Penyebab apnea tidur obstruktif, masalahnya bukan regulasi pernapasan oleh otak, melainkan berkaitan dengan penyumbatan aliran udara ke paru-paru. Otak memberi sinyal ke otot-otot pernapasan untuk menarik napas. Otot berusaha menarik napas, tapi tidak ada udara yang bisa mengalir akibat penyumbatan aliran udara di saluran pernapasan. Oleh karena itu, tingkat oksigen turun dan tingkat karbon dioksida naik ke tingkat yang menandakan otak untuk membangunkan tubuh hingga menarik napas (mengakibatkan terengah-engah/gasping).
Dalam bernapas normal:
- Udara mengalir melalui hidung atau mulut
- Udara kemudian mengalir di balik langit-langit lunak dan dasar lidah
- Melalui faring dan otot-otot yang terkait
- Melalui pita suara sebelum memasuki paru-paru
Aliran udara ini bisa dikompromikan pada salah satu tingkat ini karena berbagai alasan. Beberapa alasan umum meliputi:
- Septum hidung yang deviasi/bengkok
- Hidung tersumbat
- Saluran udara yang sempit
- Pembesaran amandel
- Otot faring lemah
- Penurunan tonus pita suara (mungkin terkait dengan obat-obatan atau alkohol)
- Cedera pita suara
- Trauma wajah yang menyebabkan saluran napas terganggu
- Retraksi lidah ke bagian belakang tenggorokan
Beberapa faktor risiko lainnya untuk apnea tidur obstruktif dan aliran udara yang terhambat meliputi:
- Obesitas dan penambahan berat badan (mengarah ke saluran udara sempit)
- Beberapa obat penenang dan alkohol (yang menyebabkan kelemahan pada otot-otot faring, palatum/langit-langit yang lunak, dan lidah)
- Penyakit neuromuskular (seperti stroke, yang menyebabkan otot saluran napas lemah)
- Infeksi saluran pernapasan bagian atas (yang menyebabkan saluran hidung menyempit dan bengkak)
- Merokok