Pectus excavatum adalah suatu kondisi di mana tulang dada tumbuh ke dalam membentuk cekungan. Dalam kasus yang parah, dada cekung dapat memengaruhi kesehatan jantung. Simak penjelasan selengkapnya tentang gejala, penyebab, komplikasi, hingga pengobatan di bawah ini.
Apa itu Pectus Excavatum?
Pectus Excavatum adalah suatu kondisi kelainan tulang dada dan tulang rusuk yang tumbuh dan masuk ke arah dalam. Normalnya, tulang dada dan tulang rusuk tumbuh ke arah luar (tetapi tidak berlebihan seperti pada kasus Pectus Carinatum atau ‘dada burung’).
Penderita kondisi ini biasanya memiliki tulang dada yang terlihat cekung menyerupai corong tertutup. Itulah mengapa kondisi ini juga dikenal dengan istilah ‘dada cekung’.
Kelainan tulang ini termasuk kelainan bawaan atau kongenital yang dipengaruhi secara genetik, sehingga sering kali bisa dideteksi sejak awal kelahiran. Dada cekung akan lebih nampak ketika seseorang berusia 2 tahun.
Tanda dan Gejala Pectus Excavatum
Satu gejala yang pasti nampak adalah penampilan dada yang melekuk ke dalam, sehingga nampak seperti sebuah corong. Gejala yang satu itu biasanya semakin memburuk sejak masa remaja hingga dewasa.
Tingkat keparahan dada cekung bisa ringan, sedang, dan berat. Dada cekung dengan kondisi ringan hanya mengurangi keindahan penampilan, namun kondisi yang berat bisa menekan jantung dan paru-paru.
Apabila Pectus Excavatum sudah berat, berikut ini beberapa gejalanya:
- Sering sesak napas.
- Nyeri dada.
- Palpitasi (jantung berdetak cepat).
- Mengi atau batuk.
- Sering merasa lelah.
- Sering mengalami infeksi saluran pernapasan.
- Memiliki napas pendek.
- Menurunnya stamina.
- Jarang melakukan olahraga.
Kapan Waktu yang Tepat ke Dokter?
Apabila Anda atau ada anggota keluarga yang memiliki cekungan di sekitar tulang dada, maka segeralah memeriksakan diri atau membawanya ke dokter. Terlebih, apabila penampakan dada cekung disertai beberapa gejala yang telah disebutkan di atas.
Orang-orang dengan dada cekung yang mengalami beberapa gejala tersebut mungkin sudah berada pada tahap yang parah, sehingga perlu segera diatasi agar tidak berkembang semakin buruk.
Penyebab Pectus Excavatum
Penyebabnya masih belum diketahui secara pasti. Namun, diduga kuat ini terjadi karena adanya kelainan genetik pada kromosom yang terkait dengan perkembangan tulang rusuk dan tulang dada.
Kelainan tersebut menyebabkan kecacatan pada jaringan tulang rawan yang menyokong tulang rusuk tertentu. Tulang tersebut adalah tulang rusuk yang mengarah ke tulang dada.
Kecacatan pada tulang rusuk tersebut menyebabkan tulang rawan di bagian itu mendorong tulang dada hingga masuk ke dalam.
Faktor Risiko Pectus Excavatum
Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kondisi ini:
- Jenis kelamin. Anak laki-laki berpeluang lebih tinggi untuk mengalami dada cekung dibandingkan anak perempuan
- Riwayat keluarga. Adanya riwayat keluarga dengan kondisi ini dapat meningkatkan faktor risiko pada keturunannya.
- Menderita sindrom tertentu. Beberapa sindrom seperti Sindrom Marfan, Sindrom Ehlers-Danlos, Sindrom Noonan, dan Sindrom Turner meningkatkan peluang terhadap kejadian dada cekung.
- Rakitis. Merupakan pelunakan dan melemahnya tulang pada anak-anak. Ini biasanya karena kekurangan vitamin D yang ekstrem dan berkepanjangan.
- Skoliosis. Anak yang mengalami dada cekung biasanya juga mengalami skoliosis, yakni di mana tulang belakang melengkung
- Osteogenesis imperfecta (OI). Ini adalah sekelompok kelainan genetik yang terutama mempengaruhi tulang. Istilah osteogenesis imperfecta berarti pembentukan tulang tidak sempurna.
Baca Juga: Tulang Dada: Anatomi, Fungsi, dan Kemungkinan Cedera
Diagnosis Pectus Excavatum
Setelah tiba di ruang medis, maka dokter akan melakukan beberapa tindakan guna menegakkan diagnosis kejadian dada cekung pada pasien. Diagnosis pertama dilakukan dengan menggali informasi kesehatan dan gejala yang dialami.
Dokter akan memeriksa dada untuk melihat kondisi cekungan di dada. Selain itu, ada beberapa tes yang perlu dilakukan, berikut di antaranya:
1. Tes pencitraan
Tes pencitraan yang bisa digunakan untuk mendiagnosis Pectus Excavatum adalah rontgen dada dan CT scan. Rontgen dada menggunakan sinar X untuk melihat kemiringan tulang dada. Mungkin ada beberapa ketidaknyamanan ketika Anda sedang menjalani pemeriksaan ini.
CT scan bisa membantu dokter untuk menentukan tingkat keparahan dada cekung. Citra hasil CT scan dapat memvisualisasikan kondisi dan posisi tulang dada dan tulang rusuk terhadap jantung dan paru-paru.
2. Elektrokardiogram
Apabila dokter mencurigai dada cekung sudah menekan jantung, maka Anda perlu menjalani elektrokardiogram. Diagnosis ini berguna untuk menunjukkan irama jantung Anda, apakah ada kelainan atau tidak.
3. Ekokardiogram
Ekokardiogram dilakukan dengan tujuan untuk melihat struktur jantung (dinding jantung, katup jantung, dan pembuluh darah) termasuk fungsi kerja jantung Hasil tes ini bisa mendukung dokter untuk menyimpulkan kondisi kesehatan jantung pada penderita Pectus Excavatum.
4. Tes fungsi paru-paru
Tekanan pada tulang rusuk dan tulang dada yang menekan paru-paru bisa diuji dengan menggunakan tes fungsi paru-paru. Tes ini akan mengukur jumlah udara yang dapat ditahan paru-paru dan kecepatannya dalam mengosongkan udara.
5. Tes latihan fisik
Salah satu gejala dada cekung tingkat parah yang sudah menekan paru-paru dan jantung adalah menurunnya stamina, napas pendek, dan enggan berolahraga. Tes latihan fisik bisa membantu dokter untuk mengetahui fungsi jantung dan paru-paru Anda saat sedang latihan fisik.
Penanganan Pectus Excavatum
Pengobatannya tergantung pada tingkat keparahan dan gejala yang dialaminya. Penderita dada cekung tingkat ringan cukup melakukan pengobatan dengan menjalani beberapa terapi fisik.
Terapi fisik tersebut bertujuan untuk memperbaiki postur tubuh dan meningkatkan sudut di tulang dada. Namun, jika dada cekung sudah parah, maka pengobatannya adalah dengan melakukan operasi.
Terdapat dua jenis operasi yang paling umum dilakukan untuk menangani kasus dada cekung yaitu operasi smaller incisions dan larger incisions. Tindakan operasi tersebut dilakukan agar tulang dada dan bisa dinaikkan posisinya, sehingga tidak menekan jantung dan paru-paru.
Komplikasi Pectus Excavatum
Dada cekung bisa menimbulkan beberapa komplikasi, terutama pada kasus yang parah. Beberapa komplikasi tersebut bisa ringan hingga serius.
Komplikasi yang mungkin terjadi, di antaranya:
- Kurang percaya diri.
- Masalah jantung.
- Masalah paru-paru.
- Produktivitas rendah.
Apabila komplikasi ini mengganggu aktivitas Anda sehari-hari, sebaiknya segera konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
- Anonim. 2020. ClevelandClinic: Pectus excavatum. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17328-pectus-excavatum. (Diakses pada 15 Juli 2019)
- Anonim. 2020. KidsHealth: Chest Wall Disorder: Pectus Excavatum. https://kidshealth.org/en/parents/pectus-excavatum.html. (Diakses pada 15 Juli 2019)
- Anonim. SeattleChildrens: Pectus Excavatum. https://www.seattlechildrens.org/conditions/bone-joint-muscle-conditions/pectus-excavatum/. (Diakses pada 15 Juli 2019)
- Anonim. Pectus Excavatum. https://www.hopkinsallchildrens.org/Services/Pediatric-General-Surgery/Conditions/Chest-Wall-Deformity/Pectus-Excavatum. (Diakses pada 11 Juli 2022)
- Anonim. 2021. Pectus Excavatum. https://www.pennmedicine.org/for-patients-and-visitors/patient-information/conditions-treated-a-to-z/pectus-excavatum. (Diakses pada 11 Juli 2022)
- Anonim. 2022. Pectus excavatum. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pectus-excavatum/symptoms-causes/syc-20355483. (Diakses pada 15 Juli 2019)