Terbit: 18 August 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Hiperparatiroidisme adalah kondisi ketika tubuh terlalu banyak hormon paratiroid yang menyebabkan hiperkalsemia. Jika tidak diobati, kondisi ini dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan. Ketahui gejala hingga hingga pencegahannya di artikel ini.

Hiperparatiroidisme: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

Apa itu Hiperparatiroidisme?

Hiperparatiroidisme adalah kondisi di mana satu atau lebih dari empat kelenjar paratiroid menjadi terlalu aktif dan menghasilkan terlalu banyak hormon paratiroid dalam aliran darah. Hal ini menyebabkan kadar kalsium dalam darah meningkat (hiperkalsemia), kondisi yang menyebabkan banyak masalah kesehatan.

Kelenjar paratiroid yang terletak di belakang tiroid bagian bawah leher (seukuran beras), menghasilkan hormon paratiroid.

Hormon ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan kalsium dalam aliran darah dan jaringan yang bergantung pada kalsium agar berfungsi dengan baik. Hormon paratiroid juga mengatur kadar vitamin D dan fosfor dalam tulang dan darah.

Gejala Hiperparatiroidisme

Saat tubuh memiliki hormon paratiroid terlalu banyak, awalnya mungkin tidak menunjukan gejala apa pun. Namun, kondisi yang ringan mungkin mengalami beberapa gejala dan tidak spesifik, sehingga tampaknya tidak terkait dengan fungsi paratiroid, atau mungkin parah.

Berikut ini beberapa gejala ringan yang bisa terjadi:

  • Nyeri sendi.
  • Kelemahan otot.
  • Merasa lelah.
  • Depresi.
  • Kesulitan berkonsentrasi.
  • Tidak nafsu makan.

Jika kelebihan hormon parotiroid lebih parah, beberpa gejala yang mungkin terjadi:

  • Mual dan muntah.
  • Kebingungan, mudah lupa.
  • Meningkatnya rasa haus dan ingin buang air kecil.
  • Sembelit.
  • Sakit tulang.

Masalah kesehatan lain yang terkait dengan hiperparatiroidisme parah, meliputi:

  • Fungsi ginjal berkurang, sehingga memengaruhi kemampuannya untuk menyaring darah.
  • Batu ginjal.
  • Pengeroposan tulang (osteoporosis).
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi). Kadar kalsium darah yang tinggi mungkin menjadi memicunya.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksakan ke dokter jika Anda memiliki tanda atau gejala kelebihan hormon parotiroid. Gejala ini dapat terjadi oleh sejumlah kelainan, termasuk beberapa dengan komplikasi serius. Selain itu, penting untuk mendapatkan diagnosis yang cepat, akurat, dan pengobatan yang tepat.

Baca Juga: Mengenali Fungsi Kelenjar Paratiroid dan Gangguan yang Bisa Terjadi

Penyebab Hiperparatiroidisme

Kondisi ini terjadi ketika satu atau lebih kelenjar paratiroid menjadi terlalu aktif dan membuat hormon paratiroid berlebih.Keadaan ini dapat terjadi akibat tumor, pembesaran kelenjar, atau masalah struktural lain dari kelenjar paratiroid.

Saat kadar kalsium terlalu rendah, kelenjar paratiroid merespons dengan meningkatkan produksi hormon paratiroid. Ini menyebabkan ginjal dan usus menyerap lebih banyak kalsium, juga menghilangkan lebih banyak kalsium dari tulang. Produksi hormon paratiroid kembali normal saat kadar kalsium kembali naik.

Berikut ini penyebab hiperparatiroidisme berdasarkan jenisnya:

1. Hiperparatiroidisme Primer

Jenis ini terjadi ketika tubuh memiliki masalah dengan setidaknya satu dari kelenjar paratiroid. Penyebab umum masalah paratiroid termasuk pertumbuhan jinak pada kelenjar dan pembesaran setidaknya dua kelenjar.

Dalam kasus yang jarang terjadi, tumor kanker menyebabkan kondisi ini. Peningkatan risiko hiperparatiroidisme primer juga terjadi pada orang dengan kondisi berikut:

  • Mengalami kelainan bawaan tertentu yang memengaruhi beberapa kelenjar di seluruh tubuh, seperti neoplasia endokrin multiple.
  • Memiliki riwayat kekurangan kalsium dan vitamin D.
  • Telah terpapar radiasi dari pengobatan kanker.
  • Mengonsumsi litium, obat yang mengobati gangguan bipolar.

2. Hiperparatiroidisme Sekunder

Tipe sekunder terjadi ketika tubuh memiliki kondisi mendasar yang menyebabkan kadar kalsium sangat rendah. Sebagian besar kasus terlalu banyak hormon paratiroid terjadi akibat gagal ginjal kronis yang menyebabkan rendahnya kadar vitamin D dan kalsium.

3. Hiperparatiroidisme Tersier

Jenis tersier terjadi ketika kelenjar paratiroid terus membuat terlalu banyak hormon paratiroid setelah kadar kalsium kembali normal. Jenis ini biasanya terjadi pada orang yang mengalami masalah ginjal.

Faktor Risiko

Hormon paratiroid berlebih sering kali terjadi pada orang berusia 60 tahun ke atas, Namun, juga dapat berkembang pada orang dewasa yang lebih muda.

Berikut ini beberapa faktor yang meningkatkan risiko hiperparatiroidisme:

  • Jenis kelamin. Wanita lebih berisiko untuk mendapatkan kondisi ini daripada pria.
  • Terapi radiasi. Perawatan untuk kanker leher lainnya bisa memengaruhi kelenjar paratiroid.
  • Kekurangan gizi. Tubuh kekurangan vitamin D atau kalsium yang parah dan berkelanjutan bisa memicu kelebihan hormon paratiroid.
  • Penggunaan litium. Ini adalah obat untuk mengobati gangguan bipolar, yang dapat memengaruhi kadar kalsium dalam darah.

Diagnosis Hiperparatiroidisme

Jika hasil tes darah rutin menunjukkan kadar kalsium yang tinggi dalam darah, dokter mungkin menduga Anda memiliki kelenjar paratiroid yang berlebih. Untuk memastikan diagnosis ini, dokter atau tenaga medis memerlukan tes penunjang lainnnya.

Berikut ini beberapa atas penunjang lainnya:

1. Tes Darah

Melakukan tes darah tambahan dapat membantu dokter membuat diagnosis yang lebih akurat. Dokter akan memeriksa darah untuk kadar hormon paratiroid yang tinggi, kadar fosfatase alkali tinggi, dan kadar fosfor rendah.

2. Tes Urine

Melalui tes urine dapat membantu dokter menentukan seberapa parah kondisi dan apakah masalah ginjal adalah penyebabnya. Dokter akan memeriksa urine untuk melihat berapa banyak kalsium yang dikandungnya.

3. Tes Pencitraan Ginjal

Dokter mungkin melakukan rontgen atau tes pencitraan perut lainnya. Tes ini untuk menentukan apakah Anda memiliki batu ginjal atau kelainan ginjal lainnya.

4. Tes Kepadatan Mineral Tulang

Ini dilakukan untuk melihat apakah pasien mengalami osteoporosis. Dual energy X-ray absorptiometry (DEXA) adalah tes yang paling umum untuk mengukur kepadatan mineral tulang.

Tes ini menggunakan perangkat sinar-X khusus untuk mengukur berapa gram kalsium dan mineral tulang lainnya yang tersimpan ke dalam bagian tulang.

Jika dokter menyarankan operasi, mungkin akan menggunakan salah satu tes pencitraan ini untuk menemukan kelenjar paratiroid atau kelenjar yang menyebabkan masalah. Tes ini meliputi:

  • Pemindaian Paratiroid Sestamibi

Sestamibi adalah senyawa radioaktif yang diserap oleh kelenjar paratiroid yang terlalu aktif dan bisa terdeteksi oleh pemindai yang mendeteksi radioaktivitas.

Kelenjar tiroid normal juga menyerap sestamibi. Untuk menghilangkan penyerapan pada tiroid yang mengaburkan penyerapan di adenoma paratiroid, yodium radioaktif—yang hanya diambil oleh tiroid—juga diberikan dan gambar tiroid dikurangi secara digital.

Computerized tomography (CT) scan dapat digabungkan dengan pemindaian sestamibi untuk meningkatkan deteksi kelainan.

  • Ultrasonografi (USG)

Ultrasonografi menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar kelenjar paratiroid dan jaringan di sekitarnya.

Perangkat kecil yang menempel pada kulit (transduser) memancarkan gelombang suara bernada tinggi dan merekam gelombang suara saat dipantulkan dari struktur internal. Komputer dapat mengubah gema menjadi gambar di monitor.

Baca Juga: Penting bagi Tubuh, Ini Fungsi Kelenjar Eksokrin dan Endokrin

Pengobatan Hiperparatiroidisme

Jika pasien mengalami kelebihan hormon parotiroid yang ringan (biasanya tidak ada gejala), dokter mungkin tidak memilih untuk segera mengobatinya. Sebaliknya, dokter akan memantau kadar kalsium darah pasien, tekanan darah, fungsi ginjal, dan kepadatan tulang.

Jika dokter yakin hiperparatiroidisme pasien tidak memerlukan perawatan segera, pastikan untuk melakukan hal berikut:

  • Minum air lebih banyak.
  • Tetap aktif dan berolahraga lebih banyak untuk menjaga tulang tetap kuat.
  • Jangan mengonsumsi diuretik tiazid atau litium karena obat ini bisa meningkatkan kadar kalsium dalam darah.
  • Tanyakan kepada dokter apakah Anda perlu mengonsumsi suplemen vitamin D jika kadar vitamin tersebut terbilang rendah.

1. Operasi

Operasi adalah pengobatan yang paling umum untuk hiperparatiroidisme primer dan dalam banyak kasus dapat disembuhkan. Ahli bedah hanya akan mengangkat kelenjar yang membesar atau memiliki tumor.

Jika keempat kelenjar terkena, ahli bedah kemungkinan besar hanya akan mengangkat tiga kelenjar dan mungkin sebagian dari kelenjar keempat—meninggalkan beberapa jaringan paratiroid yang berfungsi.

Operasi bisa menjadi prosedur rawat jalan, memungkinkan pasien pulang pada hari yang sama. Dalam kasus seperti itu, operasi melalui sayatan kecil pada leher, dan pasien hanya menerima anestesi lokal.

2. Obat-obatan

Beberapa obat yang bisa digunakan untuk mengobati kelebihan hormon parotiroid, meliputi:

  • Kalsimimetik. Ini adalah obat yang meniru kalsium dan bisa beredar dalam darah. Obat yang memiliki nama lain sebagai cinacalcet ini dapat mengelabui kelenjar paratiroid agar memproduksi lebih sedikit hormon paratiroid. Beberapa dokter mungkin meresepkan obat ini untuk mengobati hiperparatiroidisme primer, terutama jika operasi tidak efektif.
  • Terapi penggantian hormon. Bagi wanita menopause dan memiliki tanda-tanda osteoporosis, terapi penggantian hormon bisa membantu tulang mempertahankan kalsium. Namun, perawatan ini tidak mengatasi masalah mendasar pada kelenjar paratiroid. Pengobatan ini dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah dan kanker payudara.
  • Bifosfonat. Obat ini juga mencegah hilangnya kalsium dari tulang dan bisa mengurangi osteoporosis akibat kelebihan hormon parotiroid. Namun, perawatan ini tidak mengatasi masalah mendasar pada kelenjar paratiroid.

Komplikasi

Komplikasi kelebihan hormon parotiroid terutama terkait dengan efek jangka panjang dari kekurangan kalsium pada tulang dan terlalu banyak kalsium dalam aliran darah.

Beberapa komplikasi yang umum dari hiperparatiroidisme, meliputi:

  • Osteoporosis. Hilangnya kalsium bisanya menyebabkan tulang lemah dan rapuh yang rentan patah (osteoporosis).
  • Batu ginjal. Terlalu banyak kalsium dalam darah bisa menyebabkan kelebihan kalsium dalam urine, yang menyebabkan timbunan kalsium dan zat lain yang kecil dan keras terbentuk di ginjal. Batu ginjal biasanya menyebabkan nyeri yang hebat saat melewati saluran kemih.
  • Penyakit kardiovaskular. Meskipun belum diketahui secara pasti, kadar kalsium yang tinggi dikaitkan dengan kondisi kardiovaskular, seperti tekanan darah tinggi dan jenis penyakit jantung tertentu.
  • Hipoparatiroidisme neonatal. Kelebihan hormon paratiroid yang parah dan tidak mendapatkan pengobatan pada wanita hamil dapat menyebabkan kadar kalsium yang sangat rendah pada bayi baru lahir.

Pencegahan Hipoparatiroidisme

Terdapat beberapa langkah yang bisa membantu mencegah tubuh kelebihan hormon paratiroid, antara lain:

  • Rajin olahraga. Sebuah penelitian yang memantau lebih dari 69 ribu wanita selama 22 tahun menemukan bahwa kurang olahraga dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi mengembangkan penyakit ini.
  • Menurunkan berat badan. Penelitian lain yang melibatkan lebih dari 85 ribu wanita, menemukan bahwa ukuran pinggang lebih besar dikaitkan dengan peningkatan risiko pengembangan kelebihan hormon paratiroid.
  • Suplemen kalsium. Dalam sebuah penelitian terhadap lebih dari 58 ribu wanita, mereka yang mengonsumsi suplemen kalsium setidaknya 500 mg per hari, memiliki risiko relatif 30% lebih rendah untuk mengembangkan hiperparatiroidisme primer daripada wanita yang tidak mengonsumsi suplemen.
  • Suplemen vitamin D. Kadar vitamin D dalam darah yang rendah terjadi akibat kadar hormon paratiroid yang lebih tinggi. Oleh karena itu, mengonsumsi suplemen vitamin D bisa membantu menurunkan kadar hormon tersebut.

 

  1. Anonim. 2021. Hyperparathyroidism. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14454-hyperparathyroidism/. (Diakses pada 7 Mei 2021)
  2. Anonim. 2020. Hyperparathyroidism. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hyperparathyroidism/symptoms-causes/syc-20356194. (Diakses pada 7 Mei 2021)
  3. Delgado, Amanda. 2017. Hyperparathyroidism. https://www.healthline.com/health/hyperparathyroidism. (Diakses pada 7 Mei 2021)
  4. Phillips, Wendy. Hyperparathyroidism: Symptoms, Treatments, & Prevention. https://selfhacked.com/blog/hyperparathyroidism/. (Diakses pada 7 Mei 2021)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi