Terbit: 6 July 2023
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Anthrax atau antraks adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Bakteri yang sering ditemukan di hewan ternak ini bisa menginfeksi manusia apabila terjadi kontak langsung atau tidak langsung dari hewan yang terkena penyakit antraks. Simak gejala hingga cara mengobatinya di bawah ini.

Antraks: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Antraks?

Antraks yaitu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri dan biasanya jarang terjadi negara maju. Meski sering kali terjadi pada hewan ternak seperti sapi dan domba, penyakit ini bisa dialami oleh manusia jika Anda melakukan kontak dengan hewan atau mengonsumsi produk hewani yang terinfeksi.

Meski penularan penyakit antraks berasal dari hewan ke manusia, penyakit ini tidak menyebar dari orang ke orang. Kontak dengan bakteri antraks dapat menyebabkan penyakit parah pada manusia dan hewan.

Gejala Antraks

Pada dasarnya, gejala bisa berbeda-beda tergantung pada jalur masuk bakteri ke dalam tubuh. Dalam banyak kasus, gejala biasanya berkembang dalam waktu enam hari setelah terpapar bakteri atau bisa juga membutuhkan waktu yang lebih lama.

Berikut ini empat rute masuknya bakteri penyakit ini ke dalam tubuh, di antaranya:

Antraks Kulit

Infeksi yang berhubungan dengan kulit biasanya terjadi melalui luka. Kondisi ini merupakan rute penyakit yang paling umum dan ringan. Dengan perawatan yang tepat, penyakit ini jarang berakibat fatal. Gejala yang bisa dikenali, antara lain:

  • Muncul benjolan berwarna hitam dengan rasa gatal namun tidak menimbulkan nyeri.
  • Bakteri ada di kelenjar getah bening dan sekitarnya.
  • Kadang-kadang muncul gejala seperti flu, demam, dan sakit kepala.

Antraks Pencernaan

Infeksi yang berhubungan dengan pencernaan disebabkan oleh konsumsi daging yang kurang matang dari hewan yang terinfeksi. Kondisi ini dapat memengaruhi saluran pencernaan mulai dari tenggorokan hingga ke usus besar.  gejala yang bisa muncul, termasuk:

  • Mual.
  • Muntah.
  • Sakit perut.
  • Sakit kepala.
  • Kehilangan selera makan.
  • Demam.
  • Diare parah.
  • Sakit tenggorokan dan kesulitan menelan.
  • Benjolan di leher.
  • BAB berdarah.

Antraks Pernapasan

Ini adalah bentuk penyakit yang paling mematikan dan sering kali berakibat fatal bahkan dengan perawatan. Tanda-tanda awal yang bisa terjadi, antara lain:

  • Gejala mirip flu selama beberapa jam atau hari seperti sakit tenggorokan, demam ringan, kelelahan, dan nyeri otot.
  • Sesak napas.
  • Mual.
  • Batuk darah.
  • Sulit menelan.
  • Demam tinggi.
  • Syok.
  • Meningitis.

Antraks Injeksi

Ini adalah jalur masuk infeksi yang paling baru yaitu melalui suntikan obat-obatan terlarang. Gejala awal meliputi:

  • Kemerahan di area injeksi.
  • Pembengkakan yang signifikan.
  • Syok.
  • Kegagalan multi-organ.
  • Meningitis.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Jika Anda merasa telah terpapar, misalnya bekerja di lingkungan di mana penyakit ini sering terjadi, konsultasi dengan dokter diperlukan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Sementara itu, jika Anda mengalami gejala setelah terpapar hewan atau mengonsumsi produk hewani di mana penyakit ini sedang terjadi, dapatkan bantuan medis sesegera mungkin.

Penyebab Antraks

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang disebut Bacillus anthracis. Bakteri membuat spora yang merupakan cangkang pelindung sel. Spora ini dapat bertahan hidup untuk waktu yang lama bahkan bertahun-tahun di tanah. Anda bisa mengalami kondisi ini jika spora masuk ke dalam tubuh.

Sebagian besar kasus penularan pada manusia terjadi akibat paparan dari hewan atau mengonsumsi daging dari hewan yang terinfeksi.

Faktor Risiko

Seseorang yang melakukan kontak langsung dengan spora antraks memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ini. Berikut adalah beberapa kondisi yang membuat seseorang berisiko, antara lain:

  • Berada di daerah dengan risiko tinggi terkena penyakit ini.
  • Bekerja di laboratorium, terutama jika sedang meneliti antraks.
  • Bekerja di peternakan.

Diagnosis Antraks

Diagnosis awal yang bisa dilakukan dokter adalah menanyakan tentang aktivitas Anda sehari-hari dan beberapa pertanyaan lainnya untuk menentukan apakah Anda terpapar penyakit ini. Beberapa tes lainnya yang mungkin disarankan oleh dokter, di antaranya:

  • Skin testing. Sampel cairan dari lesi yang mencurigakan pada kulit atau sampel jaringan kecil (biopsi) dapat diuji di laboratorium untuk melihat tanda-tanda antraks kulit.
  • Tes darah. Sejumlah kecil darah diambil untuk diperiksa di laboratorium guna menyelidiki ada tidaknya bakteri antraks.
  • Sinar-X atau CT scan. Dokter mungkin menyarankan untuk rontgen dada atau CT scan untuk membantu mendiagnosis anthrax inhalasi.
  • Stool testing. Tes ini digunakan untuk mendiagnosis antraks pencernaan, dokter mungkin memeriksa sampel tinja untuk mengetahui adanya bakteri yang menyebabkan kondisi ini.
  • Spinal tap (lumbar puncture). Tes dilakukan dengan memasukan jarum ke dalam kanal tulang belakang dan menarik sedikit cairan. Tes ini direkomendasikan jika dokter mencurigai antraks sistemik karena kemungkinan meningitis.

Pengobatan Antraks

Dokter memiliki beberapa pilihan dalam menangani seseorang yang terkena penyakit ini, bisa dengan antibiotik atau antitoksin.

Selain itu, perawatan suportif yang intensif termasuk penggunaan ventilator, cairan, dan obat-obatan untuk mengencangkan pembuluh darah serta meningkatkan tekanan darah (vasopressors) mungkin diperlukan.

  • Antibiotik

Semua jenis infeksi antraks dapat diobati dengan antibiotik, termasuk antibiotik intravena (obat yang diberikan melalui vena).

Jika seseorang memiliki gejala, penting untuk mendapatkan perawatan medis secepat mungkin untuk mendapatkan peluang terbaik untuk pemulihan. Dokter akan memilih antibiotik yang terbaik untuk mengobati penyakit berdasarkan riwayat kesehatan.

  • Zat Antitoksin

Ketika spora antraks masuk ke dalam tubuh, spora dapat menjadi aktif. Saat menjadi aktif, bakteri dapat berkembang biak dan menyebar di dalam tubuh yang kemudian menghasilkan toksin.

Setelah racun dikeluarkan dari dalam tubuh oleh antibiotik, pengobatan lanjutan yang bisa dilakukan adalah dengan zat antitoksin. Zat ini berfungsi untuk menetralkan racun dari bakteri.

Komplikasi Antraks

Meskipun pada beberapa kasus penyakit ini merespons positif antibiotik, antraks pernapasan mungkin tidak memberikan efek positif. Pada tahap akhir penyakit, bakteri sering menghasilkan lebih banyak racun daripada yang bisa dihilangkan obat.

Berikut adalah beberapa komplikasi yang bisa terjadi, antara lain:

  • Tubuh tidak dapat merespons infeksi secara normal, kondisi ini menyebabkan kerusakan beberapa sistem organ (sepsis).
  • Radang selaput dan cairan yang menutupi otak serta sumsum tulang belakang, kondisi ini menyebabkan perdarahan masif (meningitis hemoragik) dan kematian.

Pencegahan Antraks

Seberapa cepat diagnosis dan pengobatan yang dilakukan dapat memengaruhi tingkat keparahan yang terjadi pada tubuh. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi setelah terpapar spora antraks, antara lain:

  • Perawatan 60 hari dengan antibiotik (ciprofloxacin, doxycycline, dan levofloxacin).
  • Dalam beberapa kasus, pengobatan dengan antibodi monoklonal seperti raxibacumab dan obiltoxaximabjuga bisa dilakukan.
  • Hindari makan daging yang belum dimasak hingga matang.
  • Pemberian vaksin antraks pada hewan ternak.

 

  1. Anonim. Anthrax. https://www.cdc.gov/anthrax/basics/index.html. (Diakses pada 7 Juli 2020).
  2. Anonim. Anthrax. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/anthrax/symptoms-causes/syc-20356203. (Diakses pada 7 Juli 2020).
  3. Anonim. What Is Anthrax?. https://www.webmd.com/cold-and-flu/what-is-anthrax. (Diakses pada 7 Juli 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi