Terbit: 21 February 2022 | Diperbarui: 23 February 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Pneumonia nekrotikans atau necrotizing pneumonia adalah komplikasi yang terjadi akibat pneumonia bakterial. Apakah kondisi ini berbahaya bagi kesehatan? Bagaimana cara mengobatinya? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Pneumonia Nekrotikans, Penyakit Paru-Paru yang Perlu Diwaspadai

Apa Itu Pneumonia Nekrotikans?

Necrotizing pneumonia mengacu pada pneumonia yang ditandai dengan perkembangan nekrosis di dalam jaringan paru yang terinfeksi.

Perubahan nekrosis dapat terlihat pada ~7 % dari seseorang yang menderita pneumonia yang disebabkan oleh bakteri. Meski bisa memengaruhi pasien dari segala usia, anak-anak adalah yang paling sering dilaporkan.

Sejumlah patogen yang dapat menyebabkan keadaan ini adalah:

  • Staphylococcus aureus.
  • Klebsiella pneumoniae.
  • Enterobacter spp.
  • Nocardia spp.
  • Actinomyces spp.
  • Pseudomonas spp.
  • Pneumococcus spp terutama type III Pneumococcal sp.
  • Haemophilus influenzae.

Pneumonia nekrotikans adalah komplikasi yang jarang dan parah dari bakteri community acquired pneumonia (CAP). Terletak pada spektrum antara abses paru dan gangren paru, necrotizing pneumonia ditandai dengan peradangan paru dengan consolidation, peripheral necrosis, dan multiple small cavities.

Mengelola pasien dengan kondisi ini merupakan tantangan karena tidak ada pedoman tegas yang menjelaskan kapan harus melanjutkan pengobatan ke pembedahan.

Andalan pengobatan adalah suportif dengan antibiotik yang tepat; namun jika kondisi tidak membaik, pembedahan mungkin merupakan pilihan yang tepat.

Baca Juga: Kanker Paru-Paru Stadium 2: Gejala, Pengobatan, Peluang Sembuh

Diagnosis Pneumonia Nekrotikans

Jika infeksi nekrotikans dicurigai dan evaluasi CT diperlukan, zat kontras mungkin diperlukan untuk melihat low attenuation dan non-enhancement  di jaringan nekrotik.

CT scan toraks adalah sesuatu yang tidak boleh ditunda untuk memastikan diagnosis dan langkah pengobatan. Awalnya, pengobatan konservatif dengan oksigen tambahan dan antibiotik IV harus diberikan, sedangkan pengobatan bedah dan invasif harus dilakukan jika kondisi semakin parah dan terjadi infeksi refrakter.

Pengobatan Pneumonia Nekrotikans

Pengobatan tergantung pada patogen yang mendasari, sementara prognosis tergantung pada tingkat keparahan patogen serta kerentanan tubuh. Reseksi paru mungkin merupakan salah satu pilihan bedah yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini

Perlu diketahui juga, CAP yang membutuhkan perawatan di ICU dikaitkan dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi, terutama ketika pneumonia nekrotikans berkembang. Antibiotik spektrum luas, bronkoskopi untuk mengidentifikasi patogen, dan selang dada untuk mengalirkan empiema adalah intervensi awal yang penting untuk mengoptimalkan manajemen medis.

CT thorax diindikasikan untuk pasien dengan pneumonia progresif atau pneumonia non responding. Jika necrotizing pneumonia dicurigai pada pencitraan awal, CT toraks tindak lanjut dengan zat kontras direkomendasikan untuk menilai bukti gangren paru.

Kehadiran gangren paru diterima secara luas sebagai indikasi untuk operasi. Namun, dengan tidak adanya gangren, tidak diketahui apakah reseksi bedah untuk pneumonia nekrotikans lebih unggul daripada manajemen medis.

Baca Juga: 10 Gejala Kanker Paru-Paru Stadium Awal yang Harus Diwaspadai

Pemindaian CT ulang harus segera dipertimbangkan saat terjadi perubahan status pasien atau ketika pemulihan tidak terjadi seperti yang diharapkan.

Beberapa pakar ada yang mendorong intervensi bedah lebih awal jika tidak ada perbaikan pada kondisi pasien meskipun antibiotik sudah optimal. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter bedah toraks diperlukan pada awal penanganan adalah langkah yang tepat.

Pneumonia nekrotikans merupakan komplikasi pneumonia yang jarang namun serius pada anak-anak. Keadaan ini harus dicurigai pada pneumonia dengan perburukan klinis progresif, demam tinggi, dan gangguan pernapasan; meskipun terapi antibiotik sudah dilakukan setidaknya selama 3 hari.

 

  1. Anonim. 2021. Necrotizing pneumonia. https://radiopaedia.org/articles/necrotising-pneumonia. (Diakses pada 21 Februari 2022).
  2. Chatha, Neela, Dalilah Fortin, dan Karen J Bosma. 2014. Management of necrotizing pneumonia and pulmonary gangrene: A case series and review of the literature. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4173892/. (Diakses pada 21 Februari 2022).
  3. Uinarni, Herlina, Felicia Nike, dan Andi Dwi Bahagia. 2020. A Successful Medical Treatment of Necrotizing Pneumonia in a Pediatric Patient. https://www.hindawi.com/journals/cripe/2020/8875119/. (Diakses pada 21 Februari 2022).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi