Terbit: 13 June 2022
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Hifema adalah kondisi ketika terjadi penumpukan darah pada area bilik di depan mata antara selaput pelangi dan selaput bening mata. Simak informasi lengkap mengenai gangguan mata yang satu ini mulai dari gejala, penyebab, faktor risiko, hingga pengobatan dan pencegahannya berikut ini!

Hifema: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Hifema?

Hifema (Hyphema) adalah kondisi ketika terjadi penumpukan darah pada area bilik di depan mata antara selaput pelangi (iris) dan selaput bening mata (kornea). Hal ini biasanya dipicu oleh cedera yang membuat pupil mata dan iris robek.

Berbeda dengan perdarahan yang terjadi di lapisan atas konjungtiva mata—disebut perdarahan subkonjungtiva—yang umumnya bukan merupakan kondisi berbahaya, pun tidak disertai rasa nyeri, sedangkan perdarahan pada kasus hifema ini akan menimbulkan rasa nyeri di area mata. Selain itu, kondisi ini bisa memengaruhi penglihatan.

Gejala Hifema

Ciri-ciri utama dari hifema ini adalah adanya perdarahan pada area bilik di depan mata. Awalnya, perdarahan masih sedikit sehingga tidak dapat diidentifikasi. Lama-kelamaan, perdarahan pun semakin banyak dan menyebabkan mata tampak penuh dengan darah. Selain perdarahan, penderita hifema juga akan merasakan sejumlah gejala lainnya, yaitu:

  • Mata terasa sangat nyeri.
  • Mata menjadi sensitif terhadap cahaya.
  • Penglihatan kabur.

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Hifema termasuk ke dalam kondisi darurat medis. Oleh sebab itu, Anda sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala-gejala yang mengarah pada masalah mata yang satu ini.

Pemeriksaan medis dilakukan guna memastikan kondisi, pun agar Anda bisa langsung mendapatkan penanganan medis. Penanganan medis sedini mungkin sangat diperlukan guna meningkatkan peluang kesembuhan dan mencegah terjadinya komplikasi yang dapat membahayakan diri.

Baca Juga: Cara Efektif Menghilangkan Kotoran di Mata

Penyebab Hifema

Penyebab kondisi ini ada beberapa macam, namun yang paling umum adalah cedera atau trauma. Cedera pada mata ini dipicu oleh sejumlah aktivitas seperti:

  • Olahraga.
  • Kecelakaan.
  • Mata terkena benda tumpul.

Sementara faktor penyebab lainnya dari kondisi ini adalah sebagai berikut:

  • Struktur pembuluh darah pada permukaan iris mata abnormal.
  • Infeksi mata akibat virus herpes.
  • Implantasi lensa buatan.
  • Gangguan pembekuan darah (anemia sel sabit dan hemofilia).
  • Kanker mata.

Faktor Risiko Hifema

Risiko untuk mengalami gangguan mata yang satu ini akan semakin besar apabila:

  • Gemar melakukan aktivitas olahraga yang berpotensi menyebabkan cedera mata seperti bulu tangkis, tenis, dan sepak bola.
  • Mengalami kecelakaan lalu lintas.
  • Bekerja di area konstruksi tanpa menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap.
  • Menderita gangguan pembekuan darah
  • Menderita kanker mata

Diagnosis Hifema

Dalam mendiagnosis perdarahan mata ini, dokter akan melakukan 3 (tiga) tahapan pemeriksaan, yaitu:

  • Anamnesis.
  • Pemeriksaan fisik.
  • Pemeriksaan penunjang.

1. Anamnesis

Pertama-tama, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pasien guna mengetahui riwayat medis. Pertanyaan meliputi:

  • Apa saja gejala yang dirasakan?
  • Sudah berapa lama gejala muncul?
  • Apakah pernah mengalami kondisi ini sebelumnya?
  • Apakah aktif berolahraga? Jika iya, jenis olahraga apa yang dilakukan?
  • Apakah baru-baru ini mengalami insiden yang melibatkan mata?
  • Apakah sedang menderita suatu penyakit?

Pastikan untuk memberikan informasi yang jelas kepada dokter. Hal ini berguna membantu dokter dalam mengidentifikasi penyebab gejala yang dialami.

2. Pemeriksaan Fisik

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik terdiri dari pemeriksaan mata bagian dalam. Untuk mendukung hal tersebut, dokter akan menggunakan alat khusus yakni slit lamp.

Selain itu, dokter juga akan memeriksa beberapa aspek terkait lainnya seperti tingkat kemampuan penglihatan pasien dan tekanan pada bola mata. Melalui pemeriksaan fisik ini, dokter biasanya sudah dapat memastikan apakah pasien mengalami hifema atau tidak.

3. Pemeriksaan Penunjang

Pada kasus cedera mata yang tergolong parah, dokter kemungkinan akan melakukan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dimaksud adalah CT scan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mencari tahu seberapa parah dampak dari cedera tersebut bagi mata.

Derajat Hifema

Hasil diagnosis lantas akan menentukan tingkat keparahan (derajat) perdarahan mata yang dialami oleh pasien. Hyphema sendiri terbagi menjadi 4 (empat) kategori berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu:

  • Kategori 1, yakni ketika perdarahan masih bersifat minor. Dikatakan minor karena perdarahan yang terjadi memenuhi kurang dari sepertiga bilik mata.
  • Kategori 2, yakni ketika perdarahan yang terjadi memenuhi sepertiga hingga setengah dari bilik mata.
  • Kategori 3, yakni ketika perdarahan sudah memenuhi setengah dari bilik mata.
  • Kategori 4, yakni ketika perdarahan sudah memenuhi seluruh area bilik mata. Kondisi ini juga disebut sebagai hyphema bola 8 karena mirip seperti bola billiard nomor 8.

Sebagian besar kasus hyphema tergolong ke dalam kategori 1. Ada juga yang mengalami mikrohifema, yakni ketika perdarahan sangat sedikit sehingga tidak terlalu terlihat dari luar.

Baca Juga: 13 Penyebab Pandangan Mata Kabur yang Jarang Disadari

Pengobatan Hifema

Pengobatan hifema disesuaikan dari tingkat keparahannya. Pada kasus yang ringan, penyakit ini dapat sembuh dalam kurun waktu kurang lebih 1 minggu. Selama masa penyembuhan, dokter akan memberikan resep obat-obatan seperti:

  • Obat paracetamol untuk meredakan gejala nyeri
  • Obat kortikosteroid untuk mengatasi peradangan
  • Obat tetes mata untuk memperlebar pupil

Selain itu, pasien juga akan disarankan untuk menerapkan hal-hal berikut ini:

  • Meminimalisir pergerakan mata
  • Memakai alat pelindung mata
  • Istirahat yang cukup
  • Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi

Ada beberapa kasus di mana perdarahan menyebabkan tekanan pada bola mata mengalami peningkatan dan perdarahan tidak kunjung berakhir. Jika ini yang terjadi, pasien kemungkinan perlu dirawat di rumah sakit guna mendapatkan penanganan medis secara khusus.

Komplikasi Hifema

Apabila penyakit ini tidak segera diobati, kemungkinan akan ada komplikasi yang harus ditanggung oleh pasien. Komplikasi yang dimaksud yakni peningkatan tekanan bola mata secara drastis yang akhirnya berujung pada hilangnya fungsi penglihatan secara permanen.

Pencegahan Hifema

Mengingat hifema ini sebagian besar disebabkan oleh cedera mata, maka cara mencegah gangguan mata tersebut adalah dengan menghindari faktor-faktor yang dapat membuat mata cedera.

Misalnya, gunakan pelindung mata saat melakukan aktivitas yang berisiko. Selain itu, menjaga kebersihan juga bisa menjadi cara mencegah hyphema karena kondisi ini juga bisa diakibatkan oleh infeksi virus. Semoga bermanfaat!

 

  1. Anonim. Hyphema (Bleeding in Eye). https://www.webmd.com/eye-health/hyphema-eye-internal-bleeding#1 (diakses pada 22 September 2020)
  2. Johnson, S. 2017. What is Hyphema? https://www.healthline.com/health/hyphema (diakses pada 22 September 2020)
  3. Turbert, D. 2020. What is Hyphema? https://www.aao.org/eye-health/diseases/what-is-hyphema (diakses pada 22 September 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi