Terbit: 8 December 2020
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Infeksi jamur vagina adalah infeksi akibat kelebihan jamur Candida albicans. Ketahui gejala, penyebab, dan cara mengobatinya dalam pembahasan berikut ini.

Infeksi Jamur Vagina: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Apa Itu Infeksi Jamur Vagina?

Infeksi jamur vagina adalah infeksi yang terjadi akibat jamur Candida albicans pada vagina. Kondisi ini juga dikenal sebagai sariawan vagina, kandidiasis vulvovaginal, atau kandida vaginitis (peradangan pada vagina).

Sebenarnya, bakteri dan sel ragi (jamur) sudah ada di dalam vagina. Namun, jumlahnya yang tidak seimbang menyebabkan berbagai gejala, seperti gatal, bengkak, keputihan, dan iritasi hebat pada vagina.

Infeksi jamur vagina bukan termasuk infeksi menular seksual. Namun, aktivitas seksual secara rutin bisa menjadi faktor penyebabnya. Selain itu, seks oral juga dapat memicu infeksi ini.

Umumnya, infeksi jamur ini terjadi pada wanita. Sekitar 75 persen wanita pernah mengalami setidaknya satu kali sepanjang hidupnya.

Obat antifungal (antijamur) dapat digunakan untuk mengobati kondisi. Gejala infeksi biasanya mereda setelah perawatan selama dua minggu.

Akan tetapi, jika infeksi terjadi berulang, misalnya empat kali atau lebih dalam setahun, proses penyembuhan mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama.

Baca JugaHal-hal Penting Seputar pH Vagina yang Wajib Diketahui oleh Wanita

Gejala Infeksi Jamur Vagina

Gejala bisa berlangsung hanya beberapa jam, beberapa minggu, hingga berbulan-bulan. Anda akan merasakan gejala yang semakin memburuk saat berhubungan seksual.

Berikut ini gejala infeksi jamur vagina:

  • Gatal, perih, dan tidak nyaman pada vagina.
  • Ruam merah pada vagina dan mungkin menyebar hingga selangkangan dan paha.
  • Rasa tidak nyaman pada vulva dan bagian dalam vagina.
  • Nyeri saat buang air kecil (disuria).
  • Keputihan dengan tekstur cairan berwarna putih dan kental maupun encer.
  • Sensasi terbakar pada vagina terutama saat berhubungan seksual.
  • Vagina bengkak.

Sebagian besar gejala tergolong ringan, jarang, dan hanya sebentar. Namun, beberapa wanita mengalami infeksi dan iritasi vagina yang lebih parah.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera hubungi dokter bila Anda menyadari adanya gejala infeksi jamur vagina, termasuk:

  • Rasa gatal dan panas semakin parah dan membuat Anda tidak nyaman.
  • Area vagina semakin sensitif, terutama saat mengenakan celana dalam ketat dan terjadi gesekan yang mengganggu.
  • Terdapat bercak darah yang menyakitkan.
  • Serangan infeksi vagina muncul beberapa kali dalam setahun.
  • Muncul keputihan dengan aroma yang tidak sedap dan teksturnya menggumpal atau seperti keju.

Konsultasikan semua gejala vagina yang membuat Anda khawatir agar dapat diobati dengan lebih efektif dan cepat.

Penyebab Infeksi Jamur Vagina

Penyebab utama kandidiasis vulvovaginal adalah peningkatan kadar jamur Candida albicans pada vagina yang terjadi akibat beberapa faktor, termasuk:

  • Efek samping dari antibiotik tertentu yang menyebabkan ketidakseimbangan flora normal vagina.
  • Gangguan sistem kekebalan tubuh.
  • Penggunaan pil KB oral atau terapi hormon yang meningkatkan kadar hormon estrogen (hormon wanita).
  • Kehamilan.
  • Diabetes yang tidak terkontrol.
  • Efek samping pola makan yang buruk seperti sering makan atau minum sesuatu yang manis.
  • Dampak negatif dari kurang tidur.
  • Stres berkepanjangan.
  • Ketidakseimbangan hormon wanita, terutama menjelang siklus menstruasi.
  • Penggunaan produk vagina yang terlalu keras seperti douche vagina.
  • Ketidakseimbangan hormon dan pH vagina.
  • Kekurangan bakteri baik Lactobacillus dalam tubuh.
  • Penularan jamur Candida dari hubungan seks atau seks oral, walaupun infeksi ini bukan termasuk infeksi menular seksual.

Baca JugaMengenali 9 Jenis Aroma Vagina, Bau Apa yang Berbahaya?

Faktor Risiko Infeksi Jamur Vagina

Semua faktor yang menyebabkan ketidakseimbangan sistem vagina dapat memicu pertumbuhan jamur Candida yang berlebihan dan berkembang menjadi kandidiasis vulvovaginal.

Perlu diketahui juga, risiko infeksi jamur vagina akan meningkat pada beberapa kondisi berikut:

  • Kehamilan.
  • Menggunakan pil KB dosis tinggi.
  • Kadar estrogen meningkat.
  • Diabetes yang tidak terkontrol.
  • Menggunakan antibiotik spektrum luas seperti tetrasiklin atau amoksisilin dosis tinggi.
  • Sistem kekebalan lemah akibat penyakit atau efek samping obat-obatan tertentu.
  • Sedang dalam masa prapubertas atau pascamenopause.
  • Memiliki riwayat penyakit kulit seperti psoriasis vulva, lichen planus, atau lichen sclerosus.
  • Obesitas.
  • Menggunakan terapi kortikosteroid atau perawatan kemoterapi.
  • Terinfeksi HIV/AIDS.
  • Sistem kekebalan tubuh terganggu.
  • Flare sebelum dan selama menstruasi.

Diagnosis Infeksi Jamur Vagina

Sebelum menentukan diagnosis, dokter terlebih dahulu akan bertanya seputar:

  • Seberapa lama gejala sudah berlangsung?
  • Apa saja gejala yang dirasakan?
  • Apakah Anda pernah mengalami infeksi menular seksual?

Selanjutnya, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan, termasuk:

  • USG panggul (pelvic exam), memastikan tanda-tanda infeksi pada alat kelamin luar.
  • Uji sekresi vagina dengan cara mengambil sampel cairan vagina kemudian diperiksa di laboratorium untuk memastikan infeksi dan rencana pengobatan selanjutnya.

Cara Mengobati Infeksi Jamur Vagina

Dokter akan memberikan perawatan infeksi kandidiasis vulvovaginal tergantung pada tingkat keparahan gejala dan kondisi medis yang mendasarinya. Berikut ini perawatan infeksi jamur vagina:

1. Infeksi Sederhana

Dokter akan memberi resep obat untuk 3 hari perawatan berupa krim antijamur, tablet, salep, atau suppositoria.

Berikut ini obat infeksi jamur vagina:

  • Butoconazole (Gynazole).
  • Flukonazol (Diflucan).
  • Klotrimazol (Lotrimin).
  • Mikonazol (Monistat).
  • Terconazole (Terazol).

Setelah gejala kandidiasis vulvovaginal sudah sembuh, Anda tetap harus kontrol kesehatan setidaknya dua bulan sekali untuk memastikan gejala tidak kambuh.

Bila gejala kambuh, Anda mungkin harus mengulangi pengobatan atau menggunakan obat topikal bebas untuk obat vagina.

2. Infeksi Parah

Bila Anda mengalami infeksi jamur parah atau infeksi kambuh beberapa kali dalam setahun, maka dokter akan merekomendasikan:

  • Terapi Vagina Jangka Panjang: Obat antijamur yang harus diminum setiap hari selama dua minggu dan dosis lanjutan seminggu sekali dalam enam bulan.
  • Pengobatan Oral Multidosis: Obat antijamur yang diminum dalam dua hingga tiga dosis namun tidak ditujukan untuk wanita hamil.
  • Terapi Resisten Azole: Obat asam borat yang diaplikasikan ke dalam vagina untuk mengobati infeksi kandidiasis vulvovaginal yang resisten.

Bila telah menjalani perawatan infeksi jamur vagina tersebut, tetapi gejala terus kambuh, Anda harus berbicara dengan pasangan seksual Anda yang mungkin juga mengalami infeksi bakteri atau jamur kelamin.

Baca Juga12 Makanan untuk Kesehatan Vagina secara Alami 

Cara Mencegah Infeksi Jamur Vagina

Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi jamur vagina:

  • Gunakan pakaian dalam yang nyaman dan menyerap keringat dengan baik, misalnya berbahan katun.
  • Hindari mengenakan celana yang terlalu ketat, termasuk celana dalam.
  • Jangan menggunakan pembalut, tampon, douching, atau produk kewanitaan yang mengandung deodoran dan pewangi buatan.
  • Hindari membasuh atau merendah area vagina dengan air terlalu panas.
  • Bersihkan vagina dengan cara yang benar dengan membasuh vagina terlebih dahulu, lalu menuju anus. Setelah itu, keringkan dengan baik.
  • Hindari berhubungan seks yang berisiko, misalnya sering berganti pasangan atau tidak menggunakan kondom.
  • Hindari menggunakan pakaian dalam yang basah.

Itulah pembahasan tentang gejala, penyebab, dan cara mengobati infeksi jamur vagina. Konsultasikan lebih lanjut jika Anda mengalami gejala infeksi ini untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.

 

  1. Anonim. CDC. 2022. Vaginal Candidiasis. https://www.cdc.gov/fungal/diseases/candidiasis/genital/index.html. (Diakses pada 5 September 2023).
  2. Cherney, Kristeen. 2021. Everything You Want to Know About Vaginal Yeast Infections. https://www.healthline.com/health/vaginal-yeast-infection. (Diakses pada 5 September 2023).
  3. Mayo Clinic Staff. 2023. Yeast Infection (Vaginal). https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/yeast-infection/symptoms-causes/syc-20378999. (Diakses pada 5 September 2023).
  4. WebMD Editorial Contributors. 2023. Vaginal Yeast Infections. https://www.webmd.com/women/guide/understanding-vaginal-yeast-infection-basics. (Diakses pada 5 September 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi