Rakitis atau rickets adalah kondisi di mana tulang lunak dan lemah yang menyebabkan gagal tumbuh. Penyakit ini biasanya terjadi pada anak-anak. Simak penjelasan mengenai gejala hingga pencegahannya di bawah ini.
Apa itu Rakitis?
Rakitis adalah kelainan tulang yang menyebabkannya melunak dan melemah akibat kekurangan vitamin D, kalsium, atau fosfat. Ketiganya merupakan nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tulang untuk dapat tumbuh kuat dan sehat.
Selain tulang yang menjadi lemah dan lunak, kondisi ini juga menyebabkan pertumbuhan tulang terhambat. Dalam kasus yang lebih parah, rakitis juga dapat mengakibatkan kelainan pada bentuk tulang.
Gejala Rakitis
Kemunculan gejala setiap orang bisa berbeda-beda, namun beberapa tanda yang umum terjadi, antara lain:
- Rasa sakit atau nyeri pada tulang lengan, kaki, panggul, atau tulang belakang.
- Pertumbuhan terhambat dan tubuh pendek.
- Patah tulang.
- Kram otot.
- Keterlambatan pembentukan gigi.
- Lubang pada enamel gigi.
- Abses gigi.
- Cacat pada struktur gigi.
- Peningkatan jumlah rongga gigi.
- Tengkorak berbentuk aneh.
- Benjolan di tulang rusuk.
- Tulang dada menonjol.
- Tulang belakang melengkung.
- Kelainan panggul.
- Kelainan bentuk kaki.
- Kadar kalsium rendah dalam darah.
Kapan Harus ke Dokter?
Apabila Anda atau anak mengalami satu atau lebih ciri-ciri penyakit rakitis yang disebutkan di atas, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Rakitis pada anak jika tidak diatasi dengan baik dapat menyebabkannya memiliki perawakan sangat pendek hingga dewasa. Kecacatan yang disebabkan oleh kondisi ini dapat bersifat permanen.
Penyebab Rakitis
Kondisi ini dapat terjadi jika tubuh anak tidak mendapatkan cukup nutrisi tertentu yang membantu pembentukan tulang. Hal ini mengakibatkan tubuh memproduksi hormon yang menyebabkan kalsium dan fosfat dilepaskan dari tulang. Pada akhirnya, inilah yang menyebabkan tulang lemah dan lunak.
Berikut ini adalah beberapa penyebab rakitis, di antaranya:
1. Kekurangan Vitamin D
Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan penyerapan kalsium yang berasal dari asupan makanan terganggu. Ketika hal ini terjadi, kadar kalsium dalam darah menjadi lebih rendah dan menyebabkan kelainan bentuk tulang dan gigi; serta masalah saraf dan juga otot.
Kekurangan vitamin D adalah penyebab yang paling umum ditemui, sekaligus menjadi penyebab yang paling mudah dihindari. Rakitis akibat kekurangan vitamin D bisa dicegah dengan cara mengubah pola makan dan menambahkan asupan vitamin D yang berasal dari makanan.
2. Kelainan Penyerapan Vitamin dan Mineral
Selain karena kekurangan asupan vitamin D, rakitis juga dapat disebabkan oleh masalah penyerapan vitamin dan mineral, terutama yang dibutuhkan oleh tulang. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kondisi medis tertentu. Masalah kesehatan yang memengaruhi penyerapan vitamin D, antara lain:
- Gangguan ginjal.
- Gangguan hati.
- Penyakit radang usus.
- Penyakit celiac.
- Cystic fibrosis.
3. Kelainan Genetik
Rakitis yang terkait dengan kelainan genetik disebut dengan rakitis hipofosfatemik. Kondisi ini merupakan kesalahan genetik langka yang menyebabkan ginjal tidak memproses fosfat dengan baik. Rendahnya kadar fosfat dalam darah dapat menyebabkan tulang menjadi lemah dan lunak.
Baca Juga: 13 Kelainan pada Tulang dan Cara Menjaga Tulang Sehat
Faktor Risiko
Meskipun rakitis paling umum terjadi pada anak-anak, orang dewasa juga tetap dapat berpotensi terkena kondisi ini. Selain faktor usia, masih banyak faktor lain yang dapat meningkatkan risiko rakitis, di antaranya:
1. Kekurangan Vitamin D selama Kehamilan
Selama masa kehamilan, asupan nutrisi ibu harus dijaga karena akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan janin. Apabila ibu hamil mengalami defisiensi vitamin D selama kehamilan, bayi dapat lahir dengan gejala rakitis atau penyakit ini dapat berkembang beberapa bulan setelah kelahiran.
2. Kekurangan Kalsium
Selain karena kekurangan vitamin D, kekurangan asupan kalsium juga berpotensi menyebabkan rakitis karena kalsium adalah mineral utama yang dibutuhkan tulang. Asupan kalsium paling banyak terkandung dalam produk susu, kedelai serta olahannya, sayuran hijau, dan kacang-kacangan.
3. Bayi Lahir Prematur
Bayi yang lahir prematur juga cenderung memiliki kadar vitamin D lebih rendah sehingga berpotensi mengembangkan rakitis. Hal ini disebabkan karena bayi memiliki waktu lebih sedikit untuk mendapatkan nutrisi dari ibu selama di kandungan.
4. ASI Eksklusif
Pemberian ASI eksklusif memang baik untuk sebagian bayi, tapi bayi yang mendapatkan ASI eksklusif biasanya berpotensi kekurangan vitamin D karena ASI mengandung sedikit vitamin D yang dibutuhkan oleh bayi. Umumnya bayi yang diberikan ASI eksklusif harus mendapatkan tambahan asupan vitamin D dalam bentuk tetes.
5. Warna Kulit
Orang yang memiliki kulit gelap lebih berisiko terkena kondisi ini. Kulit yang gelap memiliki lebih banyak pigmen melanin. Banyaknya pigmen melanin justru menurunkan kemampuan kulit untuk menghasilkan vitamin D dari sinar matahari.
Sedangkan seseorang yang berkulit cenderung lebih terang justru memiliki kemampuan lebih untuk menghasilkan vitamin D dari sinar matahari.
6. Penggunaan Obat-obatan Tertentu
Penggunaan beberapa obat-obatan juga dapat memberikan efek samping berupa terganggunya penyerapan vitamin D. Jenis obat-obatan yang dimaksud adalah seperti obat antiretroviral (ARV) yang digunakan untuk mengobati infeksi HIV dan obat anti-kejang.
7. Lokasi Geografis
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, paparan sinar matahari dibutuhkan untuk mendukung kulit menghasilkan vitamin D. Orang yang tinggal di daerah dengan lebih sedikit terpapar matahari tentunya lebih berpotensi kekurangan vitamin D.
8. Riwayat Keluarga
Jenis rakitis hipofosfatemik dapat diturunkan melalui gen. Hal ini membuat seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi ini memiliki potensi untuk mengalami kondisi serupa.
9. Malnutrisi
Malnutirisi atau gizi buruk adalah kondisi di mana tubuh tidak mendapatkan cukup nutrisi, banyak di antara nutrisi tersebut adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh tulang. Kondisi ini bisa disebabkan oleh pola makan yang buruk, masalah pencernaan, atau kondisi medis lainnya.
10. Kemiskinan
Kemiskinan juga sering dikaitkan sebagai salah satu faktor risiko rakitis, karena pada dasarnya kemiskinan juga sangat berkaitan erat dengan kondisi seperti gizi buruk. Kemiskinan menyebabkan akses nutrisi yang memadai untuk anak menjadi terbatas.
Diagnosis Rakitis
Diagnosis dapat dilakukan setelah melewati beberapa tahapan pemeriksaan. Pertama-tama dokter melakukan wawancara untuk menanyakan keluhan gejala dan riwayat kesehatan secara keseluruhan. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan lainnya untuk mendukung diagnosis penyakit ini.
Berikut ini beberapa pemeriksaan untuk diagnosis rakitis, di antaranya:
1. Pemeriksaan Fisik
Dokter akan memeriksa rasa nyeri pada tulang dengan cara menekannya secara ringan. Ketika penyakit ini terjadi pada anak, dokter akan memeriksa beberapa bagian tulang anak, khususnya pada bagian:
- Tengkorak bayi yang lebih lunak dan menyebabkan pembentukan ubun-ubun terjadi lebih lambat.
- Kaki bengkok bisa jadi merupakan kondisi normal, tapi kaki yang bengkok secara berlebihan dapat menjadi indikasi rakitis.
- Kelainan pada tulang rusuk yang kemudian menyebabkan tulang dada menonjol.
- Memiliki pergelangan tangan dan kaki yang lebih besar dan tebal.
2. Tes Darah
Tes darah dilakukan untuk mengukur kadar kalsium dan fosfor dalam darah. Selain ditunjukkan dengan kadar kalsium dan fosfor yang rendah dalam darah, rakitis juga mungkin ditandai dengan kadar enzim alkali fosfatase yang tinggi dalam darah.
3. Rontgen
Pemeriksaan lain yang akan disarankan oleh dokter adalah sinar-X atau rontgen. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat hilangnya kalsium pada tulang dan untuk melihat perubahan struktur atau bentuk tulang.
4. Biopsi Tulang
Biopsi tulang adalah prosedur pemeriksaan yang melibatkan pengangkatan sedikit jaringan tulang untuk diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan ini dapat mendukung diagnosis namun cenderung jarang digunakan karena umumnya biopsi dilakukan untuk diagnosis kanker.
Pengobatan Rakitis
Biasanya pengobatan berfokus pada peningkatan asupan kalsium, fosfat, dan juga vitamin D. Pemberian obat tertentu juga mungkin dilakukan apabila kondisi ini didasari kondisi medis tertentu.
Berikut ini adalah berbagai langkah untuk mengatasi rakitis, antara lain:
1. Memenuhi Kebutuhan Vitamin D
Dokter mungkin akan menyarankan agar anak mendapatkan paparan sinar matahari lebih. Asupan makanan yang kaya vitamin D juga direkomendasikan seperti ikan, hati, susu, dan telur.
Penggunaan suplemen vitamin D sebagai pendukung juga mungkin dilakukan, namun harus dilakukan di bawah pengawasan dokter karena kelebihan asupan vitamin ini juga dapat berbahaya bagi tubuh.
2. Brace Penyangga Tulang
Alat ini mungkin dibutuhkan apabila terdapat kasus kelainan bentuk tulang belakang. Penggunaan penyangga tulang bertujuan agar posisi tubuh anak normal selama masa pertumbuhan tulang.
3. Obat-obatan dan Suplemen Lain
Apabila rakitis disebabkan oleh kelainan gen, mungkin dokter akan meresepkan beberapa jenis obat dan suplemen. Sementara jika disebabkan oleh berbagai masalah medis lain seperti gangguan hati atau gangguan ginjal, kondisi medis tersebut juga harus segera ditangani dengan baik agar kondisinya tidak memburuk.
Baca Juga: 5 Vitamin untuk Tulang dan Otot yang Mencegah Osteoporosis
Komplikasi Rakitis
Jika tidak mendapatkan pengobatan, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi, meliputi:
- Gagal tumbuh.
- Tulang belakang melengkung tidak normal.
- Deformitas (kelainan bentuk tulang tulang).
- Cacat gigi.
- Kejang.
Pencegahan Rakitis
Pencegahan penyakit rakitis dapat dilakukan dengan menjaga asupan vitamin D yang cukup. Mengukur kebutuhan vitamin D sedikit lebih sulit dilakukan karena vitamin yang disintesis di kulit melalui sinar matahari sulit untuk diukur.
Seseorang yang tinggal di daerah dengan sedikit terpapar sinar matahari mungkin membutuhkan tambahan asupan vitamin D untuk mencegah kondisi ini.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah rakitis, antara lain:
- Mengonsumsi makanan tinggi vitamin D dan produk lainnya yang diperkaya vitamin D seperti susu, sereal, dan banyak produk lainnya.
- Pemberian suplemen vitamin D harian.
- Berjemur di bawah sinar matahari sesering mungkin.
Meskipun berjemur di bawah sinar matahari bagus untuk pembentukan vitamin D, namun paparan sinar ultraviolet berlebihan dapat membakar kulit dan meningkatkan risiko kanker kulit. Jadi, pastikan tidak berjemur berlebihan.
- Anonim. 2021. Rickets and osteomalacia. https://www.nhs.uk/conditions/rickets-and-osteomalacia/. (Diakses pada 15 Agustus 2019)
- Anonim. 2021. Rickets. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/rickets/symptoms-causes/syc-20351943. (Diakses pada 15 Agustus 2019)
- Brunner, Stephanie. 2020. Everything you need to know about rickets. https://www.medicalnewstoday.com/articles/176941. (Diakses pada 15 Agustus 2019)
- Cafasso, Jacquelyn. 2019. Rickets. https://www.healthline.com/health/rickets. (Diakses pada 15 Agustus 2019)
- Weishaupt, Jeffrey. 2021. What to Know About Rickets. https://www.webmd.com/children/what-to-know-rickets. (Diakses pada 31 Oktober 2022)