Terbit: 16 August 2022 | Diperbarui: 22 August 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Hipokalsemia adalah ketika tubuh memiliki kalsium lebih rendah dari kadar normal. Kondisi ini jika tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi yang ringan hingga berat. Simak selengkapnya mulai dari gejala, penyebab, hingga pengobatannya!

Hipokalsemia: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Hipokalsemia?

Defisiensi kalsium atau hipokalsemia adalah suatu kondisi di mana tubuh memiliki terlalu sedikit kalsium dalam darah. Kalsium adalah mineral penting yang dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik. Mineral ini dapat memengaruhi saraf, otot, saluran pencernaan, ginjal, dan cara kerja jantung.

Kadar kalsium dalam darah biasanya dikendalikan oleh hormon paratiroid (PTH) dan vitamin D, yang kemudian memengaruhi ginjal, usus, dan tulang.

Gejala Hipokalsemia

Pada awalnya, kadar kalsium yang rendah tidak menimbulkan gejala. Namun, seiring perkembangan kondisi gejala dapat terjadi.

Berikut ini gejala hipokalsemia yang berat, meliputi:

  • Kebingungan atau hilang ingatan.
  • Mati rasa dan kesemutan di tangan, kaki, dan wajah.
  • Depresi.
  • Halusinasi.
  • Kejang otot.
  • Kram otot.
  • Kuku rapuh.
  • Tulang mudah patah.

Kekurangan kalsium dapat memengaruhi semua bagian tubuh, yang kemudian mengakibatkan kuku rapuh, pertumbuhan rambut lebih lambat, serta tipis.

Kalsium juga berperan penting dalam pelepasan neurotransmitter dan kontraksi otot. Oleh karena itu, kekurangan mineral ini dapat menyebabkan kejang pada orang sehat.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika dirasa mulai mengalami gejala neurologis seperti kehilangan ingatan, mati rasa/kesemutan, halusinasi, serta kejang, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Baca Juga: 10 Fungsi Kalsium Bagi Tubuh, Kesehatan Tulang hingga Cegah Berbagai Penyakit Kronis

Penyebab Hipokalsemia

Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor genetik tertentu, kekurangan vitamin, atau kondisi lain. Beberapa penyebab lainnya yang dapat terjadi, antara lain:

1. Hipoparatiroidisme

Paratiroid adalah kelenjar yang terletak di dekat kelenjar tiroid di belakang leher. Paratiroid berfungsi membuat hormon yang disebut hormon paratiroid (PTH) dan berfungsi mengatur jumlah kalsium dalam tubuh.

Hipokalsemia terjadi ketika tubuh membuat kadar PTH lebih rendah dari yang dibutuhkan, kondisi ini menyebabkan tubuh membuat lebih sedikit kalsium.

2. Pseudohipoparatiroidisme

Pseudohipoparatiroidisme adalah kelainan genetik yang langka di mana tubuh tidak dapat bereaksi terhadap PTH. Gangguan ini dapat menyebabkan tubuh membuat terlalu sedikit kalsium, kondisi yang membuat Anda mengalami defisiensi kalsium.

3. Terlahir tanpa kelenjar paratiroid

Beberapa orang terlahir tanpa memiliki kelenjar paratiroid. Kondisi seperti DiGeorge syndrome, yaitu ketika tubuh kehilangan bagian dari kromosom 22, kondisi yang dapat menyebabkan seseorang memiliki kelenjar paratiroid yang lebih kecil dari normal. Kondisi ini dapat menjadi salah satu penyebab hipokalsemia.

4. Hipomagnesemia

Hipomagnesemia adalah kondisi ketika tubuh memiliki kadar magnesium yang sangat rendah. Jadi, ketika magnesium terlalu rendah, hal tersebut membuat tubuh tidak memproduksi PTH dalam jumlah yang cukup dan kadar kalsium darah juga lebih rendah.

5. Defisiensi vitamin D

Vitamin D adalah steroid yang membantu menjaga kadar kalsium normal. Jumlah vitamin D yang lebih rendah membuat tingkat penyerapan kalsium tubuh mengalami penurunan. Kondisi ini biasanya terjadi jika tubuh kekurangan gizi atau jarang mendapat paparan sinar matahari.

6. Gagal ginjal

Memiliki segala jenis gagal ginjal atau penyakit ginjal terus-menerus dapat menguras kadar kalsium dalam darah. Hipokalsemia pada gagal ginjal kronis dapat disebabkan oleh peningkatan kadar fosfor dalam darah dan penurunan fungsi ginjal.

7. Pankreatitis

Pankreatitis adalah kondisi di mana pankreas meradang secara tiba-tiba. Sebuah penelitian mengungkapkan, respons protektif tubuh terhadap pankreatitis dapat menyebabkan hipokalsemia.

8. Kekurangan kalsium

Jika tidak mendapatkan asupan kalsium yang cukup dari makanan, hal tersebut dapat menyebabkan hipokalsemia. Mengalami gangguan yang mengganggu kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium juga dapat menyebabkan hal yang sama.

9. Obat-obatan tertentu

Obat-obatan seperti rifampisin (antibiotik), dan fenitoin dan fenobarbital (obat anti-kejang) dapat menyebabkan tubuh memiliki terlalu sedikit kalsium.

Selain itu, obat-obatan yang digunakan untuk melawan kanker tulang dan masalah tulang lainnya juga terkait dengan hipokalsemia. Obat-obatan ini termasuk alendronate, ibandronate, risedronate, dan asam zoledronic.

Diagnosis Hipokalsemia

Seseorang mengalami hipokalsemia apabila konsentrasi kalsium serum (darah) total kurang dari 8,8 mg/dL. Dokter atau tenaga medis mungkin menemukan defisiensi kalsium ringan secara kebetulan dari tes darah rutin atau dengan menguji kondisi lain. Selain itu, ada tes lainnya untuk mengetahui kadar kalsium dalam darah.

Berikut ini tes untuk mendiagnosis hipokalsemia, di antaranya:

  • Tes darah. Dokter mungkin akan melakukan lebih banyak tes darah untuk memeriksa kadar magnesium, fosfor, hormon paratiroid (PTH), atau vitamin D.
  • EKG (elektrokardiogram). EKG adalah prosedur yang menggunakan elektroda yang dipasang di dada untuk mengukur irama jantung. Kondisi ini dapat memicu irama jantung yang tidak normal.
  • Tes pencitraan tulang. Tes pencitraan ini dapat digunakan untuk melihat apakah pasien memiliki masalah kalsium pada tulang, seperti osteomalacia atau rakitis.

Baca Juga: Hiperkalsemia: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll

Pengobatan Hipokalsemia

Suplemen kalsium adalah pengobatan yang paling umum untuk defisiensi kalsium. Sementara itu, jika Anda sedang mengonsumsi obat yang menyebabkan hipokalsemia, dokter dapat mengubahnya atau menyesuaikan untuk mengembalikan kadar kalsium menjadi normal.

Beberapa penanganan yang umum dilakukan, di antaranya:

  • Pil kalsium oral. Obat ini dapat digunakan untuk mengembalikan kalsium ke tingkat normal.
  • Suplemen vitamin D. Orang yang menderita hipokalsemia kronis biasanya mengonsumsi suplemen vitamin D bersama dengan pil kalsium agar tubuh dapat menyerap kalsium dengan baik.
  • Bentuk sintetis hormon paratiroid (PTH). Jika pasien memiliki hipoparatiroidisme yang menyebabkan hipokalsemia, dokter mungkin meminta pasien menggunakan bentuk sintetis PTH.
  • Kalsium glukonat IV. Jika kondisi tergolong berat dan mengalami kram atau kejang otot, pasien mungkin menerima terapi hipokalsemia dengan infus kalsium glukonat di rumah sakit.
  • Obat lainnya. Tergantung pada penyebab yang mendasari, pasien mungkin harus minum obat lain untuk mengobati atau mengelola penyebabnya.

Komplikasi Hipokalsemia

Gejala biasanya akan hilang begitu kadar kalsium dalam darah kembali normal. Jika tidak diobati, defisiensi kalsium yang parah dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, seperti kejang dan gagal jantung kongestif.

Komplikasi lain dari kondisi ini termasuk kerusakan mata, detak jantung yang tidak normal, dan osteoporosis.

Oleh sebab itu, pastikan untuk menghubungi dokter jika Anda mengalami beberapa gejala seperti yang dijelaskan di atas dan segera dapatkan penanganan jika Anda mengalami gejala yang parah.

 

  1. Anonim. 2021. What Is Hypocalcemia?. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/what-is-hypocalcemia. (Diakses pada 16 Agustus 2022)
  2. Anonim. 2022. Hypocalcemia. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23143-hypocalcemia. (Diakses pada 16 Agustus 2022)
  3. Hickman, Ruth J. An Overview of Hypocalcemia. https://www.verywellhealth.com/hypocalcemia-overview-4774539. (Diakses pada 16 Agustus 2022)
  4. Kahn, April. 2019. Hypocalcemia (Calcium Deficiency Disease). https://www.healthline.com/health/calcium-deficiency-disease. (Diakses pada 16 Agustus 2022)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi