Terbit: 21 March 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Chronic myelogenous leukemia (CML) yaitu kanker yang memengaruhi sel-sel darah dan sumsum tulang. Simak penjelasan lengkap mengenai gejala, penyebab, hingga cara mengobatinya dalam ulasan berikut.

Chronic Myelogenous Leukemia (CML): Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Apa itu Chronic Myelogenous Leukemia?

Chronic myelogenous leukemia sering juga disebut leukemia mielositik kronis, leukemia myelogenous kronik, leukemia granulositik kroni atau leukemia CML.

Sel kanker pada penyakit ini bisa menyebar ke bagian tubuh lain melalui aliran darah, dan menyerang kelenjar getah bening terdekat seperti limpa, hati, dan sistem saraf pusat yaitu otak dan sumsum tulang belakang.

Kata kronis pada penyakit ini mengarah pada perkembangan sel kanker yang cenderung cepat. Jenis kanker ini, memengaruhi salah satu sel darah putih (myeloid).

Pada kondisi normal, sel darah putih ini berperan dalam melawan infeksi dan mencegah kerusakan pada jaringan tubuh. Pada CML, sumsum tulang menghasilkan myeloid yang belum matang secara berlebihan sehingga justru membuat tubuh rentan terhadap infeksi.

Gejala Chronic Myelogenous Leukemia

CML adalah kondisi yang memiliki tiga fase: kronis, accelerated, dan blastic. Berikut penjelasannya:

1. Kronis

Ini adalah tahap paling awal dan paling mudah untuk diobati. Kondisi ini sering kali tidak memiliki gejala.

2. Accelerated

Selama periode ini, jumlah sel darah yang tidak berfungsi dengan benar meningkat. Anda mungkin mendapatkan beberapa gejala seperti:

  • Merasa sangat lelah.
  • Demam.
  • Muncul memar.
  • Berkeringat di malam hari.
  • Napas pendek.
  • Menurunnya berat badan.
  • Terjadi pembengkakan atau rasa sakit di sisi kiri (bisa menjadi tanda limpa membesar).
  • Tulang terasa sakit.

Gejala lain yang mungkin terjadi yaitu stroke, perubahan penglihatan, dering di telinga, merasa seperti berada dalam keadaan linglung, dan mendapatkan ereksi berkepanjangan.

3. Fase Blastic

Sel-sel leukemia berlipat ganda dan mengeluarkan sel darah dan trombosit yang sehat. Pada tahap ini, Anda akan memiliki gejala yang lebih parah, termasuk:

  • Infeksi.
  • Perdarahan.
  • Perubahan kulit termasuk benjolan atau tumor.
  • Kelenjar membengkak.
  • Sakit tulang.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Segera konsultasi dengan dokter jika Anda memiliki tanda atau gejala terus-menerus yang mengkhawatirkan seperti demam berkepanjangan atau mimisan.

Gejalanya sering kali menyerupai gejala penyakit infeksi lain seperti flu. Oleh sebab itu, pemeriksaan perlu dilakukan untuk mendeteksi dini kemungkinan kanker dan mencegah perkembangan penyakit. 

Baca juga: 5 Jenis Kanker yang Membuat Anda Mimisan Terus-menerus

Penyebab Chronic Myelogenous Leukemia

Kondisi ini terjadi ketika ada sesuatu yang tidak beres pada gen di sel sumsum tulang. Tidak jelas apa yang awalnya memicu proses ini, akan tetapi terdapat beberapa kondisi yang bisa menyebabkan hal ini, di antaranya:

  • Kromosom Berkembang Abnormal

Sel manusia terdiri dari 23 pasang kromosom. Kromosom-kromosom ini menyimpan DNA yang berisi instruksi (gen) yang mengendalikan sel-sel dalam tubuh. Seseorang yang memiliki kondisi ini, kromosom dalam sel darah saling bertukar bagian.

Bagian dari kromosom 9 mengganti tempat-tempat dengan bagian kromosom 22, kemudian menciptakan kromosom ekstra pendek 22 dan kromosom ekstra panjang 9.

  • Kromosom Abnormal Menciptakan Gen Baru

Gen dari kromosom 9 bergabung dengan gen dari kromosom 22 untuk membuat gen baru yang disebut BCR-ABL. Gen BCR-ABL berisi instruksi yang memberitahu sel darah abnormal untuk memproduksi banyak protein yang disebut tyrosine kinase.

Protein tersebut meningkatkan kanker dengan membiarkan sel darah tertentu tumbuh di luar kendali.

  • Gen Baru Mengganggu Sel Darah Sehat

Ketika sumsum tulang berfungsi secara normal, ia menghasilkan sel-sel yang belum matang (sel-sel induk darah) secara terkendali. Sel-sel ini kemudian matang dan mengkhususkan ke dalam berbagai jenis sel darah yang beredar di tubuh yaitu sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Pada CML, proses ini tidak bekerja dengan baik.

Tyrosine kinase yang disebabkan oleh gen BCR-ABL memungkinkan terlalu banyak sel darah putih untuk berkembang. Sebagian besar atau semua sel ini mengandung kromosom yang abnormal.

Sel darah putih yang sakit tidak tumbuh dan mati seperti sel normal. Kemudian sel-sel darah putih yang sakit menumpuk dalam jumlah besar, memadatkan sel-sel darah sehat dan merusak sumsum tulang.

– Iklan –

 

Faktor Risiko Chronic Myelogenous Leukemia

Meski penyebabnya belum jelas diketahui, beberapa orang bisa memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami salah satu dari jenis kanker darah ini, antara lain: 

  • Orang lanjut usia.
  • Laki-laki.
  • Punya kebiasaan merokok 
  • Sering terpapar asap dari bahan kimia yang bersifat karsinogenik.
  • Paparan radiasi. Dalam kasus yang jarang terjadi, kondisi ini disebabkan oleh paparan radiasi yang sangat tinggi. Sedikit peningkatan risiko juga terjadi pada beberapa orang yang diobati dengan terapi radiasi dosis tinggi untuk kanker lain, seperti limfoma.

Baca Juga: 8 Jenis Virus yang Bisa Meningkatkan Risiko Terkena Kanker

Diagnosis Chronic Myelogenous Leukemia

Beberapa tes yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis CML, di antaranya:

  • Pemeriksaan Fisik

Dokter akan memeriksa tanda-tanda vital seperti denyut nadi dan tekanan darah. Selain itu, dokter juga akan mengecek kelenjar getah bening, limpa dan perut, untuk menentukan apakah mengalami pembesaran.

  • Tes Darah

Pemeriksaan darah lengkap dapat mengungkapkan kelainan pada sel darah, seperti jumlah sel darah putih yang sangat tinggi. Tes kimia darah untuk mengukur fungsi organ diperlukan guna membantu dokter membuat diagnosis.

  • Tes Sumsum Tulang

Biopsi sumsum tulang dan aspirasi sumsum tulang digunakan untuk mengumpulkan sampel sumsum tulang untuk pengujian di laboratorium. Tes ini melibatkan pengumpulan sumsum tulang dari tulang pinggul.

  • Tes untuk Mencari Kromosom Philadelphia

Tes khusus seperti fluoresensi in situ hybridization (FISH) dan polymerase chain reaction (PCR), menganalisis sampel darah atau sumsum tulang untuk melihat ada tidaknya kromosom Philadelphia atau gen BCR-ABL.

Baca Juga: Benarkah Gula Bisa Meningkatkan Risiko Kanker? Ini Penjelasannya

Pengobatan Chronic Myelogenous Leukemia

Tujuan dari perawatan adalah untuk menghilangkan sel-sel darah yang mengandung gen BCR-ABL abnormal yang menyebabkan melimpahnya sel-sel darah yang tidak sehat. Pada umumnya, pengobatan dimulai dengan obat-obatan yang ditargetkan untuk mencegah penyakit ini berkembang.

  • Terapi Target

Obat-obatan ini dirancang untuk menyerang kanker yang berfokus pada aspek tertentu dari sel kanker yang memungkinkan mereka untuk tumbuh dan berkembang biak. Target obat ini adalah protein yang diproduksi oleh gen BCR-ABL yaitu tyrosine kinase.

Obat yang menghambat perkembangan tyrosine kinase meliputi: imatinib, dasatinib, nilotinib, bosutinib, dan ponatinib. Obat ini adalah pengobatan awal untuk orang yang didiagnosis dengan CML. Efek samping dari obat-obatan yang ditargetkan ini termasuk pembengkakan pada kulit, mual, kram otot, kelelahan, diare dan ruam kulit.

Jika penyakit tidak merespons atau menjadi resisten terhadap obat yang ditargetkan, dokter dapat mempertimbangkan obat-obatan yang ditargetkan lainnya, seperti omacetaxine atau perawatan lainnya.

Dalam situasi tertentu, dokter juga mungkin mempertimbangkan untuk menghentikan pengobatan dengan obat-obatan yang ditargetkan setelah mempertimbangkan manfaat dan risikonya.

  • Transplantasi Sumsum Tulang

Transplantasi sumsum tulang juga disebut transplantasi sel induk. Prosedur ini menawarkan penyembuhan definitif untuk CML. Meski begitu, transplantasi sumsum tulang memiliki risiko dan membawa tingkat komplikasi serius yang tinggi.

Selama transplantasi sumsum tulang, obat kemoterapi dosis tinggi digunakan untuk membunuh sel pembentuk darah di sumsum tulang. Kemudian sel-sel induk darah dari donor dimasukkan ke dalam aliran darah. Sel-sel baru membentuk sel-sel darah baru yang sehat untuk menggantikan sel-sel yang sakit.

  • Kemoterapi

Kemoterapi adalah perawatan obat untuk membunuh sel-sel yang tumbuh cepat dalam tubuh, termasuk sel-sel leukemia. Obat kemoterapi kadang-kadang dikombinasikan dengan terapi obat yang ditargetkan untuk mengobati leukemia CML yang agresif. Efek samping dari obat kemoterapi tergantung pada obat apa yang digunakan.

  • Radioterapi

Ini adalah prosedur untuk menghancurkan dan menghentikan pertumbuhan sel kanker dengan menggunakan sinar radiasi berkekuatan tinggi. Umumnya, prosedur ini jarang digunakan sebagai pengobatan, namun pada kondisi tertentu mungkin terapi ini diperlukan.

Terapi radiasi berguna mengobati rasa sakit akibat kerusakan tulang yang disebabkan  oleh pertumbuhan sel leukemia di dalam sumsum tulang.

  • Imunoterapi

Pemberian obat untuk meningkatkan sistem imun tubuh dan membantu tubuh melawan sel kanker. Jenis obat-obatan yang digunakan misalnya interferon. Untuk mengobati CML, obat ini biasanya diberikan sebagai injeksi harian di bawah kulit. Tidak jarang, obat ini juga disuntikan  ke dalam otot atau vena.

Pencegahan Chronic Myelogenous Leukemia

Pada dasarnya, tidak ada cara untuk mencegah leukemia mielositik kronis. 

Bagi sebagian orang, ketika perawatan telah dicoba dan tidak mengendalikan kanker, mungkin sudah saatnya untuk menimbang manfaat dan risiko untuk mencoba perawatan baru.

Namun, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko Anda terkena leukemia, antara lain: 

  • Menghentikan kebiasaan merokok.
  • Olahraga dengan teratur.
  • Menggunakan alat pelindung jika bekerja di lingkungan yang rentan paparan zat kimia berbahaya.
  • Menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mendeteksi kanker sejak dini.

 

  1. Anonim. Chronic myelogenous leukemia. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chronic-myelogenous-leukemia/symptoms-causes/syc-20352417. (Diakses pada 14 Februari 2023).
  2. Anonim. CHRONIC MYELOID LEUKEMIA. https://www.lls.org/leukemia/chronic-myeloid-leukemia. (Diakses pada 14 Februari 2023) 
  3. Anonim. Chronic Myelogenous Leukemia (CML). https://www.webmd.com/cancer/lymphoma/cml-need-to-know-first#1. (Diakses pada 14 Februari 2023).
  4. Anonim. 2018. Treating Chronic Myeloid Leukemia. https://www.cancer.org/cancer/chronic-myeloid-leukemia/treating.html. (Diakses pada 14 Februari 2023) 
  5. Anonim. 2018. Causes, Risk Factors, and Prevention. https://www.cancer.org/cancer/chronic-myeloid-leukemia/causes-risks-prevention.html. (Diakses pada 14 Februari 2023) 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi