. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi, di antaranya:

  • Pembesaran kelenjar minyak di wajah.
  • Gangguan penglihatan pada ocular rosacea.
  • Perasaan frustasi dan malu.
  • Takut dan khawatir setiap kali ingin mengonsumsi atau menerapkan sesuatu karena bisa menjadi pemicu.
  • Kurang percaya diri.
  • Sulit mendapatkan pekerjaan atau bertahan di kantor.
  • Depresi atau gangguan mental lainnya.

Demikian penjelasan seputar penyakit kulit rosacea. Penyakit ini tidak bisa dicegah karena penyebabnya pun belum diketahui secara pasti. Namun, Anda bisa mencegahnya agar tidak berkembang semakin buruk. Caranya yaitu dengan segera melakukan beberapa perawatan dan menghindari pemicunya.

 

  1. Anonim. 2020. Rosacea: Understanding the 4 Types & Treatment Options. https://www.usdermatologypartners.com/blog/4-types-of-rosacea/. (Diakses pada 21 September 2022).
  2. Anonim. 2021. Rosacea. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/rosacea/symptoms-causes/syc-20353815. (Diakses pada 21 September 2022).
  3. Cobb, Cynthia. 2019. Rosacea: Types, Causes, and Remedies. https://www.healthline.com/health/skin/rosacea. (Diakses pada 21 September 2022).
  4. Watson, Stephanie. 2021. What Is Rosacea? https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/understanding-rosacea-basics. (Diakses pada 21 September 2022).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi