Terbit: 11 November 2016 | Diperbarui: 5 July 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Membahas inkontinensia usus mungkin memalukan, tetapi dapat memberikan petunjuk bagi seorang dokter untuk membantu membuat diagnosis. Selama pemeriksaan fisik, dokter dapat memeriksa kekuatan otot sfingter anal menggunakan jari dimasukkan ke dalam rektum.

Inkontinensia Usus – Diagnosis dan Pengobatan

Tes-tes lain dapat membantu dalam mengidentifikasi penyebab inkontinensia usus, seperti:

  • Pemeriksaan tinja. Jika ada diare, pemeriksaan tinja ata feses dapat mengidentifikasi infeksi atau penyebab lainnya.
  • Tabung yang sematkan kamera kecil di ujungnya dimasukkan ke anus. Ini mengidentifikasi masalah potensial dalam lubang anus atau usus besar. Sebuah tabung pendek yang kaku (anoscopy) atau tabung fleksibel yang lebih panjang (sigmoidoskopi atau kolonoskopi) dapat digunakan untuk memeriksa bagian dalam usus dan anus
  • Manometri Anorektal. Sebuah monitor tekanan dimasukkan ke dalam anus dan rektum. Hal ini memungkinkan pengukuran kekuatan otot sfingter.
  • Probe USG dimasukkan ke anus. Ini menghasilkan gambar yang dapat membantu mengidentifikasi masalah di dinding anus dan rektum.
  • Tes saraf. Tes ini mengukur respons saraf mengendalikan otot sphincter. Mereka dapat mendeteksi kerusakan saraf yang dapat menyebabkan inkontinensia usus.
  • MRI defecography. Pencitraan resonansi magnetik panggul dapat dilakukan, berpotensi sementara seseorang mengeluarkan tinjanya pada toilet khusus. Hal ini dapat memberikan informasi tentang otot dan struktur pendukung di anus, rektum, dan panggul.

Pengobatan Inkontinensia Usus

Inkontinensia usus biasanya dapat diobati. Dalam banyak kasus, hal itu dapat disembuhkan sepenuhnya. Perawatan direkomendasikan bervariasi sesuai dengan penyebab inkontinensia usus. Seringkali, lebih dari satu metode pengobatan mungkin diperlukan untuk mengontrol gejala.

Perawatan non-bedah sering direkomendasikan sebagai pengobatan awal untuk inkontinensia usus. Ini termasuk:

Diet
Langkah-langkah ini mungkin dapat membantu:

  • Mengonsumsi makanan berserat 20-30 gram serat per hari. Hal ini dapat membuat tinja lebih besar dan lebih mudah untuk ditahan
  • Hindari kafein. Hal ini dapat membantu mencegah diare
  • Minum beberapa gelas air setiap hari. Hal ini dapat mencegah sembelit.

Obat
Cobalah obat ini untuk mengurangi pergerakan usus dan sensasi ingin BAB:

  • Imodium
  • Lomotil
  • Hyoscyamine

Metilselulosa dapat membantu membuat tinja yang cair menjadi lebih padat dan lebih mudah untuk ditahan. Bagi orang-orang dengan penyebab spesifik dari diare, seperti sindrom radang usus, obat-obatan lainnya juga dapat membantu.

Inkontinensia Usus – Halaman Selanjutnya: 1 2 3

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi