Terbit: 11 November 2022
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Candidiasis atau kandidiasis adalah salah satu jenis infeksi jamur pada manusia yang paling sering terjadi. Meskipun kondisi ini umumnya tidak berbahaya, akan tetapi jika tidak ditangani tetap dapat memicu infeksi lainnya. Selengkapnya simak gejala, penyebab, hingga pengobatan di bawah ini.

Candidiasis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Infeksi Jamur Candidiasis?

Candidiasis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh beberapa jamur dari genus Candida. Umumnya infeksi menyerang bagian kulit dan mukosa (selaput lendir lapisan kulit dalam). Candidiasis dapat muncul di beberapa bagian tubuh dan menyebabkan penyakit dengan gejala yang berbeda-beda.

Penyakit candidiasis dapat menular apabila melakukan kontak langsung dengan terinfeksi. Namun jika kondisi tubuh Anda dalam keadaan baik, biasanya tidak akan dengan mudah tertular.

Jamur Candida biasanya tidak menyebabkan efek buruk pada penderitanya, kecuali pada bayi dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah seperti penderita diabetes.

Kapan Waktu yang Tepat Harus ke Dokter?

Segera hubungi dokter jika Anda memiliki tanda-tanda infeksi jamur yang kompleks. Anda juga harus membuat ke dokter jika mengalami hal berikut, termasuk:

  • Belum pernah mengalami infeksi jamur sebelumnya.
  • Tanda atau gejala infeksi jamur tidak kunjung membaik setelah diobati dengan krim atau supositoria yang dijual bebas.
  • Mengalami nyeri atau keputihan yang baru atau tidak biasa di area genital.
  • Memiliki gejala lain.
  • Mengalami rasa sakit saat berhubungan seks.

Jika Anda menduga memiliki infeksi jamur tetapi tidak yakin, penting untuk segera menemui dokter guna mendapatkan diagnosis yang tepat. Dokter juga dapat memberi tahu Anda apabila ada hal lain yang menjadi pemicu.

Gejala dan Jenis Candidiasis

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa lokasi yang berbeda dapat menyebabkan kandidiasis yang berbeda. Gejala yang dirasakan juga dapat berbeda-beda pada setiap jenisnya.

Berdasarkan jenis atau lokasi, berikut ini adalah gejala yang bisa terjadi, di antaranya:

1. Candidiasis pada Kulit (Intertrigo)

Jenis ini biasanya muncul di lipatan kulit seperti selangkangan, ketiak, bawah payudara, dan sela-sela jari. Infeksi jamur candidiasis pada kulit dapat menyebabkan bercak berwarna merah terang yang dapat meluas dan dikelilingi bintik merah kecil.

Bercak tersebut biasanya terasa gatal, perih, bisa disertai nanah apabila diikuti dengan infeksi sekunder oleh bakteri.

2. Candidiasis pada Mulut (Candidiasis Oral)

Candidiasis oral adalah infeksi jamur yang terjadi pada lapisan dalam mulut akibat candida albicans. Kondisi ini ditandai dengan gejala berikut, meliputi:

  • Bercak putih dalam mulut.
  • Bercak dapat berdarah apabila dibersihkan.
  • Luka di sekitar mulut.
  • Sensasi terbakar di mulut.
  • Kesulitan menelan, jika infeksi jamur menjalar hingga kerongkongan.

3. Candidiasis di Area Vagina (Vulvovaginal Candidiasis)

Vulvovaginal candidiasis adalah inflamasi pada vulva dan vagina yang disebabkan oleh infeksi jamur Candida albicans. Diperkirakan sekitar 75% wanita akan memiliki setidaknya satu episode vulvovaginal candidiasis. Gejala yang dapat dikenali, di antaranya:

  • Keputihan seperti keju dan konsistensinya kental.
  • Gatal di daerah sekitar kelamin.
  • Iritasi vagina (kemerahan).
  • Buang air kecil perih.
  • Nyeri pada perut bagian bawah.

Baca Juga: Infeksi Jamur Vagina: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi

4. Candidiasis di Area Penis (Balanophosthitis)

Balanophosthitis ditandai dengan bercak berwarna merah pada area kelamin pria, terutama pada ujung penis. Kondisi ini lebih sering dijumpai pada pria yang belum pernah disunat atau sirkumsisi. Gejala lainnya yang mungkin terjadi, termasuk:

  • Kemaluan gatal.
  • Sensasi perih saat buang air kecil.

5. Candidiasis pada Bayi (Napkin Dermatitis)

Napkin dermatitis atau ruam popok biasanya disebabkan membiarkan popok yang lembap dan kotor dalam waktu yang lama pada bayi. Kondisi ini dapat menyebabkan kulit bayi teriritasi yang dapat memicu infeksi.

Gejalanya sama seperti intertrigo dan dapat menyebar ke daerah kemaluan.

6. Candidiasis pada kuku (Onychomycosis)

Jenis infeksi jamur candidiasis ini biasanya dijumpai pada kuku yang sering terpapar air dalam jangka waktu yang lama. Onikomikosis sering disertai intertrigo pada jari kaki. Gejala yang terjadi pada kuku, meliputi:

  • Perubahan warna kuku menjadi kuning putih atau kecokelatan.
  • Kuku lebih tipis, lebih rapuh, dan mudah patah.
  • Plat kuku terlepas dari bantalannya.

Penyebab Candidiasis

Spesies jamur yang paling sering menyebabkan candidiasis adalah jamur Candida albicans. Selain itu, jenis jamur Candida lainnya yang juga bisa menyebabkan kondisi ini, antara lain:

  • Candida glabrata.
  • Candida guilliermondii.
  • Candida parapsilosis.
  • Candida tropicalis.

Jamur biasanya akan berkembang di bagian kulit yang lembap, terutama pada daerah lipatan kulit seperti ketiak, bokong, dan pusar.

Perkembangan jamur yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan kulit dan kemudian memicu infeksi. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, lokasi infeksi jamur yang berbeda akan menghasilkan jenis kandidiasis yang berbeda pula.

Faktor Risiko

Sistem kekebalan tubuh yang menurun dapat meningkatkan faktor risiko seseorang terkena candidiasis. Berikut ini adalah kondisi yang melemahkan kekebalan tubuh, antara lain:

  • Bayi baru lahir, terutama jika berat badan lahir rendah.
  • Ibu hamil.
  • Penderita HIV/AIDS.
  • Penderita diabetes melitus.
  • Pasien yang mengonsumsi antibiotik dalam jangka waktu lama.
  • Pasien yang mengonsumsi kortikosteroid dalam jangka waktu lama.
  • Pasien yang mengonsumsi steroid.
  • Lansia yang menggunakan gigi palsu (rentan terhadap candidiasis oral).

Penggunaan alat dan tabung implan yang menembus ke dalam tubuh seperti kateter urine dan selang infus juga memudahkan jamur masuk ke dalam tubuh. Selain itu, pengguna narkoba yang menggunakan jarum kotor dapat memasukkan jamur langsung ke aliran darah atau jaringan dalamnya.

Diagnosis Infeksi Jamur Candidiasis

Sebagai langkah awal, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan pada pasien tentang gejala yang dialami. Selain itu, untuk memastikan diagnosis dokter juga akan melakukan pemeriksaan seperti berikut ini:

  • Pemeriksaan fisik. Dokter akan melihat langsung pada area tubuh yang terinfeksi untuk memastikan gejala yang muncul memang merupakan gejala candidiasis.
  • Tes kultur: Dokter akan menyeka area yang terinfeksi jamur dengan kapas steril dan memeriksa jamur dan bakteri di bawah mikroskop.
  • Tes darah. Dokter dapat mengambil sampel darah menggunakan jarum suntik, kemudian memeriksanya untuk mendeteksi infeksi jamur candidiasis di tubuh.
  • Tes kalium hidroksida (KOH). Prosedur ini dilakukan dengan mengambil sampel kulit atau kuku yang terinfeksi dengan cara menyeka atau mengerok kulit atau dasar kuku. Sampel tersebut akan diperiksa menggunakan mikroskop untuk mengidentifikasi jenis jamur Candida.

Mengidentifikasi spesies Candida yang menyebabkan infeksi dapat membantu karena dokter akan dapat meresepkan obat antijamur yang mungkin efektif dalam mengobati spesies tertentu.

Pengobatan Candidiasis

Penanganan penyakit candidiasis tentunya harus disesuaikan dengan jenis dan lokasi penyakitnya. Berikut adalah beberapa pilihan pengobatan untuk mengatasi kandidiasis, di antaranya:

1. Obat Antijamur dari Kelas Azole

Obat antijamur dari golongan azole yang paling umum digunakan untuk mengatasi kandidiasis adalah clotrimazole, miconazole, dan ketoconazole.

Obat-obatan tersebut dapat berbentuk obat topikal seperti krim untuk kulit atau gel untuk vagina. Obat jenis ini juga dapat berupa krim untuk mulut dan tablet hisap untuk mengatasi candidiasis oral.

2. Obat Oral antijamur dari Kelas Azole

Obat oral mungkin diberikan apabila infeksi luas atau tidak dapat diatasi dengan menggunakan obat topikal. Obat oral juga berasal dari kelas azole, tapi jenisnya adalah seperti itraconazole, ketoconazole, dan fluconazole.

3. Obat Antijamur Lainnya

Obat antijamur lainnya yang dapat digunakan untuk mengatasi infeksi jamur candidiasis adalah seperti Amphotericin B dan nystatin.

Amphotericin B dapat tersedia dalam bentuk oral dan suntik. Sedangkan untuk nystatin dapat berupa cairan suspensi, krim, dan tablet vagina. Nystatin krim adalah yang umum digunakan untuk mengatasi napkin dermatitis.

4. Antibiotik

Antibiotik adalah obat untuk mengatasi infeksi bakteri. Antibiotik hanya akan diberikan apabila terjadi infeksi sekunder yang disebabkan oleh bakteri.

Komplikasi Candidiasis

Candidiasis dapat menyebabkan komplikasi apabila dibiarkan atau tanpa pengobatan yang tepat. Berikut ini komplikasi yang mungkin terjadi, di antaranya:

  1. Candidiasis yang muncul di kulit dapat menyebabkan ketidaknyamanan sehingga membuat penderitanya merasa tidak percaya diri. Kondisi ini bahkan dapat memicu stres.
  2. Jenis candidiasis oral bagi anak-anak dan orang dewasa memiliki sistem kekebalan tubuh lemah dapat menjadi ancaman serius.
  3. Jamur Candida yang menjalar ke selaput pembungkus otak atau disebut meningen, kemungkinan dapat memicu penyakit meningitis (radang selaput otak).
  4. Beberapa kondisi seperti penderita kanker yang menjalani perawatan, penderita HIV/AIDS, serta bayi dan lansia, dapat membuat infeksi jamur menyebar ke aliran darah dan organ tubuh lainnya. Kondisi ini dapat mengakibatkan sepsis dan gangguan pada organ yang terinfeksi.

Baca Juga: Penyakit Jamur Hitam: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan, dll

Pencegahan Candidiasis

Jamur akan mudah berkembang di tempat yang lembap seperti lipatan kulit. Maka dari itu, untuk menghindari infeksi jamur candidiasis, berikut ini langkah-langkah pencegahan yang dapat Anda dilakukan, antara lain:

  • Menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan sekitar.
  • Jaga tubuh tetap kering, terutama area tubuh yang mudah lembap seperti area kemaluan.
  • Hindari menggunakan pakaian ketat.
  • Hindari penggunaan sabun khusus area kewanitaan.
  • Penderita diabetes diharuskan untuk menjaga kadar gula, sedangkan penderita HIV/AIDS harus mengonsumsi obat ARV.
  • Lansia yang menggunakan gigi palsu diharuskan untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut. Jika terjadi luka pada mulut akibat penggunaan gigi palsu, dapat diatasi dengan cara kumur menggunakan air garam.

 

  1. Anonim. 2021. What Is Candidiasis?. https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/guide/what-is-candidiasis-yeast-infection. (Diakses pada 10 November 2022)
  2. Anonim. 2022. Candida Albicans. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22961-candida-albicans. (Diakses pada 10 November 2022)
  3. Anonim. Candidiasis. https://medbroadcast.com/condition/getcondition/candidiasis. (Diakses pada 10 November 2022)
  4. Mandal, Ananya. 2019. Causes of Candidiasis (Thrush). https://www.news-medical.net/health/Causes-of-Candidiasis-(Thrush).aspx. (Diakses pada 10 November 2022)
  5. Rogers, Kara. Candidiasis. https://www.britannica.com/science/fascioliasis. (Diakses pada 10 November 2022)
  6. Seladi-Schulman, Jill. 2018. About Candida albicans: Natural yeast and problematic infections. https://www.medicalnewstoday.com/articles/322722. (Diakses pada 10 November 2022)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi