Terbit: 6 January 2023
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Prediabetes adalah kondisi ketika gula darah di dalam tubuh lebih tinggi dari batas normal, tetapi tidak cukup tinggi untuk dikategorikan sebagai diabetes tipe 2. Kenali seputar kondisi ini, mulai dari gejala hingga pencegahannya dalam ulasan berikut.

Prediabetes: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

Apa itu Prediabetes?

Normalnya, tubuh akan memproduksi hormon insulin. Fungsi hormon ini adalah memproses gula yang masuk ke dalam tubuh menjadi energi.

Sayangnya, pada orang yang mengalami prediabetes, proses ini tidak berjalan seperti seharusnya. Akibatnya, terjadi penumpukan gula di dalam darah.

Penderita umumnya memiliki kadar gula darah sekitar 100-125 mg/dL sebelum konsumsi makanan apa pun. Ini dikenal sebagai kadar gula darah puasa.

Apabila dibiarkan, kondisi ini bisa berkembang menjadi diabetes tipe 2 dalam kurun waktu 10 tahun. Dengan begitu, Anda lebih berisiko mengalami komplikasi jangka panjang diabetes, seperti masalah pada pembuluh darah, jantung, dan ginjal.

Gejala Prediabetes

Secara umum, kondisi ini tidak akan menunjukan gejala apa pun. Hanya saja, penderita kemungkinan mengalami kulit yang menggelap pada bagian tertentu, seperti leher, ketiak, dan selangkangan.

Selain itu, gejala yang sering kali ditemui pada orang yang mengalami prediabetes, di antaranya:

  • Sering buang air kecil.
  • Kelelahan.
  • Sering merasa lapar dan haus.
  • Penglihatan kabur.
  • Mati rasa atau kesemutan di tangan atau kaki.
  • Sering terkena infeksi.
  • Luka sulit sembuh.
  • Berat badan berkurang.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksakan diri ke dokter setelah mengalami beberapa gejala di atas. Selain itu, apabila memiliki riwayat keluarga dengan diabetes, pertimbangkan untuk melakukan tes gula darah.

Baca JugaMengapa Penderita Diabetes Harus Rutin Kontrol ke Dokter?

Penyebab Prediabetes

Penyebab pasti prediabetes belum diketahui. Namun, kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak dapat memproses gula seperti seharusnya.

Pada tubuh penderita, pankreas tidak memproduksi hormon insulin dalam jumlah cukup. Kalaupun bisa, sel-sel di dalam tubuh tidak dapat menggunakannya dengan baik. Pada akhirnya, kondisi tersebut menyebabkan lonjakan kadar gula di dalam darah.

Faktor Risiko Prediabetes

Sama dengan diabetes tipe 2, seseorang lebih rentan mengalami prediabetes jika memiliki beberapa kondisi di bawah ini:

  • Kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Sering konsumsi makanan olahan atau makanan dan minuman tinggi gula.
  • Kurang aktif bergerak.
  • Berusia 35 tahun ke atas.
  • Riwayat keluarga dengan diabetes.
  • Memiliki ibu dengan riwayat diabetes saat hamil (diabetes gestasional).
  • Etnis tertentu, seperti orang kulit hitam, Hispanik, Indian-Amerika, dan Asia-Amerika.
  • Sindrom ovarium polikistik.
  • Sleep apnea.
  • Kebiasaan merokok tembakau.
  • Tekanan darah tinggi (140/90 mmHg atau lebih).
  • Riwayat penyakit jantung.
  • Kolesterol jahat tinggi, sedang kolesterol baik rendah.
  • Trigliserida tinggi.
  • Ukuran pinggang besar.

Diagnosis Prediabetes

Guna mendiagnosis kondisi ini, dokter akan melakukan satu dari beberapa tes berikut:

1. Tes Gula Darah Puasa

Sebelum melakukan tes ini, dokter terlebih dahulu akan meminta pasien untuk berpuasa atau tidak makan apa pun sepanjang malam; biasanya selama 8 jam.

Setelah itu, dokter akan memeriksa kadar gula darah di dalam tubuh. Hasilnya adalah sebagai berikut:

  • Normal jika gula darah kurang dari 100 mg/dL.
  • Prediabetes jika gula darah berada pada rentang 100-125 mg/dL.
  • Diabetes jika gula darah di angka 126 mg/dL atau lebih tinggi.

2. Tes Toleransi Glukosa (Oral)

Sama dengan tes gula darah puasa, dokter akan meminta pasien untuk berpuasa atau tidak makan apa-apa semalaman.

Pada keesokan harinya, dokter baru melakukan tes toleransi glukosa melalui mulut. Hasil tes adalah sebagai berikut:

  • Normal jika gula darah kurang dari 140 mg/dL setelah tes kedua.
  • Prediabetes jika gula darah berada pada rentang 140-199 mg/dL setelah tes kedua.
  • Diabetes jika gula darah berada di angka 200 mg/dL atau lebih tinggi setelah tes kedua.

3. Tes HbA1C

Tes hemoglobin A1C dilakukan untuk mengetahui kadar gula darah rata-rata selama 2-3 bulan terakhir. Biasanya, dokter akan menganjurkan tes ini pada penderita diabetes untuk mengetahui terkontrol atau tidaknya kadar gula darahnya.

Hasil tes dijabarkan sebagai berikut:

  • Normal jika hasilnya 5.6 persen atau kurang.
  • Prediabetes jika hasilnya 5.7-6.4 persen.
  • Diabetes jika hasilnya 6.5 persen atau lebih.

Tes bisa dilakukan lebih dari satu kali untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Pengobatan Prediabetes

Kondisi ini bisa ditangani dengan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat. Adapun cara yang bisa dilakukan, di antaranya:

  • Konsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang.
  • Jaga berat badan tetap ideal. Jika berat badan berlebih, turunkan berat badan sekitar 5-10 persen.
  • Rutin olahraga selama 30 menit setiap harinya. Lakukan 5 hari dalam seminggu.
  • Hentikan kebiasaan merokok.
  • Jaga tekanan darah dan kolesterol tetap stabil.
  • Gunakan obat-obatan metformin untuk menurunkan gula darah. Konsultasikan kepada dokter terkait penggunaan obat ini jika Anda berisiko terhadap diabetes.
  • Kelola stres dengan baik.

Komplikasi Prediabetes

Prediabetes yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan masalah kerusakan jangka panjang, sekalipun kondisi belum berujung pada diabetes tipe 2.

Jika prediabetes berkembang menjadi diabetes tipe 2, ada sejumlah komplikasi yang bisa terjadi, di antaranya:

  • Tekanan darah tinggi.
  • Stroke.
  • Penyakit jantung.
  • Kolesterol tinggi.
  • Penyakit ginjal.
  • Kerusakan saraf.
  • Penyakit hati berlemak.
  • Kerusakan pada mata, termasuk kebutaan.
  • Amputasi.

Baca JuganWaspada, Ini 9 Komplikasi Jangka Panjang Akibat Diabetes Tipe 2

Pencegahan Prediabetes

Secara umum, beberapa langkah untuk mencegah prediabetes yang bisa dicoba, antara lain:

  • Aktif bergerak.
  • Jaga berat badan ideal. Jika berat badan berlebih, upayakan untuk menurunkannya.
  • Mengontrol tekanan darah dan kolesterol.
  • Hentikan kebiasaan merokok.

Demikian penjelasan seputar prediabetes, mulai dari gejala hingga pencegahan yang bisa dilakukan. Segera atasi sebelum penyakit ini berkembang menjadi diabetes tipe 2. Semoga informasi ini bermanfaat!

 

  1. Anonim. 2021. Prediabetes – Your Chance to Prevent Type 2 Diabetes. https://www.cdc.gov/diabetes/basics/prediabetes.html. (Diakses pada 5 Januari 2023).
  2. Anonim. 2022. The Surprising Truth About Prediabetes. https://www.cdc.gov/diabetes/library/features/truth-about-prediabetes.html. (Diakses pada 5 Januari 2023).
  3. Anonim. Prediabetes. https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000778.htm. (Diakses pada 5 Januari 2023).
  4. Mayo Clinic Staff. 2022. Prediabetes. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/prediabetes/symptoms-causes/syc-20355278. (Diakses pada 5 Januari 2023).
  5. WebMD Editorial Contributors. 2021. Prediabetes (Borderline Diabetes). https://www.webmd.com/diabetes/what-is-prediabetes. (Diakses pada 5 Januari 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi