Terbit: 29 June 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Eko Budidharmaja

Listeria atau listeriosis adalah infeksi serius yang biasanya disebabkan oleh makanan yang terkontaminasi dengan bakteri Listeria monocytogenes. Bakteri Listeria dapat menyebabkan infeksi serius jika menyerang wanita hamil, bayi baru lahir, orang lanjut usia, dan siapa pun yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Listeria: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Listeria?

Listeria monocytogenes adalah bakteri yang dapat menyebabkan infeksi serius jika menyerang seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah seperti anak-anak dan lansia. Sebagian besar orang yang terinfeksi hampir tidak menyadari penyakitnya. Namun, mereka yang berisiko dapat sangat terpengaruh dan angka kematiannya relatif tinggi.

Gejala Listeria

Gejala awal listeriosis mungkin sedikit sulit dikenali, hal itu disebabkan karena masa inkubasinya bervariasi dan bisa berkisar antara 11-70 hari setelah mengonsumsi makanan dengan bakteri Listeria.

Meski begitu, gejala infeksi berikut cenderung berlangsung selama 1-3 hari, antara lain:

  • Nyeri otot.
  • Demam.
  • Gejala seperti flu.
  • Mual.
  • Diare.

Bagi banyak orang yang sehat, infeksi bakteri Listeria sering kali berlalu tanpa menimbulkan masalah kesehatan. Namun, pada beberapa individu, infeksi akan menyebar ke sistem saraf di mana gejalanya meliputi:

  • Sakit kepala.
  • Kebingungan.
  • Leher kaku.
  • Tremor dan kejang-kejang.
  • Kehilangan keseimbangan.

Gejala Selama Kehamilan dan pada Bayi yang Baru Lahir

Selama kehamilan, infeksi Listeria kemungkinan hanya menyebabkan tanda dan gejala ringan. Namun, jika infeksi menyerang janin, dampak terburuknya adalah kematian atau memiliki infeksi yang mengancam jiwa dalam beberapa hari setelah melahirkan.

Tanda dan gejala infeksi pada bayi baru lahir sering kali sulit untuk dikenali, akan tetapi infeksi yang terjadi dapat menyebabkan:

  • Rewel.
  • Demam.
  • Muntah.
  • Kesulitan untuk bernapas.

Baca Juga: Infeksi Bakteri: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, Pencegahan, dll

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Jika Anda telat menyadari bahwa makanan yang dikonsumsi ternyata mengandung Listeria, perhatikan tanda perubahan yang terjadi pada tubuh.

Jika Anda mengalami demam tinggi, sakit kepala parah, leher kaku, kebingungan, atau kepekaan terhadap cahaya, perawatan darurat sebaiknya harus segera dilakukan. Tanda dan gejala ini dapat mengindikasikan meningitis bakteri, komplikasi dari bakteri Listeria monocytogenes yang dapat mengancam jiwa.

Penyebab Listeria

Penyakit listeriosis adalah panyakit yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes. Bakteri ini dapat ditemukan di tanah, air dan kotoran hewan. Seseorang bisa terinfeksi bakteri ini jika:

  • Mengonsumsi sayuran mentah yang telah terkontaminasi bakteri dari tanah atau dari kotoran terkontaminasi yang digunakan sebagai pupuk.
  • Daging yang terkontaminasi.
  • Susu yang tidak dipasteurisasi atau makanan yang dibuat dengan susu yang tidak dipasteurisasi.
  • Makanan olahan tertentu seperti soft cheeses, hot dog, dan deli meats yang telah terkontaminasi setelah diproses.
  • Bayi yang belum lahir dapat terkena bakteri ini dari ibunya.

Faktor Risiko

Wanita hamil dan orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah berisiko paling tinggi terkena infeksi Listeria.

Wanita hamil jauh lebih rentan terhadap infeksi daripada orang dewasa sehat lainnya. Meskipun infeksi mungkin hanya menyebabkan penyakit ringan pada wanita hamil, terdapat konsekuensi yang bisa terjadi pada janin, seperti:

  • Keguguran.
  • Kelahiran mati.
  • Lahir prematur.
  • Infeksi yang berpotensi fatal setelah lahir.

Selain orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, beberapa orang yang masuk kategori ini mencakup:

  • Berusia lebih dari 65 tahun.
  • Menderita AIDS.
  • Sedang menjalani kemoterapi.
  • Mengidap diabetes atau penyakit ginjal.
  • Mengonsumsi kortikosteroid dosis tinggi atau obat rheumatoid arthritis tertentu.
  • Mengonsumsi obat yang menekan sistem imun (imunosupresan).

Diagnosis Listeria

Tes darah sering kali merupakan cara paling efektif untuk menentukan apakah Anda memiliki infeksi Listeria. Dalam beberapa kasus, sampel urine atau cairan tulang belakang akan diuji juga.

Pengobatan Listeria

Pengobatan tergantung pada tingkat keparahan tanda dan gejala. Kebanyakan orang dengan gejala ringan tidak memerlukan perawatan khusus. Infeksi yang lebih serius dapat diobati dengan antibiotik.

Jika septikemia atau meningitis terjadi, Anda bisa diberikan antibiotik intravena dan memerlukan perawatan medis khusus.

Komplikasi Listeria

Sebagian besar infeksi yang ditimbulkan sangatlah ringan sehingga tidak menyebabkan masalah serius pada tubuh. Namun dalam beberapa kasus, bakteri Listeria juga dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam nyawa.

Pada individu yang rentan, listeriosis dapat menyebabkan infeksi darah yang serius (septikemia) atau radang selaput di sekitar otak (meningitis). Jika infeksi sudah menyebar ke otak, kondisi serius yang bisa terjadi adalah:

  • Cranial nerve palsies: Kelumpuhan dan tremor.
  • Ensefalitis, peradangan otak.
  • Meningitis, peradangan pada selaput yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang.
  • Meningoensefalitis, kombinasi meningitis dan ensefalitis.
  • Abses otak, penumpukan nanah lokal di dalam otak.

Baca Juga: 18 Penyakit yang Disebabkan oleh Bakteri (Harus Diwaspadai)

Pencegahan Listeria

Meskipun listeriosis jarang terjadi, ada beberapa cara untuk lebih mengurangi kemungkinan terinfeksi. Tindakan pencegahan ini sangat penting terutama jika Anda sedang hamil atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan, antara lain:

  • Menjaga kebersihan. Cuci tangan dengan sabun sebelum menyiapkan makanan. Selain itu, bersihkan peralatan memasak dengan cara yang sama.
  • Cuci sayuran mentah. Gosok sayur hingga bersih di bawah air mengalir
  • Masak sampai matang. Pastikan hidangan daging dan telur dimasak hingga benar-benar matang
  • Hindari keju yang dibuat dengan susu yang tidak dipasteurisasi
  • Hindari daging dingin, terutama deli meat dan hot dog. Jika Anda ingin memakannya pastikan dimasak dengan suhu tinggi sebelum dimakan. Berhati-hatilah untuk mencuci segala sesuatu yang bersentuhan dengan daging mentah dan dingin yang dimasak.

Selain beberapa hal di atas, hal penting yang juga harus diketahui adalah mengetahui batas kedaluwarsa dan suhu penyimpanan yang tertulis pada label makanan siap saji. Hal itu untuk memastikan bahwa bakteri yang berpotensi ada dalam makanan ini tidak bertambah banyak.

 

  1. Anonim. Listeria infection. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/listeria-infection/symptoms-causes/syc-20355269. (Diakses pada 26 Juni 2020).
  2. Anonim. What Is Listeria?. https://www.webmd.com/food-recipes/food-poisoning/what-is-listeria#1. (Diakses pada 26 Juni 2020).
  3. Newman, Tim. 2017. Listeria: What you need to know. https://www.medicalnewstoday.com/articles/180370. (Diakses pada 26 Juni 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi