Terbit: 24 May 2022 | Diperbarui: 4 November 2022
Ditulis oleh: Wulan Anugrah | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Jerawat hiperandrogen adalah jerawat yang terbentuk ketika kadar hormon androgen meningkat di dalam tubuh. Kenali lebih jauh seputar kondisi ini melalui ulasan berikut!

Mengenal Jerawat Hiperandrogen dan Cara untuk Mengatasinya

Kaitan Hiperhandrogen dengan Jerawat

Androgen adalah sekumpulan hormon seks. Hormon ini memainkan peran penting pada masa pubertas, menjaga kesehatan reproduksi, dan membantu dalam perkembangan tubuh.

Hormon ini diproduksi oleh wanita dan pria. Namun, pria lebih banyak memproduksi androgen ketimbang wanita. Testosteron adalah androgen yang paling umum. 

Kelebihan hormon androgen (hiperandrogen) dapat mengakibatkan berbagai gejala. Salah satu yang cukup mengganggu adalah timbulnya jerawat.

Penelitian terkait hiperandrogen dengan jerawat telah dilakukan pada tahun 1984 silam. Studi ini melibatkan wanita yang dipilih secara acak, kemudian dokter kulit akan mengevaluasi secara berurutan berbagai keluhan dermatologis pada partisipan.

Hasilnya, peningkatan kadar testosteron serum di dalam tubuh ternyata berhubungan dengan jerawat, terlepas dari apakah ini keluhan utama atau hanya kebetulan semata.

Dengan kata lain, meningkatnya hormon testosteron berkaitan dengan adanya jerawat.

Baca Juga: Cara Mengatasi Jerawat Meradang (Medis dan Alami)

Lebih Jauh Mengenai Jerawat Hiperandrogen

Jerawat hiperandrogen tidak hanya timbul akibat kadar androgen yang berlebih dalam tubuh. Faktanya, saat kadar hormon ini normal, tetapi kelenjar minyak lebih sensitif, jerawat dapat timbul.

Hormon androgen mampu meningkatkan produksi kelenjar minyak. Seperti yang diketahui, meningkatnya kelenjar minyak dapat memicu munculnya jerawat.

Jerawat hiperandrogen biasanya muncul sangat parah dan sulit untuk disembuhkan. Kondisi ini juga rentan menimpa wanita usia produktif. Pada beberapa kasus, sekitar 10-20 persen wanita usia reproduktif mengalami kelebihan kadar androgen.

Kondisi tersebut dapat terjadi akibat perubahan hormon terus-menerus pada wanita setiap bulannya.

Jerawat dapat tersebar di seluruh wajah, seperti di pipi, dagu, rahang, dan leher bagian atas.

Timbulnya jerawat hiperandrogen juga dapat meningkat pada orang dengan berbagai kondisi berikut:

  • Polycystic ovarian syndrome (PCOS).
  • Hirsutisme idiopatik.
  • Hiperplasia adrenal kongenital klasik dan nonklasik (CAH).
  • Tumor ovarium dan adrenal.
  • Penyakit Cushing.
  • Obat-obatan tertentu.

Apakah Jerawat Hiperandrogen Berbahaya?

Kemunculan jerawat ini sebaiknya tidak disepelekan. Pasalnya, orang dengan kondisi ini bisa mengalami perubahan mood dan penurunan rasa percaya diri.

Bahkan, jika sudah dalam tahap yang sangat serius, orang yang memiliki jerawat hiperandrogen juga bisa mengalami gangguan kecemasan hingga depresi.

Apabila dibiarkan begitu saja, kesehatan mental penderita bisa terganggu. Penderita juga berisiko mengalami depresi berat hingga memicu keinginan untuk bunuh diri.

Selain masalah jerawat, kadar androgen berlebih di dalam tubuh juga sebaiknya Anda waspadai. Pasalnya, ada berbagai gangguan kesehatan yang dapat terjadi sebagai akibatnya, seperti:

  • Hirsutisme.
  • Obesitas.
  • Diabetes tipe 2.
  • Kebotakan.
  • Menstruasi tidak teratur.
  • Infertilitas (tidak subur).
  • Klitoris membesar.
  • Hidradenitis suppurativa.

Baca Juga: Antibiotik Ampuh untuk Hilangkan Jerawat dan Cara Mempersingkat Penggunaannya

Cara Mengatasi Jerawat Hiperandrogen

Meski sulit, bukan berarti tidak ada cara untuk mengatasi jerawat hiperandrogen. Berbeda dengan cara mengobati jerawat pada umumnya, ada perawatan lain yang harus Anda lakukan untuk menghilangkan jerawat ini.

Secara umum, pengobatan jerawat ini sama dengan jerawat pada umumnya, misalnya obat jerawat dan antibiotik.

Berbagai perawatan untuk jerawat hiperandrogen, di antaranya:

  • Retinoid topikal.
  • Antimikroba topikal (benzoil peroksida).
  • Antibiotik topikal (eritromisin, klindamisin, sulfacetamide, dapson).
  • Isotretinoin oral.

Selain itu, menurut penelitian, terapi hormonal kombinasi dapat menjadi cara aman dan efektif untuk menangani keluhan jerawat hiperandrogen.

Terapi hormonal kombinasi pada umumnya terdapat di kontrasepsi oral kombinasi. Selain jenis, isi kandungannya pun berbeda-beda. Oleh karena itu, sebaiknya pahami dulu sebelum menggunakannya atau konsultasikan dengan dokter Anda sebelum menggunakannya.

Berbagai kandungan dalam kontrasepsi oral kombinasi, di antaranya progestin, desogestrel, drospirenon, etinilestradiol, levonorgestrel, norgestimate, dan siproteron asetat (CPA).

Nah, yang memiliki manfaat untuk mengatasi jerawat hiperandrogen adalah kombinasi etinilestradiol dan siproseton asetat (CPA).

Kombinasi tersebut bekerja dengan cara menekan kelenjar minyak agar tidak berproduksi secara berlebihan sehingga kemunculan jerawat bisa dicegah.

Perlu diingat, pengobatan jerawat hiperandrogen tidak akan menunjukkan hasil yang instan. Butuh waktu sekitar 3 bulan untuk memperoleh hasil pengobatan.

Kendati demikian, lamanya kesembuhan akan bergantung pada kondisi pasien dan efektivitas obat yang disarankan oleh dokter.

Jika mengalami jerawat yang parah, bahkan hingga menghambat aktivitas sehari-hari, jangan tunda untuk segera berkonsultasi kepada dokter kulit.

 

  1. Anonim. Androgens. https://my.clevelandclinic.org/health/articles/22002-androgens. (Diakses pada 24 Mei 2022).
  2. Anonim. Hirsutism. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hirsutism/symptoms-causes/syc-20354935. (Diakses pada 24 Mei 2022).
  3. Evans, M. Blake., & Hill, Micah. 2016. Hyperandrogenism: Acne and Hirsutism. https://link.springer.com/referenceworkentry/10.1007%2F978-3-319-17002-2_40-1. (Diakses pada 24 Mei 2022).
  4. Held, Beverly, L. 1984. Acne and Hyperandrogenism. https://www.jaad.org/article/S0190-9622(84)70026-0/pdf. (Diakses pada 24 Mei 2022).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi