Terbit: 16 October 2020 | Diperbarui: 30 March 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Osteoporosis menyebabkan tulang menjadi lemah dan rapuh. Kondisi ini terjadi ketika pembentukan tulang baru tidak sejalan dengan hilangnya tulang lama. Simak penjelasan lengkap mengenai gejala, penyebab, hingga cara mengatasi di bawah ini.

Osteoporosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Osteoporosis?

Osteoporosis adalah suatu kondisi yang memengaruhi kekuatan tulang. Jika Anda tidak memiliki kondisi ini, bagian dalam tulang memiliki lubang-lubang kecil (seperti sarang lebah). Sedangkan saat Anda memiliki kondisi ini, lubang-lubang kecil di dalam tulang akan membesar yang menyebabkan tulang kehilangan kekuatan dan kepadatannya. Selain itu, tulang bagian luar tumbuh semakin lemah dan tipis.

Gejala Osteoporosis

Pada tahap awal pengeroposan tulang, kondisi ini biasanya tidak menunjukkan gejala apa pun. Akan tetapi, begitu pelemahan tulang terjadi Anda mungkin memiliki tanda dan gejala seperti:

  • Nyeri punggung, ini disebabkan oleh tulang belakang yang retak atau hancur
  • Kehilangan tinggi badan seiring waktu
  • Postur tubuh membungkuk
  • Kuku yang lemah dan rapuh

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Dalam banyak kasus, penderita tidak menyadari bahwa dirinya mengalami pengeroposan tulang sampai mengalami patah tulang. Konsultasi dengan dokter diperlukan jika Anda mengalami menopause dini, mengonsumsi kortikosteroid selama beberapa bulan, atau jika memiliki riwayat orang tua dengan kondisi ini.

Penyebab Osteoporosis

Kondisi ini disebabkan oleh tulang yang kehilangan kepadatan kalsium dan mineral lainnya. Meski begitu, saat seseorang memasuki usia sekitar 35 tahun kepadatan tulangnya akan menurun secara alami.

Sedangkan seseorang yang mengalami kondisi ini, kepadatan tulangnya hilang lebih cepat dari seharusnya. Perlu diketahui juga, kesehatan tulang adalah kondisi yang bisa menurun dalam keluarga. Jika orang tua atau saudara pernah menderita kepadatan tulang yang rendah, Anda berisiko mengalaminya juga.

Faktor Risiko Osteoporosis

Sejumlah faktor dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan kondisi ini, antara lain: usia, ras, gaya hidup, serta kondisi kesehatan, dan perawatan yang sedang dijalankan. Beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko, antara lain:

Risiko yang Tidak Bisa Diubah

Meski ada kondisi yang bisa dikendalikan untuk mencegah terjadinya pengeroposan tulang, terdapat keadaan yang tidak bisa diubah. Beberapa faktor risiko yang berada diluar kendali, seperti:

  • Jenis kelamin. Wanita lebih mungkin mengembangkan kondisi ini daripada pria.
  • Semakin tua usia, semakin besar risiko terkena masalah pada tulang.
  • Memiliki kulit putih atau keturunan Asia memiliki risiko lebih tinggi dibanding yang lain.
  • Memiliki orang tua atau saudara kandung yang menderita pengeroposan tulang membuat Anda berisiko lebih besar, terutama jika ibu atau ayah Anda mengalami patah tulang pinggul.
  • Ukuran rangka tubuh. Seseorang yang memiliki tubuh kecil cenderung memiliki risiko lebih tinggi karena memiliki lebih sedikit massa tulang.

Tingkat Hormon

Kadar hormon tubuh dalam jumlah yang tepat menjadi penting agar tubuh berfungsi dengan maksimal. Pengeroposan tulang lebih sering terjadi pada orang memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon tertentu dalam tubuhnya. Contohnya termasuk:

  • Hormon seks. Penurunan kadar estrogen pada wanita saat menopause adalah salah satu faktor terkuat untuk mengembangkan kondisi ini. Selain itu, perawatan untuk kanker prostat bisa menurunkan kadar testosteron pada pria dan pengobatan kanker payudara dapat menurunkan kadar estrogen pada wanita, dua hal tersebut mempercepat pengeroposan tulang.
  • Masalah tiroid. Hormon tiroid yang berlebihan dapat menyebabkan keropos tulang. Hal ini dapat terjadi jika tiroid terlalu aktif atau jika Anda mengonsumsi terlalu banyak obat tiroid untuk mengobati tiroid yang kurang aktif.
  • Gangguan kelenjar. Kondisi ini juga dikaitkan dengan paratiroid dan kelenjar adrenal yang terlalu aktif.

Pola Diet

Pada dasarnya, Pola diet adalah sesuatu yang penting dalam menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Pengeroposan tulang lebih mungkin terjadi pada orang yang memiliki:

  • Asupan kalsium rendah. Asupan kalsium yang rendah berkontribusi pada penurunan kepadatan tulang, pengeroposan tulang dini dan peningkatan risiko patah tulang.
  • Gangguan makan. Membatasi asupan makanan secara parah dan kekurangan berat badan dapat melemahkan tulang baik pada pria maupun wanita.

Steroid dan Obat Lain

Penggunaan jangka panjang obat kortikosteroid oral atau suntik seperti prednison dan kortison, dapat mengganggu proses pembangunan kembali tulang. Pengeroposan tulang juga dikaitkan dengan pengobatan yang digunakan untuk melawan atau mencegah:

  • Kejang
  • Asam lambung
  • Kanker
  • Penolakan transplantasi

Masalah Kesehatan

Selain beberapa kondisi seperti di atas, masalah kesehatan juga bisa meningkatkan pengeroposan tulang. Risiko lebih tinggi pada orang yang memiliki masalah kesehatan tertentu, seperti:

  • Penyakit celiac
  • Kanker
  • Lupus
  • Penyakit radang usus
  • Multiple myeloma
  • Rheumatoid arthritis
  • Penyakit ginjal atau hati

Diagnosis Osteoporosis

Pertama-tama dokter akan memeriksa kondisi kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik. Selain itu, tes darah dan tes urine mungkin dilakukan untuk memeriksa kondisi yang menyebabkan pengeroposan tulang.

Jika dokter mencurigai Anda memiliki kondisi ini, tes lain yang mungkin disarankan tes kepadatan tulang (bone densitometry) atau dual-energy X-ray absorptiometry (DEXA).

Pengobatan Osteoporosis

Jika hasil diagnosis menunjukkan Anda memiliki pengeroposan tulang, dokter membuat rencana pengobatan yang sesuai dengan kondisi. Kemungkinan besar dokter akan meresepkan obat-obatan, perubahan gaya hidup, serta olahraga yang sesuai.

Penting untuk diketahui, tidak ada obat yang bisa menyembuhkan kondisi ini, perawatan hanya ditujukan untuk memperlambat kerusakan tulang dan memacu pertumbuhan tulang baru.

Obat Osteoporosis

Obat yang paling umum digunakan untuk mengobati kondisi ini adalah bifosfonat, bisa diminum secara langsung atau melalui suntikan. Beberapa obat yang digunakan untuk mencegah hilangnya massa tulang, antara lain:

  • Alendronate
  • Ibandronate
  • Risedronate
  • Asam zoledronat

Obat lain dapat digunakan untuk mencegah keropos tulang atau merangsang pertumbuhan tulang, antara lain:

  • Terapi hormon testosterone
  • Raloxifene
  • Denosumab
  • Teriparatide
  • Calcitonin salmon
  • Romosozumab

Komplikasi Osteoporosis

Patah tulang, terutama di tulang belakang atau pinggul adalah komplikasi yang paling serius. Patah tulang pinggul sering kali disebabkan akibat terjatuh dan bisa menimbulkan kecacatan. Bahkan, kondisi ini bisa meningkatkan risiko kematian di tahun pertama setelah cedera.

Dalam beberapa kasus, patah tulang belakang dapat terjadi meskipun Anda tidak terjatuh. Tulang belakang bisa melemah sehingga bisa menyebabkan sakit punggung, kehilangan tinggi badan, dan postur tubuh membungkuk ke depan.

Pencegahan Osteoporosis

Meski terdapat beberapa faktor yang tidak bisa dikendalikan, terdapat faktor lain yang bisa Anda kendalikan. Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah hal ini, antara lain:

  • Mendapatkan jumlah kalsium dan vitamin D harian yang direkomendasikan.
  • Melakukan weight-bearing.
  • Berhenti merokok.

Jika Anda berisiko terkena pengeroposan tulang, konsultasi dengan dokter diperlukan tentang cara terbaik untuk mencegahnya.

 

  1. Anonim. Osteoporosis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/osteoporosis/symptoms-causes/syc-20351968. (Diakses pada 16 Oktober 2020).
  2. Anonim. Osteoporosis. https://www.healthdirect.gov.au/osteoporosis. (Diakses pada 16 Oktober 2020).
  3. Stang, Debra. 2019. What Do You Want to Know About Osteoporosis?. https://www.healthline.com/health/osteoporosis. (Diakses pada 16 Oktober 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi