Terbit: 4 November 2021 | Diperbarui: 8 November 2021
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Setiap orang tentu ingin memiliki gigi yang sehat, kuat, dan utuh. Namun beberapa kondisi menyebabkan dokter gigi memutuskan untuk mencabut gigi Anda. Ketahui tanda harus cabut gigi, jenis tindakan apa yang biasanya dilakukan dokter, dan apa yang harus dilakukan setelah mencabut gigi dalam pembahasan ini.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Cabut Gigi? Kenali Tandanya!

Tanda Harus Segera Cabut Gigi

Lalu, kapan harus cabut gigi? Ini adalah pertanyaan yang sangat penting. Ini dia beberapa tanda yang harus diperhatikan untuk membantu menentukan apakah Anda sudah harus mencabut gigi.

1. Kerusakan gigi parah

Kerusakan gigi adalah kondisi dimana permukaan kini mengalami gangguan yang berubah menjadi semakin serius seiring berjalannya waktu. Kerusakaan gigi juga dapat dipicu oleh munculnya plak, kondisi yang terjadi karena bakteri mengikis email gigi dan meninggalkan lapisan bening pada permukaannya.

Plak juga bisa menyebabkan peradangan pulpa pada gigi yang terkena, juga menimbulkan munculnya lubang yang dalam pada gigi. Anda bisa melihat kerusakan gigi dengan bercermin sambil membuka mulut lebar-lebar. Selain itu, perubahan warna pada permukaan gigi juga harus diwaspadai.

2. Penyakit gusi

Apabila Anda selalu merasakan nyeri pada gusi di beberapa gigi, atau warna gusi berubah menjadi merah, membengkak, bahkan berdarah saat sikat gigi, ini merupakan tanda-tanda penyakit gusi yang bisa menyebabkan pencabutan gigi.

Anda dapat melihat apakah gusi telah kehilangan kekuatannya untuk menahan gigi dan saat Anda merasa gigi bergoyang ketika menggigit benda keras. Bau nafas tidak sedap yang terus menerus juga bisa menjadi tanda kerusakan gusi. Jika Anda menggunakan gigi palsu, coba periksa apakah ada masalah di titik pemasangan gigi.

Baca Juga: Ini Jenis Perawatan Gigi yang Ditanggung oleh BPJS Kesehatan

3. Gigi yang tidak rata

Kondisi gigi yang tidak rata adalah bawaan lahir, namun dokter mungkin mempertimbangkan untuk mencabut gigi Anda jika mulut terlalu penuh dan tidak ada ruang untuk meratakan gigi yang Ada.

Pencabutan gigi karena posisi yang tidak rata biasanya dilakukan saat perawatan ortodontik. Impaksi gigi yang tumbuh ke arah yang kurang tepat dianggap tidak bermanfaat dan harus dicabut untuk memberikan ruang untuk gigi yang bisa bekerja dengan lebih baik.

4. Gigi bungsu bermasalah

Saat gigi bungsu membusuk, terinfeksi, atau terkena kondisi lain yang terasa menyakitkan dan tidak dapat ditangani, dokter gigi mungkin memutuskan pencabutan gigi untuk mencegah munculnya gangguan kesehatan lain yang lebih parah pada gigi dan mulut.

Proses pencabutan gigi bungsu biasanya memerlukan pembedahan karena sifatnya yang impaksi, terlebih jika gigi bungsu menempel kuat pada rahang.

5. Gangguan imun pada tubuh

Gigi bisa menjadi rentan terhadap infeksi jika ada masalah dengan imun atau sistem kekebalan tubuh. Kondisi ini sering terjadi pada pasien setelah menjalani transplantasi organ.

Risiko infeksi gigi juga meningkat pada pasien yang menjalani kemoterapi, sehingga memerlukan perawatan khusus dari tim dokter gigi.

Bila mengalami masalah gigi, mohon segera konsultasi ke dokter gigi. Umumnya, dokter gigi akan menyarankan untuk cabut gigi bila pasien mengalami:

  • Gigi berlubang yang sudah sangat parah dan tidak bisa ditambal lagi.
  • Sakit gigi akibat infeksi akar gigi yang sudah parah dan pasien tidak dapat menjalai perawatan saluran akar gigi.
  • Terdapat jaringan mati pada gusi dan akar gigi.
  • Gigi terletak pada posisi yang salah sehingga memicu luka di jaringan sekitar gigi.

Itu tanda-tanda harus cabut gigi. Dokter gigi akan memberikan saran terbaik untuk kondisi kesehatan gigi Anda.

Jenis Tindakan Cabut Gigi

Setelah dokter gigi memutuskan Anda memerlukan pencabutan gigi untuk mencegah rasa nyeri dan mengurangi pertumbuhan bakteri, mungkin Anda akan merasa khawatir dengan prosesnya.

Teknologi kedokteran gigi di masa modern sudah memungkinkan para pasien untuk tidak merasakan nyeri berlebihan selama menjalani prosedur pencabutan gigi.

Ada dua jenis tindakan yang akan dilakukan oleh dokter gigi, tergantung pada tingkat keparahan kondisi gigi:

  • Pencabutan sederhana

Prosedur ini menggunakan alat bernama elevator agar gigi lebih mudah dicabut dengan forsep. Metode sederhana ini dilakukan jika gigi yang rusak terlihat jelas.

  • Pencabutan melalui bedah

Terkadang kerusakan gigi terjadi di bawah garis gusi, yang membuat proses pencabutan menjadi lebih kompleks. Dokter gigi akan menyayat gusi untuk membelah gigi menjadi dua sehingga lebih mudah dicabut.

Baca Juga: 12 Cara Mengatasi Rasa Takut ke Dokter Gigi yang Mudah dan Efektif

Apa yang Harus Dilakukan Setelah Cabut Gigi?

Jika Anda merasa tidak nyaman setelah mencabut gigi, itu adalah hal yang biasa. Ini dia beberapa hal yang disarankan untuk dilakukan setelah pencabutan gigi:

  • Minum obat anti nyeri yang diresepkan dokter.
  • Gigit lembut bantalan yang dipasang dokter gigi untuk mengurangi pendarahan. Ganti bantalan perban tersebut sebelum penuh dengan darah, setidaknya 3 hingga 4 jam setelah pencabutan gigi.
  • Kompres area gigi yang dicabut dengan es batu segera setelah prosedur dilakukan untuk mengurangi pembengkakan. Tempelkan es batu selama 10 menit.
  • Istirahat selama setidaknya 24 jam setelah prosedur dan batasi aktivitas selama 2 hari setelahnya.
  • Hindari berkumur atau meludah terlalu keras sealam 24 jam setelah prosedur.
  • 24 jam setelah prosedur, berkumurlah dengan air garam yang terbuat dari ½ sendok teh garam dan 600 ml air hangat.
  • Jangan minum dari sedotan selama 24 jam setelah prosedur.
  • Jangan merokok, karena bisa menghambat proses penyembuhan.
  • Makan makanan lunak seperti sup, puding, yogurt, atau bubur, sehari setelah pencabutan. Anda bisa mengkonsumsi makanan padat kembali secara bertahap di hari kedua setelah prosedur.
  • Ganjal kepala dengan bantal saat berbaring untuk mencegah pendarahan berlebihan.
  • Ketika menyikat gigi, hindari area yang dicabut untuk menghindari infeksi.

Apabila rasa nyeri dan pendarahan tidak membaik selama 4 jam setelah gigi dicabut, segera hubungi dokter gigi. Termasuk ketika Anda merasakan tanda-tanda infeksi seperti demam dan menggigil, mual dan muntah, kemerahan dan pembengkakan pada area pencabutan gigi, nyeri dada, sesak nafas, dan batuk.

 

  1. Dunkin, Mary Anne. 2020. Pulling a Tooth (Tooth Extraction). https://www.webmd.com/oral-health/guide/pulling-a-tooth-tooth-extraction. (Diakses pada 03-11-2021)
  2. Lawlor, Kerri. 2019. Pull Your Tooth or Save It? Which is Best? https://www.perfectteeth.com/blog/pull-your-tooth-or-save-it/. (Diakses pada 03-11-2021)
  3. Premier Dental of Ohio. 2020. Signs that a Tooth Needs to be Pulled. https://www.premierdentalohio.com/blog/signs-that-a-tooth-needs-to-be-pulled. (Diakses pada 03-11-2021)
  4. Varley, Kevin. 2020. Tooth Extraction: When Will Dentists Pull Teeth?  https://www.auroradentist.com/tooth-extraction-when-will-dentists-pull-teeth/. (Diakses pada 03-11-2021)
  5. Zhu, Cheng. 2018. When is Pulling a Tooth Necessary. https://www.dentistinfairfield.com/blog/post/when-is-pulling-a-tooth-necessary/. (Diakses pada 03-11-2021)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi