Terbit: 19 May 2023 | Diperbarui: 22 May 2023
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Gejala rabies memiliki tanda yang mirip dengan flu, disertai rasa tidak nyaman seperti demam atau sakit kepala. Waktu antara pajanan serta munculnya tanda rabies disebut masa inkubasi. Kondisi ini bisa berlangsung selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.

Rabies: Gejala pada Manusia, Faktor Risiko, dan Tahapannya

Gejala Rabies pada Manusia

Pada dasarnya, gejala penyakit rabies tidak muncul dengan segera karena virus rabies bisa ada di dalam tubuh selama 1 hingga 3 bulan. Gejala awal rabies pada manusia akan muncul begitu virus melewati sistem saraf pusat dan memengaruhi otak.

Gejala rabies pertama yang dapat menjadi pertanda bahwa ada sesuatu yang bermasalah adalah munculnya demam. Selain demam, kesemutan atau rasa terbakar di lokasi luka bisa juga dirasakan. Saat virus sudah menyebar melalui sistem saraf pusat, Anda akan mengalami gejala lanjutan yang lebih parah, antara lain:

  • Sakit kepala.
  • Sulit untuk tidur (insomnia).
  • Mudah gelisah atau kebingungan.
  • Kesulitan menelan.
  • Menjadi takut akan air (hydrophobia).
  • Produksi air liur berlebihan.
  • Ketidakmampuan untuk menggerakan beberapa bagian tubuh.

Memahami Tahapan Gejala Rabies pada Manusia

Apabila penderita rabies mengalami gejala lanjutan seperti di atas, hal itu menunjukan bahwa kondisi sudah memburuk. Bahkan, rabies dapat menyebabkan kelumpuhan, koma, hingga menjadi penyebab kematian.

Perlu diketahui bahwa penyakit rabies dapat berkembang dalam empat tahap berbeda. Berikut penjelasannya:

1. Masa Inkubasi

Masa inkubasi adalah waktu sebelum gejala rabies muncul. Biasanya berlangsung dari 3 hingga 12 minggu, tetapi bisa memakan waktu hanya 5 hari atau lebih dari 2 tahun. Semakin dekat gigitan ke otak, semakin cepat efeknya akan muncul.

Pada saat gejala rabies muncul, virus ini bisa sangat mengancam kondisi kesehatan. Siapapun yang terpapar virus harus segera mencari bantuan medis tanpa menunggu gejala.

Baca Juga: Bolehkah Penderita Asma Memiliki Hewan Peliharaan?

2. Masa Prodromal

Masa prodromal memiliki gejala awal seperti flu, berikut adalah beberapa gejala yang mudah dikenali, antara lain:

  • Muncul demam, suhu tubuh 38 derajat Celcius atau lebih.
  • Sakit tenggorokan dan muncul batuk.
  • Mual dan muntah.
  • Rasa tidak nyaman di lokasi gigitan.

Perlu diketahui, bahwa beberapa gejala di atas bisa bertahan 2 sampai 10 hari, dan kondisi ini bisa memburuk dari waktu ke waktu.

3. Periode Neurologis Akut

  • Kelumpuhan parsial, kejang otot tak disengaja, dan otot leher kaku kejang.
  • Hiperventilasi atau kesulitan bernapas.
  • Menghasilkan banyak air liur.
  • Takut air karena kesulitan menelan.
  • Halusinasi, sering mengalami mimpi buruk, dan sulit tidur.
  • Priapisme atau ereksi permanen pada pria.
  • Fotofobia atau ketakutan akan cahaya.

Menjelang akhir fase ini, pernapasan menjadi cepat dan tidak konsisten.

4. Koma

Gejala rabies yang satu ini adalah yang paling berbahaya, karena hanya dalam hitungan jam seseorang bisa meninggal—kecuali penderita menggunakan ventilator. Meski begitu, jarang seseorang dapat pulih dengan optimal jika sudah berada di tahap ini.

Baca Juga: 7 Hewan Pengisap Darah yang Bisa Membahayakan Kesehatan

Faktor Risiko Terjangkit Rabies

Setelah Anda mendapatkan penjelasan lengkap mengenai gejala rabies seperti di atas, terdapat situasi tertentu yang membuat seseorang berisiko lebih tinggi mengalami rabies, di antaranya:

  • Tinggal di daerah yang dihuni oleh kelelawar. Meskipun anjing bertanggung jawab atas sebagian besar kasus rabies di seluruh dunia, kelelawar adalah penyebab sebagian besar kematian akibat rabies.
  • Tinggal di daerah yang mudah mendapat kontak dari hewan liar.
  • Berusia dibawah 15 tahun (rabies paling sering terjadi di kelompok umur ini).

Bisakah Rabies Disembuhkan?

Setelah terpapar virus rabies, Anda dapat melakukan serangkaian suntikan untuk mencegah infeksi tidak terjadi. Imunoglobulin rabies adalah yang pertama-tama diberikan untuk melawan infeksi.

Setelah itu, pemberian vaksin rabies adalah kunci untuk menghindari virus. Vaksin bisa diberikan dalam lima kali suntikan selama 14 hari. Protokol ini dikenal sebagai post-exposure prophylaxis.

Waktu yang Tepat untuk Mendapatkan Pertolongan Medis

Segera cari perawatan medis jika Anda digigit oleh binatang apa pun atau terpapar dengan hewan yang diduga menderita rabies.

Berdasarkan kondisi cedera dan situasi di mana paparan virus terjadi, dokter dapat memutuskan apakah Anda harus mendapatkan perawatan untuk mencegah rabies atau tidak.

 

  1. Anonim. Rabies. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/rabies/symptoms-causes/syc-20351821. (Diakses pada 23 September 2019).
  2. Anonim. What Is Rabies?. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/what-is-rabies#1. (Diakses pada 23 September 2019).
  3. Anonim. What are the signs and symptoms of rabies. https://www.cdc.gov/rabies/symptoms/index.html. (Diakses pada 23 September 2019).
  4. Johnson, Shannon. 2015. Rabies. https://www.healthline.com/health/rabies#treatment. (Diakses pada 23 September 2019).
  5. Newman, Tim. 2017. What you need to know about rabies. https://www.medicalnewstoday.com/articles/181980.php. (Diakses pada 23 September 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi