Terbit: 26 March 2020
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Antonius Hapindra Kasim

Bronkopneumonia adalah penyakit yang masih termasuk jenis pneumonia, yakni suatu kondisi yang menyebabkan radang paru-paru. Gejalanya termasuk batuk, kesulitan bernapas, dan demam. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit yang berbasis di Amerika Serikat, pneumonia menyebabkan sekitar 51.811 kematian setiap tahun di AS. Simak informasi selengkapnya di bawah ini.

Bronkopneumonia: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

Apa Itu Bronkopneumonia?

Bronkopneumonia adalah bentuk pneumonia yang menyebabkan peradangan baik pada alveoli (kantung udara kecil) di paru-paru maupun bronkus (saluran udara paru-paru). Penderita penyakit ini mungkin mengalami kesulitan bernapas karena saluran pernapasan menyempit. Akibat peradangan, paru-paru mungkin tidak mendapatkan cukup udara.

Gejala bronkopneumonia berkisar dari yang ringan hingga berat. Kondisi ini adalah jenis pneumonia yang lebih sering terjadi pada anak-anak dan penyebab utama kematian akibat infeksi berusia di bawah usia 5 tahun. Gejala, penyebab, komplikasi, diagnosis, perawatan, dan pencegahan bronkopneumonia biasanya sama dengan pneumonia.

Tanda dan Gejala Bronkopneumonia

Gejala penyakit ini berbeda-beda pada setiap orang, tergantung pada tingkat keparahan kondisinya. Gejalanya lebih cenderung parah pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah, seperti anak kecil, lansia,  orang yang memiliki kondisi medis tertentu, atau sedang minum obat tertentu.

Gejala bronkopneumonia secara umum meliputi:

  • Demam
  • Sesak napas
  • Nyeri dada yang mungkin memburuk dengan batuk atau bernapas dalam
  • Batuk berdahak
  • Berkeringat
  • Menggigil
  • Sakit kepala
  • pusing
  • Nyeri otot
  • Kelelahan
  • Kehilangan selera makan
  • Kebingungan atau disorientasi, terutama lansia
  • Mual dan muntah
  • Batuk berdarah

Penyebab Bronkopneumonia

Penyebab paling umum dari bronkopneumonia adalah infeksi bakteri pada paru-paru, seperti Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae type b (Hib). Infeksi virus dan jamur pada paru-paru juga dapat menyebabkan pneumonia.

Kuman berbahaya dapat memasuki bronkus dan alveoli dan bahkan dapat berkembang biak. Sistem kekebalan tubuh yang menghasilkan sel darah putih dapat menyerang kuman ini yang menyebabkan peradangan. Gejalanya sering timbul dari penyakit ini.

Faktor Risiko Bronkopneumonia

Berikut sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko bronkopneumonia:

  • Bayi berusia di bawah 2 tahun
  • Orang berusia di atas 65 tahun
  • Merokok atau minum alkohol berlebihan
  • Infeksi pernapasan baru-baru ini, seperti pilek dan flu
  • Penyakit paru jangka panjang, seperti Chronic obstructive pulmonary disease (COPD), cystic fibrosis, bronchiectasis, dan asma
  • Kondisi yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti HIV atau gangguan autoimun tertentu
  • Kondisi kesehatan lainnya, seperti diabetes, gagal jantung, penyakit hati
  • Minum obat untuk menekan sistem kekebalan tubuh, seperti kemoterapi, transplantasi organ, atau penggunaan steroid jangka panjang
  • Operasi atau trauma baru-baru ini

Diagnosis Bronkopneumonia

Guna mendiagnosis bronkopneumonia, awalnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mengetahui riwayat medis pasien. Masalah pernapasan, seperti mengi, adalah indikasi khas dari penyakit ini. Akan tetapi, penyakit ini dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan pilek atau flu yang terkadang membuat diagnosis menjadi sulit.

Jika dokter mencurigai bronkopneumonia pada pasien, dokter dapat melakukan satu atau beberapa tes berikut:

  • Rontgen dada atau CT scan. Tes pencitraan ini memungkinkan dokter dapat melihat bagian dalam paru-paru dan memeriksa tanda-tanda infeksi.
  • Tes darah. Tes ini dapat membantu mendeteksi tanda-tanda infeksi, seperti jumlah sel darah putih yang abnormal.
  • Bronkoskopi. Tes dengan memasukan alat bernama bronkoskop melalui tenggorokan dan ke paru-paru. Prosedur ini memungkinkan dokter untuk melihat bagian dalam paru-paru.
  • Sputum culture. Ini adalah tes laboratorium yang dapat mendeteksi infeksi dari dahak dari percikan batuk pasien.
  • Oksimetri nadi. Ini merupakan tes yang digunakan untuk menghitung jumlah oksigen yang mengalir melalui aliran darah.
  • Analisa gas darah. Tas untuk menentukan kadar oksigen dalam darah pasien.

Komplikasi Bronkopneumonia

Komplikasi dari bronkopneumonia dapat terjadi tergantung apa yang menjadi penyebab infeksi. Komplikasi secara umum meliputi:

  • Infeksi aliran darah atau sepsis
  • Penumpukan cairan di sekitar paru-paru (efusi pleura)
  • Abses paru-paru
  • Kegagalan pernapasan
  • Gagal ginjal
  • Kondisi jantung seperti gagal jantung, serangan jantung, dan irama jantung tidak teratur

Pengobatan Bronkopneumonia

Pengobatan untuk bronkopneumonia termasuk perawatan di rumah dan perawatan medis berdasarkan resep dokter, berikut di antaranya:

1. Perawatan di Rumah

Bronkopneumonia adalah penyakit yang biasanya tidak memerlukan perawatan medis kecuali jika kondisinya parah. Penyakit ini biasanya akan membaik dengan sendirinya dalam waktu dua minggu. Penyebab bakteri atau jamur dari bronkopneumonia mungkin memerlukan pengobatan.

2. Perawatan Medis

Jika bakteri adalah penyebab pneumonia, dokter akan meresepkan antibiotik. Kebanyakan orang mulai merasa lebih baik dalam tiga hingga lima hari setelah menggunakan antibiotik.

Penting bagi pasien untuk menyelesaikan seluruh penggunaan antibiotik untuk mencegah infeksi kembali dan memastikannya sembuh sepenuhnya.

Dalam kasus infeksi virus seperti influenza, dokter mungkin dapat meresepkan antivirus untuk membantu mengurangi lamanya kondisi penyakit dan parahnya gejala bronkopneumonia.

3. Perawatan Rumah Sakit

Pasien penderita bronkopneumonia mungkin perlu menjalani perawatan di rumah sakit jika infeksi parah dan pasien memenuhi salah satu kriteria berikut:

  • Berusia di atas 65 tahun
  • Nyeri dada
  • Mengalami kesulitan bernapas
  • Bernapas cepat
  • Memiliki tekanan darah rendah
  • Menunjukkan tanda-tanda kebingungan
  • Membutuhkan bantuan pernapasan
  • Memiliki penyakit paru-paru kronis

Perawatan di rumah sakit mungkin termasuk antibiotik dan cairan intravena (IV). Jika kadar oksigen darah rendah, pasien mungkin menerima terapi oksigen.

Pencegahan Bronkopneumonia

Mendapatkan vaksin bisa mencegah beberapa bentuk bronkopneumonia. American Lung Association (ALA) menyarankan bahwa anak-anak berusia di bawah 5 tahun dan orang berusia di atas 65 tahun harus memeriksakan ke dokter untuk mendapatkan vaksinasi terhadap pneumonia pneumokokus, yang disebabkan oleh bakteri.

ALA juga menyarankan beberapa langkah berikut:

  • Mendapatkan vaksinasi terhadap penyakit lain yang dapat menyebabkan pneumonia, seperti flu, cacar air, campak, Haemophilus influenzae type b (Hib), atau pertusis.
  • Berkonsultasi dengan dokter tentang cara mencegah pneumonia dan infeksi lain ketika pasien menderita kanker atau HIV.
  • Mencuci tangan secara teratur untuk menghindari kuman.
  • Jangan merokok karena produk tembakau merusak kapasitas paru-paru untuk melawan infeksi.
  • Memahami dan mengenali gejala-gejala pneumonia.

 

 

  1. Kandola, Aaron. 2018. What is bronchopneumonia?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/323167. (Diakses 26 Maret 2020)
  2. Martel, Janelle dan Rachel N. 2019. Bronchopneumonia: Symptoms, Risk Factors, and Treatment. https://www.healthline.com/health/bronchopneumonia#symptoms. (Diakses 26 Maret 2020)
  3. Bronchopneumonia. https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/bronchopneumonia. (Diakses 26 Maret 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi