Terbit: 7 March 2022 | Diperbarui: 9 June 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Bronkokonstriksi adalah penyempitan saluran udara yang disebabkan pengencangan otot polos bronkus. Apabila kondisi ini dibiarkan tanpa pengobatan, kemungkinan besar menyebabkan komplikasi. Simak selengkapnya dalam penjelasan di bawah ini, mulai dari definisi, gejala, penyebab, hingga pengobatanya!

Bronkokonstriksi: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Komplikasi

Apa itu Bronkokonstriksi?

Bronkokonstriksi adalah pengencangan otot polos bronkus dan bronkiolus (saluran udara), yang menyebabkan saluran udara sempit dan menghalangi pergerakan udara masuk dan keluar dari paru-paru.

Bronkokonstriksi merupakan ciri asma serta penyakit paru-paru seperti emfisema, infeksi virus, dan stres. Namun, penyakit ini juga dapat terjadi pada mereka yang tidak memiliki penyakit paru-paru selama olahraga berat.

Tanda dan Gejala Bronkokonstriksi

Ketika saluran udara yang membawa udara ke dan dari paru-paru menyempit, maka dapat terjadi beberapa masalah terkait pernapasan. Beberapa mungkin ringan dan mudah diatasi.

Namun, jika gejalanya tidak kunjung hilang dengan sendirinya atau dengan pengobatan atau berat, gejala ini dapat menyebabkan komplikasi serius.

Berikut ini beberapa gejala bronkokonstriksi:

  • Batuk.
  • Sesak napas.
  • Mengi.
  • Dada sesak atau nyeri.
  • Kelelahan ekstrem saat berolahraga.
  • Kinerja fisik yang lebih buruk dari yang diharapkan.
  • Menghindari aktivitas fisik tertentu (biasanya terjadi pada anak kecil).

Kapan Waktu yang Tepat Harus Menemui Dokter?

Apabila memiliki salah satu atau lebih gejala yang telah disebutkan di atas, Anda harus menemui dokter. Sangat penting untuk mendapatkan diagnosis yang tepat karena gejalanya mungkin bisa mirip dengan kondisi medis lainnya.

Diagnosis yang benar bisa memastikan perawatan dan pengelolaan yang tepat untuk menghindari keadaan darurat.

Segera dapatkan pertolongan medis jika memiliki salah satu gejala bronkokonstriksi berikut:

  • Mengi atau sesak napas yang memburuk dengan cepat.
  • Gejala tidak membaik setelah menggunakan obat asma.
  • Gejala yang disebabkan oleh olahraga berat tidak membaik setelah menghentikan aktivitas.

Penyebab Bronkokonstriksi

Tidak jelas apa yang menjadi penyebab penyakit ini. Namun, ada beberapa hal yang diketahui sebagai pemicunya seperti halnya asma.

Beberapa kondisi yang mungkin menjadi penyebab bronkokonstriksi, termasuk:

  • Alergen (zat penyebab alergi, setiap orang memiliki alergen yang berbeda-beda tergantung sensitivitas imunnya masing-masing).
  • Pencemar lingkungan.
  • Merokok.
  • Udara kering.
  • Udara dingin.
  • Bahan kimia
  • Infeksi pernapasan
  • Penyakit paru-paru
  • Stres

Pemicu umum lainnya dari bronkokonstriksi adalah olahraga yang intens atau berat. Ketika kondisi ini terjadi pada penderita asma, ini disebut asma yang diinduksi oleh olahraga.

Namun, terkadang juga bisa terjadi pada orang yang tidak memiliki penyakit paru-paru jenis apa pun. Dalam hal ini, bronchoconstriction hanya terjadi ketika melakukan olahraga berat. Kondisi ini berkurang ketika latihan dihentikan, dan disebut exercise-induced bronchoconstriction (EIB).

Penyebab EIB mungkin termasuk yang tercantum di atas untuk bronchoconstriction secara umum. Namun penyebab utama EIB adalah aktivitas endurance. Jenis aktivitas ini termasuk pernapasan dalam dalam waktu lama, berikut ini beberapa contohnya:

  • Lari jarak jauh.
  • Bersepeda jarak jauh.
  • Renang jarak jauh.
  • Ski lintas negara.

Atlet yang berolahraga dalam cuaca dingin sangat rentan mengalami EIB. Dehidrasi akibat menghirup udara kering juga bisa menyebabkan pelepasan sel-sel inflamasi yang menyebabkan pembengkakan.

Baca Juga: Bronkopneumonia: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

Diagnosis Bronkokonstriksi

Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan medis dan melakukan tes untuk menilai fungsi paru-paru pasien dan mengesampingkan kondisi lain yang dapat menyebabkan gejala terjadi.

Ada dua tes pencitraan yang digunakan untuk mendiagnosis bronchoconstriction:

1. CT scan 

Computed tomography (CT) scan atau CT scan adalah tes yang menggunakan sinar-X untuk membuat gambar secara rinci dari paru-paru pasien. Gambar ini dapat menunjukkan apakah ada udara di mediastinum, bagian dada di antara tulang dada dan tulang belakang serta di antara paru-paru.

2. Sinar-X

Tes pencitraan yang menggunakan radiasi dosis kecil untuk membuat gambar paru-paru pasien. Tes ini dapat membantu menemukan penyebab kebocoran udara.

Beberapa tes lainnya juga dapat memeriksa robekan di kerongkongan atau paru-paru, termasuk:

  • Esofagogram. Merupakan rontgen kerongkongan yang diambil setelah pasien menelan barium.
  • Esofagoskopi. Tes yang dilakukan dengan memasukan selang kecil ke mulut atau hidung pasien untuk melihat kerongkongan.
  • Bronkoskopi. Prosedur yang memungkinkan dokter dapat melihat paru-paru dan saluran udara pasien. Tes ini biasanya dilakukan oleh dokter paru. Selama bronkoskopi, selang tipis (bronkoskop) dimasukkan melalui hidung atau mulut, turun ke tenggorokan dan masuk ke paru-paru.

Baca Juga: Bronkiektasis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Pengobatan Bronkokonstriksi

Perawatannya mungkin bergantung pada pemicunya, tingkat keparahan kondisi, serta kondisi kesehatan lain yang mungkin miliki pasien. Ada beberapa pilihan pengobatan yang mungkin direkomendasikan dokter untuk pasien.

Pasien mungkin harus minum obat tertentu secara teratur untuk meredakan gejala yang sedang berlangsung. Dalam beberapa kasus, pasien mungkin hanya membutuh obat-obatan sebelum berolahraga atau terpapar pemicu. Obat-obatan mungkin termasuk:

  • Albuterol.
  • Short-acting beta-agonists (SABA) atau agonis beta yang bekerja cepat.
  • Kortikosteroid inhalasi.
  • Pengubah leukotrien (diminum untuk menghambat beberapa jenis peradangan)

Selain obat-obatan, perubahan gaya hidup juga dapat dilakukan untuk membantu mengelola kondisi. Perubahan gaya hidup ini, termasuk:

  • Menghindari pemicu bronkokonstriksi.
  • Pemanasan sebelum olahraga.
  • Memakai syal atau masker ketika cuaca dingin.
  • Beralih ke olahraga yang tidak memerlukan daya tahan dan waktu pernapasan dalam yang lama, seperti sepak bola, baseball, lari cepat, atau gulat (untuk EIB).
  • Menghindari olahraga berat ketika mengalami infeksi pernapasan.
  • Mengonsumsi makanan rendah garam.
  • Menambahkan ikan berlemak untuk omega-3 dan buah-buahan serta sayuran tinggi vitamin C ke dalam menu makanan sehari-hari.

Komplikasi Bronkokonstriksi

Jika tidak diobati, penyakit ini dapat mengancam jiwa. Oleh kerana itu, penting untuk mengikuti rencana perawatan dengan dokter.

Bronkokonstriksi dapat menyebabkan remodeling saluran napas. Remodeling saluran napas terjadi ketika kondisi seperti bronchoconstriction yang mengubah pola saluran udara, mengentalkannya, atau meningkatkan jumlah lendir yang dihasilkan.

Remodeling saluran napas masih dipelajari, untuk itu penyebabnya tidak jelas. Disarankan perubahan tersebut mungkin dari kekuatan mekanik bronkus Anda menyempitkan sel-sel jaringan yang merusak selama episode berulang bronkokonstriksi atau kondisi paru-paru lainnya.

Komplikasi lainnya dari EIB yang mungkin terjadi, termasuk tidak menikmati aktivitas favorit karena kinerja yang buruk, dan menghindari olahraga dan melewatkan manfaatnya.

Beberapa kondisi yang berhubungan dengan bronchoconstriction, meliputi:

Itu dia penjelasan lengkap tentang penyakit bronkokonstriksi yang dapat anda ketahui. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!

 

  1. Anonim. 2020. Exercise-induced asthma. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/exercise-induced-asthma/diagnosis-treatment/drc-20372306. (Diakses pada 7 Maret 2022)
  2. Bass, Pat. 2022. What Is Bronchoconstriction?. https://www.verywellhealth.com/what-is-bronchoconstriction-200966. (Diakses pada 7 Maret 2022)
  3. Wells, Diana. 2018. Bronchoconstriction. https://www.healthline.com/health/bronchoconstriction. (Diakses pada 7 Maret 2022)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi