Terbit: 12 December 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Adrian Setiaji

Marasmus adalah bentuk malnutrisi parah. Meski bisa terjadi pada siapa saja, kondisi ini lebih sering terjadi anak-anak (khususnya di negara berkembang). Simak penjelasan lengkap mengenai tanda-tanda hingga pengobatan selengkapnya di bawah ini.

Marasmus: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Marasmus?

Marasmus adalah salah satu bentuk malnutrisi protein-energi yang serius. Saat seseorang tidak mendapatkan nutrisi yang tepat, tubuh akan sulit untuk menumbuhkan sel baru atau melawan penyakit. Pada akhirnya, masalah kesehatan yang lebih serius dapat terjadi.

Gejala dari kondisi ini bisa bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan apakah ada infeksi terkait atau kondisi lain. Seorang anak dengan marasmus mungkin tidak tumbuh seperti anak-anak biasanya.

Gejala Marasmus

Gejala utama marasmus adalah hilangnya jaringan lemak dan otot tubuh secara akut, kondisi yang menyebabkan indeks massa tubuh (BMI) yang rendah. Pada seorang anak, gejala utamanya adalah kegagalan untuk tumbuh, yang dikenal sebagai stunting.

Seiring waktu, seseorang dengan marasmus akan kehilangan jaringan tubuh dan lemak di wajah. Kondisi ini juga bisa membuat tulangnya menjadi terlihat di bawah kulit, berkembangnya lipatan kulit (akibat hilangnya massa tubuh), dan mata tampak cekung.

Ciri-ciri marasmus lainnya:

  • Pusing berulang kali.
  • Merasa tidak bertenaga.
  • Kulit menjadi kering.
  • Rambut gampang rontok.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Marasmus dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, segera cari perawatan medis jika Anda memiliki salah satu dari gejala berikut:

  • Perubahan tingkat kesadaran atau kelesuan.
  • Kelumpuhan kaki penuh atau sebagian.
  • Kehilangan kontrol kandung kemih atau usus.
  • Muntah atau diare berkepanjangan.

Penyebab Marasmus

Penyebab utama marasmus adalah kurangnya nutrisi tubuh. Kondisi ini terjadi ketika seseorang tidak mengonsumsi protein, kalori, karbohidrat, dan nutrisi penting lainnya dalam jumlah yang cukup.

Seorang anak yang kekurangan gizi mungkin memiliki kondisi selain marasmus. Di antara jenis malnutrisi yang lebih umum adalah defisiensi serius pada:

  • Zat besi.
  • Yodium.
  • Zinc.
  • vitamin A.

Pada umumnya, kondisi ini sering terjadi di negara berkembang atau di negara-negara di mana tingkat kemiskinan yang tinggi, pasokan makanan yang terbatas, dan sumber air yang tercemar.

Faktor Risiko

Daerah-daerah yang memiliki kelaparan atau tingkat kemiskinan yang tinggi memiliki persentase anak-anak dengan marasmus yang lebih tinggi. Selain itu, seorang ibu yang sedang menyusui dan kekurangan gizi, hal itu juga dapat memengaruhi kondisi anaknya.

Selain itu, infeksi virus, bakteri, dan parasit dapat menyebabkan anak mengonsumsi terlalu sedikit nutrisi. Wilayah dengan tingkat penyakit yang tinggi, perawatan medis yang tidak memadai, dan makanan yang tidak cukup juga menjadi faktor lain yang membuat seseorang berisiko mengalami kondisi ini.

Diagnosis Marasmus

Diagnosis awal yang bisa dilakukan dokter adalah melalui pemeriksaan fisik seperti melakukan pengukuran tinggi dan berat badan. Jika hasil pengukuran jauh di bawah angka yang seharusnya dimiliki oleh anak sehat pada usia tertentu, penyakit marasmus mungkin menjadi penyebabnya.

Kurangnya gerak pada anak yang kekurangan gizi juga dapat membantu memastikan diagnosis. Anak-anak dengan kondisi ini cenderung kekurangan energi atau enggan untuk melakukan apa saja.

Pengobatan Marasmus

Jika seseorang sudah didiagnosis mengalami marasmus atau mengalami anoreksia nervosa, tenaga medis profesional biasanya akan menyiapkan rencana khusus.

Sangat penting bagi seseorang dengan kondisi ini untuk menerima perawatan diet yang kaya akan nutrisi seperti karbohidrat dan kalori. Hal ini membuat penderita akan membutuhkan lebih banyak kalori daripada biasanya.

Namun, tubuhnya mungkin merasa sulit untuk mentolerir atau mencerna makanan setelah kehilangan begitu banyak lemak dan jaringan tubuh.

Salah satu solusi yang bisa dilakukan oleh dokter adalah menyediakan makanan dalam jumlah kecil atau memasukan nutrisi melalui selang ke vena dan perut. Cara ini memungkinkan makanan dan minuman dikirim dengan cepat ke dalam tubuh.

Meski melakukan perawatan yang tepat, kondisi pulih seperti semula mungkin membutuhkan waktu berbulan-bulan. Bahkan, seseorang mungkin memerlukan perawatan untuk komplikasi, seperti infeksi dan dehidrasi.

Sementara, jika kondisi ini dihasilkan dari gangguan makan, seseorang mungkin membutuhkan perawatan dan dukungan kesehatan mental.

Komplikasi Marasmus

Kurangnya nutrisi yang tepat dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan fisik dan mental. Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi, di antaranya:

  • Masalah pertumbuhan pada anak-anak.
  • Deformitas dan kehancuran sendi.
  • Kehilangan kekuatan.
  • Kehilangan penglihatan dan kebutaan.
  • Kegagalan atau disfungsi organ.
  • Ketidaksadaran dan koma.

Pencegahan Marasmus

Cara terbaik untuk mencegah kondisi ini adalah memenuhi asupan kalori dan protein. Makanan yang kaya protein, seperti susu skim, ikan, telur, dan kacang-kacangan ideal untuk energi dan pertumbuhan. Meski begitu, protein dan makanan kaya kalori apa pun dapat digunakan untuk mencegah marasmus.

Selain itu, sayuran dan buah-buahan juga sangat penting untuk menyediakan nutrisi dan mineral lain untuk mencegah kekurangan vitamin.

Selain itu, sanitasi dan kebersihan yang baik dapat berperan dalam mencegah malnutrisi, terutama di tempat-tempat di mana tidak ada persediaan makanan sehat dan air bersih.

Sanitasi dan kebersihan yang buruk dapat menyebabkan infeksi yang dapat memperburuk gejala dan jenis kekurangan gizi lainnya, sehingga membuatnya lebih sulit untuk pulih. Beberapa langkah yang bisa dilakukan, di antaranya:

  • Memasak makanan dengan suhu tinggi untuk membunuh bakteri.
  • Masak air hingga mendidih sebelum diminum atau memasak, jika Anda berada di tempat yang air bersihnya sulit diakses.
  • Menyusui bayi selama 6 bulan dapat membantu melindungi anak dari malnutrisi.

 

  1. Anonim. 2018. Marasmus. https://www.healthgrades.com/right-care/food-nutrition-and-diet/marasmus. (Diakses pada 14 April 2020).
  2. Mehta, Foram. 2018. Marasmus: A type of malnutrition. https://www.medicalnewstoday.com/articles/313185. (Diakses pada 14 April 2020).
  3. Roland, James. 2016. What You Should Know About Marasmus. https://www.healthline.com/health/marasmus. (Diakses pada 14 April 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi