Terbit: 28 April 2020
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Parafimosis adalah gangguan kesehatan pada kulup penis pria yang tidak disunat. Kondisi ini tergolong serius dan harus mendapatkan penanganan segera. Lebih lanjut ketahui gejala, penyebab, hingga pengobatannya di bawah ini!

Parafimosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Parafimosis?

Parafimosis adalah kondisi ketika kulup penis tidak bisa ditarik kembali ke depan melewati ujung penis. Hal ini membuat kulup menjadi bengkak dan terperangkap sehingga memperlambat atau bahkan menghentikan aliran darah ke ujung penis.

Kondisi ini hanya terjadi pada penis pria yang tidak disirkumsisi atau tidak disunat. Pada pria yang sudah disunat, dokter dapat langsung menyingkirkan kemungkinan parafimosis meskipun gejalanya mirip.

Parafimosis berbeda dengan fimosis yang merupakan kondisi di mana kulup melekat erat pada kepala penis. Fimosis umum terjadi pada anak kecil yang belum disunat dan biasanya bukan merupakan kondisi serius, sedangkan parafimosis adalah kondisi darurat medis yang harus segera ditangani. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius.

Seberapa Umumkah Parafimosis?

Penelitian menunjukkan bahwa ada sekitar 0,2% anak usia 4 bulan hingga 12 tahun yang tidak disunat berisiko menderita parafimosis. Bagi orang yang tidak disunat berusia 16 tahun ke atas, persentasenya naik menjadi 1%. Ini lebih jarang terjadi dibandingkan masalah pada kulup lainnya di kedua kategori.

Gejala Parafimosis

Gejala utamanya adalah ketidakmampuan mengembalikan kulup ke posisi normal di atas ujung penis. Gejala lainnya yang bisa dikenali, meliputi:  

  • Pembengkakan dan nyeri di ujung penis.
  • Ketidaknyamanan dan rasa sakit
  • Ujung penis berwarna merah tua atau biru karena kurangnya aliran darah.
  • Sasa sakit ketika disentuh.
  • Ketidaknyamanan ketika buang air kecil.

Gejala yang muncul pada setiap pria dapat berbeda-beda dan bergantung pada tingkat keparahan gejala.

Kapan Harus ke Dokter?

Parafimosis adalah kondisi darurat medis yang membutuhkan penanganan segera. Apabila Anda mengalami beberapa gejala seperti yang sudah disebutkan di atas, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Baca Juga: Fimosis: Penyebab, Gejala, Cara Mengobati, dll

Penyebab Parafimosis

Paraphimosis biasanya terjadi ketika Anda menarik kembali kulup untuk membersihkan bagian bawahnya atau jika mencoba meregangkan kulup karena terlalu kencang.

Parafimosis juga dapat disebabkan oleh berbagai macam kondisi berikut:.

  • Petugas kesehatan lupa untuk menarik kulup ke posisi normal setelah pemeriksaan atau prosedur medis.
  • Infeksi.
  • Trauma fisik pada area penis.
  • Menarik kulup terlalu kuat hingga menyebabkan pembengkakan.
  • Aktivitas seksual yang kuat.
  • Tindik penis.
  • Pembengkakan pada penis dan kulup akibat gigitan serangga.
  • Peradangan kronis pada penis dan kulup akibat diabetes.

Faktor Risiko Parafimosis

Berikut adalah beberapa faktor yang meningkatkan kemungkinan pria mengalami parafimosis:

  • Usia remaja, meskipun kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja.
  • Penderita diabetes.
  • Individu yang membutuhkan kateterisasi.
  • Memiliki riwayat infeksi bakteri.

Diagnosis Parafimosis

Dokter akan melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik pada pasien untuk memastikan diagnosis parafimosis. Kedua pemeriksaan ini saja biasanya cukup dan tidak membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut lainnya.

Parafimosis ditandai dengan pita ketat kulup yang terperangkap di belakang kepala penis. Dalam beberapa kasus, pita ini dapat tersembunyi sepenuhnya akibat pembengkakan jaringan di sekitarnya.

Selain memeriksa kondisi fisik penis secara langsung, dokter juga akan menanyakan beberapa pertanyaan. Dokter akan menanyakan tentang gejala, masalah, atau kegiatan yang belakangan pernah Anda lakukan yang berkaitan dengan penis atau kulup.

Pemeriksaan tambahan sangat jarang untuk dilakukan. Terkadang sampel swab dapat diambil untuk mendeteksi jenis infeksi yang menyebabkan parafimosis.

Jika sudah pernah disunat, maka dipastikan kondisi yang dialami bukan merupakan parafimosis.

Baca Juga: Manfaat Sunat Bagi Kesehatan, Bisa Turunkan Risiko Kanker

Pengobatan Parafimosis

Pengobatannya bergantung pada usia dan tingkat keparahan kondisi. Langkah pertama yang dilakukan biasanya adalah mengurangi pembengkakan akibat kondisi ini. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi pembengkakan:

  • Mengompres dengan es.
  • Membalut perban erat di sekitar penis.
  • Menyuntikkan hyaluronidase yang merupakan enzim untuk membantu mengurangi pembengkakan.
  • Pada kasus yang parah, dokter akan membuat sayatan untuk meredakan ketegangan.

Setelah pembengkakan mereda, dokter akan mengembalikan kulup ke posisi semua. Langkah ini sangat menyakitkan sehingga dokter akan memberikan penghilang rasa sakit sebelum prosedur dimulai.

Dokter akan melumasi penis dan kulup terlebih dahulu. Setelah itu, dokter akan menekan ujung penis dengan lembut sambil menarik kulup.

Jika kasusnya parah, sunat atau pengangkatan kulup mungkin diperlukan untuk mengatasi kondisi ini. Sunat juga akan menjadi pencegahan agar kondisi ini tidak terjadi lagi.

Setelah prosedur dilakukan, dokter akan meresepkan obat untuk dikonsumsi selama pemulihan. Anda juga diharuskan untuk menjaga merawat dan membersihkan ujung penis dengan baik untuk mencegah infeksi.

Apabila setelah perawatan Anda mengalami demam tinggi dan merasa sakit, kemungkinan mengalami infeksi. Segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan perawatan dengan antibiotik.

Komplikasi Parafimosis

Parafimosis yang tidak diatasi dengan cepat akan berpotensi menyebabkan komplikasi serius. Kondisi ini terjadi karena aliran darah di penis dan aliran oksigen terhambat.

Berikut adalah beberapa kondisi yang mungkin terjadi bila parafimosis tidak ditangani:

  • Kerusakan pada ujung penis.
  • Kematian jaringan yang mengakibatkan hilangnya ujung penis.
  • Infeksi parah.

Baca Juga: 8 Risiko yang Mungkin Dialami Jika Penis Tidak Disunat

Pencegahan Parafimosis

Kondisi ini pada dasarnya sangat mudah untuk dicegah. Sunat atau sirkumsisi adalah cara yang paling tepat untuk pencegahan. Apabila Anda tidak disunat, berikut langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah parafimosis:

  • Menjaga kebersihan dengan baik dan membersihkan ujung penis secara teratur.
  • Selalu tempatkan kembali kulup ke ujung penis setelah ditarik untuk membersihkan, baik saat berhubungan seksual maupun buang air kecil.
  • Setelah melakukan prosedur atau pemeriksaan kesehatan tertentu, pastikan petugas medis mengembalikan kulup ke posisi semula.
  • Pastikan jangan membiarkan kulup tidak berada di ujung penis untuk waktu yang lama.

Demikian ulasan lengkap tentang parafimosis, mula dari gejala, penyebab, hingga pencegahannya yang perlu anda ketahui, terutama bagi pria yang tidak disunat. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!

 

  1. Anonim. 2019. 2 Penis Disorders: Phimosis and Paraphimosis. https://www.webmd.com/men/phimosis-paraphimosis#2. (Diakses 28 Januari 2020).
  2. Anonim. 2021. Paraphimosis. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22244-paraphimosis (Diakses pada 17 November 2023)
  3. Ellis, Mary Ellen dan Jacquelyn Cafasso. 2016. Paraphimosis. https://www.healthline.com/health/paraphimosis. (Diakses 28 Januari 2020).
  4. Ingleson, Kanna. 2017. What to know about paraphimosis. https://www.medicalnewstoday.com/articles/318833.php#how-is-paraphimosis-caused. (Diakses 28 Januari 2020).


DokterSehat | © 2023 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi