Terbit: 27 June 2022
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Polip pulpa adalah peradangan pada pulpa di bagian tengah gigi yang berlubang atau gigi yang sudah kehilangan struktur. Simak penjelasan lengkap mengenai gejala hingga cara mengobatinya di bawah ini.

Polip Pulpa: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

Apa itu Polip Pulpa pada Gigi?

Pulpa polip atau polip pulpa adalah peradangan pulpa akibat iritasi, penumpukan bakteri, gigi berlubang, atau masalah gigi lainnya yang menyebabkan kerusakan signifikan pada dentin dan struktur gigi. Pulpa adalah jaringan ikat lunak yang terdiri dari elemen saraf, pembuluh darah, dan sel pembentuk gigi yang terletak pada sentral setiap gigi.

Gigi berlubang atau gigi yang patah sudah tidak memiliki lapisan pelindung gigi yang kuat. Akibatnya, akumulasi bakteri masuk ke dalam pulpa gigi dan menyebabkan peradangan. Peradangan pada pulpa tersebut adalah bentuk dari respon imun terhadap serangan bakteri di dalam gigi dan mulut.

Bila Anda menemukan adanya benjolan lunak merah muda di bagian tengah gigi yang berlubang, itulah yang disebut polip pulpa pada gigi. Polip gigi juga disebut dengan pulpitis hiperplastik kronis atau pulpitis proliferatif. Kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak yang mengalami gigi berlubang atau patah gigi.

Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Cabut Gigi? Kenali Tandanya!

Gejala Polip Pulpa

Polip (pertumbuhan jaringan) pada pulpa gigi biasanya bersifat asimtomatik (tidak bergejala). Gejala akan muncul bila lubang gigi atau kerusakan gigi sangat parah hingga mahkota gigi rusak dan jaringan dalam gigi terbuka.

Berikut ini gejala pulpa polip secara umum:

  • Benjolan, jaringan lunak, atau nodul yang keluar dari permukaan gigi berlubang (biasanya benjolan muncul di tengah gigi berlubang).
  • Benjolan tersebut akan membesar memenuhi semua ruang gigi yang berlubang.
  • Permukaan benjolan memiliki warna merah muda, merah, keputihan, dan bertekstur halus.
  • Jaringan lunak tersebut dapat menempel dengan gingiva (gusi) terdekat.
  • Sulit mengunyah pada bagian pulpa yang meradang dan terinfeksi.
  • Pendarahan mungkin terjadi pada jaringan lunak tersebut.
  • Nyeri gigi secara umum dari intensitas ringan hingga sedang.

Gejala hanya muncul pada satu bagian gigi berlubang yang sudah parah, namun bisa terjadi bersamaan bila ada dua gigi berlubang (atau lebih) pada waktu yang sama. Umumnya, pembengkakan hanya terjadi pada pulpa (bagian dalam gigi) dan tidak memengaruhi gusi.

Kapan Harus ke Dokter?

Sebaiknya, segera konsultasi gigi bila mengalami kondisi gigi berlubang sebelum kerusakan gigi bertambah parah atau polip muncul pada gigi. Anda juga harus periksa gigi setidaknya 6 bulan sekali untuk kontrol kesehatan gigi secara keseluruhan.

Penyebab Polip Pulpa

Penyebab pulpa polip adalah gigi berlubang yang semakin besar karena tidak ditangani. Kondisi ini membuat bakteri mudah masuk ke dalam jaringan gigi dan memicu peradangan. Berikut ini penyebabnya:

  • Akumulasi serangan bakteri pada gigi yang rusak.
  • Iritasi gigi.
  • Gigi berlubang besar.
  • Kerusakan pulpa gigi yang masih muda.
  • Cedera pada gigi seperti gigi patah yang tidak diperbaiki.
  • Mahkota gigi yang kehilangan struktur utuh.
  • Hipersensitif gigi.
  • Faktor hormonal termasuk hormon estrogen dan progesteron.

Semua kondisi baik trauma atau karies gigi yang tidak ditangani akan menyebabkan peradangan pulpa akibat serangan bakteri pada gigi dan mulut.

Faktor Risiko Polip Pulpa

Siapa saja yang lebih rentan mengalami pulpa polip pada gigi?

  • Anak-anak, terutama anak usia 2 tahun atau lebih muda dimana mereka masih mengalami pertumbuhan gigi awal.
  • Siapa saja (anak-anak atau dewasa muda) yang tinggal di negara berkembang di mana kebersihan gigi dan mulut belum menjadi prioritas.
  • Semua orang yang mengalami gigi berlubang dan tidak segera ditambal atau ditangani.
  • Polip pulpa biasanya terjadi pada gigi molar atau gigi geraham yang berlubang.
  • Lebih sering terjadi pada anak karena giginya memiliki ruang pulpa yang besar.

Baca Juga: Mengenal Atypical Odontalgia, Nyeri Kronis di Area Bekas Pencabutan Gigi

Diagnosis Polip Pulpa

Dokter gigi akan melakukan wawancara seputar gejala dan sudah berapa lama gejala tersebut berlangsung. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan secara klinis untuk memastikan tingkat kerusakan gigi berlubang dan seberapa besar efek peradangan pada pulpa gigi.

Dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan gigi lainnya, termasuk:

  • Rontgen gigi: Pemeriksaan gigi menggunakan pencitraan sinar-X untuk mengetahui lebih jelas kerusakan gigi dan menentukan rencana perawatan gigi selanjutnya.
  • Pemeriksaan histologis: Dokter akan mengambil sampel jaringan pulpa dan memeriksanya di laboratorium. Pemeriksaan ini juga bertujuan untuk memastikan apakah ada kelainan atau infeksi lain pada pulpa.
  • Radiografi intraoral: Menganalisis tingkat kerusakan gigi bila lesi peradangan melibatkan tulang alveolar (tulang yang membentuk soket gigi) di sekitar gigi yang rusak.

Cara Mengatasi Polip Pulpa

Ada beberapa pilihan perawatan pulpa polip pada gigi disesuaikan dengan tingkat kerusakan gigi. Dokter akan menyarankan perawatan gigi sederhana, obat antinyeri, atau prosedur operasi gigi bila gigi berlubang sangat parah.

Berikut ini beberapa cara mengobati polip pulpa yang penting untuk Anda tahu, di antaranya:

1. Obat Antinyeri

Dokter akan memberi resep obat antinyeri oral untuk mengatasi peradangan pulpa. Dokter mungkin juga meresepkan obat antibiotik pasta yang diaplikasikan langusung ke gigi yang terinfeksi agar pulpa segera kempis. Bila sudah kempis, dokter akan memeriksa ulang apakah gigi berlubang tersebut sebaiknya ditambal atau dicabut saja.

2. Pencabutan Pulpa

Pembedahan untuk mengangkat pulpa yang membengkak beserta dengan jaringan pulpa dari bagian akar. Prosedur ini juga disebut dengan pulpotomi yang dilakukan hanya bila peradangan pulpa dekat dan memengaruhi akar gigi.

3. Restorasi Gigi

Setelah peradangan pulpa sembuh, dokter dapat mempertimbangkan untuk restorasi gigi atau mengembalikan struktur gigi seperti semula. Restorasi gigi dilakukan dengan beberapa metode, termasuk menambal gigi, menggunakan implan, gigi palsu, atau membangun ulang dental bridge (gigi tiruan).

4. Cabut Gigi

Apabila gigi berlubang sudah mengalami kerusakan yang cukup parah, dokter akan menyarankan opsi cabut gigi. Sebelum cabut gigi, Anda harus memeriksa kondisi gigi beberapa kali hingga gigi yang rusak aman dan dapat dicabut.

Komplikasi Polip Pulpa

Pulpa polip pada gigi adalah komplikasi dari gigi berlubang. Komplikasi lain yang mungkin terjadi, termasuk:

  • Super-erupsi gigi, ketika gigi bergeser jauh dari tulang dan gusi.
  • Osteomielitis pada rahang, infeksi tulang rahang.
  • Impaksi gigi, gigi baru yang tumbuh.
  • Kerusakan gigi yang lebih serius.
  • Kesulitan mengunyah dan makan.

Cara Mencegah Polip Pulpa

Cara mencegah kondisi ini adalah dengan menjaga kesehatan serta kebersihan gigi dan mulut. Bila mengalami gejala gigi berlubang, segera periksa ke dokter gigi dan menambal gigi agar lubang tidak bertambah lebar. Selebihnya, sikat gigi minimal dua kali sehari dan sebelum tidur, serta gunakan obat kumur bila perlu untuk mencegah gigi berlubang.

 

  1. Anonim. Journal of Indian Academy of Oral Medicine and Radiology. 2015. Pulp polyp – A periapical lesion: Radiographic observational study. https://www.jiaomr.in/article.asp?issn=0972-1363;year=2015;volume=27;issue=1;spage=68;epage=71;aulast=Suresh. (Diakses pada 23 November 2020).
  2. Catherine M Flaitz, DDS, MS Professor of Oral and Maxillofacial Pathology, Department of Diagnostic and Biological Sciences, University of Colorado School of Dental Medicine, Anschutz Medical Campus; Adjunct Professor, Division of Pediatric Dentistry, The Ohio State University College of Dentistry. 2014. Pulp Polyp. https://emedicine.medscape.com/article/1076860-overview. (Diakses pada 23 November 2020).
  3. Res, J Clin. 2016. Management of Chronic Hyperplastic Pulpitis in Mandibular Molars of Middle Aged Adults- A Multidisciplinary Approach. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4740721/. (Diakses pada 23 November 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi