Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah salah satu penyakit yang menyerang paru-paru. Orang dengan kondisi ini akan kesulitan bernapas karena tersumbatnya saluran udara pada organ tersebut. Simak lebih jauh seputar penyakit ini, mulai dari gejala hingga pengobatannya melalui ulasan berikut.
Apa itu Penyakit Paru Obstruktif Kronis?
Penyakit paru obstruktif kronis atau chronic obstructive pulmonary disease (COPD) adalah kondisi ketika paru-paru mengalami peradangan yang terjadi dalam jangka panjang dan mengalami kerusakan yang bersifat permanen.
Saat mengalaminya, saluran udara pada paru-paru Anda mengalami peradangan dan penebalan. Hal ini kemudian akan berdampak terhadap berkurangnya oksigen yang dihirup dan dikeluarkan.
Seiring berjalannya waktu, gejala akan memburuk karena PPOK termasuk penyakit yang progresif.
Gejala Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Pada mulanya, gejala yang dirasakan tergolong ringan. Bahkan pada tahap awal, penderita kemungkinan tidak menunjukkan gejala apa pun.
Gejala baru akan muncul beberapa tahun kemudian setelah paru-paru mengalami kerusakan yang signifikan.
Berbagai gejala PPOK, antara lain:
- Sesak napas atau kesulitan bernapas.
- Batuk berdahak yang tidak kunjung sembuh.
- Kelelahan.
- Mengi.
- Berat badan menurun.
- Nyeri dada.
- Napas tersengal-sengal yang diperparah dengan aktivitas fisik, termasuk yang ringan sekalipun.
- Sering mengalami infeksi paru.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksakan kondisi Anda ke dokter bila mengalami sesak napas dan batuk berdahak yang terus-menerus terjadi. Apalagi jika kemunculannya dibarengi dengan keluhan-keluhan berikut:
- Sesak napas hingga sulit untuk berbicara.
- Jantung berdebar.
- Demam.
- Bibir dan ujung jari kebiruan.
- Sulit konsentrasi.
Baca Juga: Pleuropneumonia, Peradangan yang Menyerang Paru-paru dan Pleura
Penyebab Penyakit Paru Obstruktif Kronis
PPOK menyebabkan aliran udara yang masuk dan keluar terbatas sehingga penderita akan kesulitan untuk bernapas. Kondisi ini dapat disebabkan oleh sejumlah faktor berikut:
- Kebiasaan merokok. Baik perokok aktif maupun pasif, keduanya sama-sama berisiko mengalami PPOK.
- Sering terpapar polusi udara, seperti debu, asap, atau bahan kimia.
- Menderita asma saat masih kanak-kanak, kelainan genetik yang mengakibatkan kekurangan protein alfa-1 antitripsin, tuberkulosis, dan infeksi HIV.
- Pertumbuhan buruk saat masih dalam rahim dan kelahiran prematur.
- Sering memasak di ruangan tanpa ventilasi yang baik.
- Berusia 40 tahun ke atas.
- Memiliki riwayat keluarga dengan PPOK.
Diagnosis Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Sebelum memberikan diagnosis, dokter akan menanyakan seputar keluhan yang dirasakan sekaligus riwayat kesehatan Anda.
Dokter akan mencari tahu apakah Anda:
- Punya kebiasaan merokok atau pernah merokok, tetapi sudah berhenti.
- Sering terpapar asap rokok, debu, polusi udara, atau zat kimia.
- Mengalami gejala PPOK, seperti sesak napas atau batuk berdahak yang tidak sembuh-sembuh.
- Memiliki keluarga dengan PPOK.
Selain itu, pemeriksaan fisik juga akan dilakukan untuk menentukan diagnosis. Beberapa tes yang dilakukan, antara lain:
- Spirometri: Jika Anda berisiko mengalami PPOK, tes ini bisa membantu mengetahui kinerja paru-paru.
- Tes darah: Ini dilakukan untuk mengetahui kadar oksigen di dalam darah.
- Rontgen paru-paru: Tes bertujuan untuk mengetahui adanya infeksi pada organ ini.
- CT scan: Dengan tes ini, dokter akan mendapatkan gambaran lebih detail pada paru-paru.
- Elektrokardiogram (EKG) dan ekokargiogram: Tes ini akan memberitahu kondisi jantung.
- Tes dahak: Sampel dahak akan diambil untuk memeriksa adanya tanda infeksi pada dada.
Jenis Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Ada dua jenis utama dari PPOK, di antaranya:
- Bronkitis kronis: Kondisi ini menyebabkan penderita mengalami batuk berdahak dalam jangka panjang.
- Emfisema: Ini adalah kondisi ketika paru-paru mengalami kerusakan.
Perlu diketahui, orang dengan PPOK biasanya mengalami kombinasi dari dua kondisi tersebut.
Pengobatan Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Sampai saat ini, penyakit ini belum bisa disembuhkan sepenuhnya. pengobatan yang dilakukan hanya untuk mengurangi gejala yang dirasakan penderita dan mencegah komplikasi penyakit.
Beberapa perawatan yang dapat diberikan, antara lain:
1. Obat-obatan
Konsumsi obat dapat membantu mengatasi kondisi ini. Beberapa obat-obatan yang digunakan pada pasien penyakit paru obstruktif kronis, antara lain:
- Inhaler (obat hirup).
- Antiinflamasi saluran pernapasan.
- Teofilin untuk membantu melebarkan saluran pernapasan.
- Mukolitik (pengencer dahak dan ingus).
- Antibiotik yang bisa digunakan jangka panjang.
- Steroid oral ataupun injeksi.
- Bronkodilator.
2. Rehabilitasi Paru
Penanganan ini dilakukan untuk mengelola gejala PPOK dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Tindakan yang dilakukan mencangkup latihan pernapasan, cara menghemat energi, dan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.
3. Alat Bantu Napas
Pada kondisi yang parah, penggunaan alat bantu napas atau ventilator akan dilakukan. Mesin ini akan membantu pasien bernapas dengan memompa udara.
Alat bantu napas digunakan untuk menyeimbangkan kembali kadar oksigen di dalam darah.
4. Operasi
Tindakan ini dilakukan untuk mengatasi PPOK yang sangat parah. Jenis operasi untuk menangani kondisi ini, di antaranya:
- Operasi pengurangan volume paru-paru.
- Bullektomi.
- Transplantasi paru-paru.
5. Perubahan Gaya Hidup
Penderita dapat mengurangi gejala dan mencegah komplikasi dengan menerapkan gaya hidup sehat. Mulailah mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang serta rutinlah berolahraga.
Bila Anda perokok, hentikan segera kebiasaan ini, terutama jika Anda sudah mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan di atas.
Anda juga dianjurkan untuk mendapatkan vaksinasi guna mencegah berbagai penyakit, seperti pneumonia, COVID-19, dan influenza.
Baca Juga: Pneumonia Nekrotikans, Penyakit Paru-Paru yang Perlu Diwaspadai
Komplikasi Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Jika penderita tidak menerima penanganan yang sesuai, terdapat berbagai komplikasi yang bisa terjadi, antara lain:
- Detak jantung tidak beraturan (aritmia).
- Gagal jantung sisi kanan.
- Membutuhkan alat bantu napas dan terapi oksigen.
- Pneumonia.
- Pengeroposan tulang (osteoporosis).
- Gangguan kecemasan dan depresi.
- Penurunan berat badan dan malnutrisi.
- Paru-paru kolaps (pneumotoraks).
Nah, kini Anda sudah mengetahui gejala hingga pengobatan penyakit paru obstruktif kronis. Jika mengalami sesak napas atau batuk yang tidak kunjung sembuh, segera periksakan kondisi ke dokter.
- Anonim. 2021. COPD Causes and Risk Factors. https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-disease-lookup/copd/what-causes-copd. (Diakses pada 15 November 2022).
- Anonim. 2021. What Are COPD Symptoms? https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-disease-lookup/copd/symptoms-diagnosis. (Diakses pada 15 November 2022).
- Anonim. 2022. COPD: Symptoms, Diagnosis, and Treatment. https://www.cdc.gov/copd/features/copd-symptoms-diagnosis-treatment.html. (Diakses pada 15 November 2022).
- Anonim. 2022. Diagnosis Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). https://www.nhs.uk/conditions/chronic-obstructive-pulmonary-disease-copd/diagnosis/. (Diakses pada 15 November 2022).
- Anonim. 2022. Treating COPD. https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-disease-lookup/copd/treating. (Diakses pada 15 November 2022).
- Anonim. Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). https://medlineplus.gov/ency/article/000091.htm. (Diakses pada 15 November 2022).
- Aulia. 2016. Kenali Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/kenali-penyakit-paru-obstruktif-kronik-ppok. (Diakses pada 15 November 2022).