Terbit: 22 March 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Potassium iodide atau kalium iodida adalah senyawa kimia yang sering digunakan untuk pengobatan medis sebagai ekspektoran dan pelindung pada saat operasi tiroid.  Simak penjelasan mengenai manfaat lain hingga aturan mengonsumsinya di bawah ini.

Potassium Iodide: Manfaat, Aturan Penggunaan, dll

Apa itu Potassium Iodide?

Potassium iodide adalah sejenis garam yodium yang stabil (tidak bereaksi radioaktif) yang dapat membantu mencegah penyerapan garam iodium radioaktif oleh kelenjar tiroid. Pencegahan ini melindungi kelenjar tiroid dari efek buruk radiasi.

Kelenjar tiroid sendiri adalah organ tubuh yang paling sensitif terhadap iodium radioaktif. Terpapar iodium radioaktif dalam kadar tinggi dapat menyebabkan kanker tiroid

Penggunaan Potassium Iodide

Selain untuk melindungi kelenjar tiroid, senyawa kimia ini juga digunakan untuk mencairkan dan mengeluarkan dahak pada sistem pernapasan. Hal ini akan membantu pasien bernapas lebih mudah terutama bagi penderita penyakit paru obstruktif kronis seperti asma, bronkitis kronis, atau emfisema.

Potassium iodide juga digunakan bersama obat antitiroid dalam mempersiapkan kelenjar tiroid sebelum diangkat melalui operasi, mencegah kondisi tiroid overaktif (hipertiroid), serta melindungi tiroid dari paparan radiasi terlalu banyak.

Cara kerjanya adalah dengan mengecilkan ukuran kelenjar tiroid dan mengurangi produksi hormon tiroid. Jika terjadi radiasi, senyawa ini akan memblok tiroid menyerap yodium radioaktif, sehingga melindungi dari kerusakan dan risiko terkena kanker .

Kelenjar tiroid sendiri tidak bisa membedakan mana yodium yang stabil dan mana yang beradioaktif. Hal itulah yang membuat kelenjar ini akan menyerap keduanya.

Saat seseorang mengonsumsinya, yodium yang stabil di dalam obat akan terserap. Karena potassium iodide mengandung yodium stabil yang tinggi, tiroid akan penuh dan tidak dapat menyerap yodium yang beradioaktif selama 24 jam mendatang. 

Meski begitu, senyawa kimia ini tidak bisa melindungi 100% dari yodium beradioaktif. Kemampuannya tergantung pada tiga faktor:

  • Waktu setelah kontaminasi. Semakin cepat  diminum, semakin cepat tiroid terisi penuh oleh yodium yang stabil. 
  • Penyerapan. Yaitu jumlah yodium stabil yang masuk ke dalam tiroid tergantung seberapa cepat senyawa ini diserap darah. 
  • Dosis yodium beradioaktif. Meminimalisir jumlah total yodium beradioaktif yang masuk ke tubuh akan mengurangi jumlah yang terserap ke dalam tiroid.

Siapa yang Boleh Mengonsumsi Potassium Iodide?

Kelenjar tiroid pada janin dan bayi baru lahir paling berisiko mengalami gangguan akibat yodium beradioaktif. Begitu juga anak-anak dan seseorang yang memiliki kadar yodium rendah dalam darah. Berikut adalah aturan mengonsumsinya:

  • Bayi

Bayi memiliki risiko paling tinggi mengalami kanker tiroid setelah terpapar radioaktif. Maka seluruh bayi, termasuk yang masih mengonsumsi ASI boleh mendapatkannya sesuai rekomendasi dokter.

  • Anak-anak

Anak-anak yang terkontaminasi atau kemungkinan terkontaminasi boleh mengonsumsinya, kecuali anak yang alergi terhadap iodium. 

  • Dewasa muda

Dewasa muda (usia 18-40 tahun) tidak sesensitif anak-anak terhadap paparan radioaktif. Namun bila terpapar, dewasa muda boleh mengonsumsinya sesuai petunjuk dokter. 

  • Ibu hamil dan menyusui

Kelompok ini merupakan prioritas untuk mengonsumsinya, namun hanya perlu satu dosis saja. 

  • Lanjut usia (di atas 40 tahun)

Kelompok ini tidak dianjurkan untuk mengonsumsinya, kecuali jika dokter memutuskan hal berbeda. Mayoritas manula memiliki alergi terhadap senyawa ini.

Baca Juga: Penyakit Tiroid: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Cara Mengonsumsi Potassium Iodide

Obat ini dapat dikonsumsi secara oral dibarengi dengan minum air sebanyak 240 ml (segelas penuh). Untuk mencegah sakit perut, minum potassium iodide segera setelah makan.

Selama mengonsumsi obat ini, dianjurkan minum banyak cairan, kecuali jika dokter menyarankan hal lain. Sebaiknya jangan langsung berbaring setelah meminum obat ini hingga sepuluh menit. 

Karena potassium iodide adalah obat keras, jika Anda mengonsumsinya dalam bentuk cair, pakailah sendok takar agar benar-benar akurat. Obat juga dapat dicampurkan dengan air, susu, atau jus sebelum diminum untuk mengurangi rasa pahit di lidah. 

Penting diingat bahwa mengonsumsi obat yang mengandung senyawa ini harus berdasarkan resep dokter. Walaupun melanjutkan resep sebelumnya, tidak disarankan langsung membeli di apotek tanpa konsultasi ulang dengan dokter. Dasar penetapan resep adalah kondisi kesehatan dan berat badan.

Pada anak-anak, dosis juga mempertimbangkan usia. Jangan menambah dosis atau meminumnya lebih sering tanpa arahan dari dokter. Kondisi lain yang memengaruhi dosis pemakaian adalah kondisi seperti kehamilan, menyusui, atau penyakit bawaan.

Dalam kondisi darurat paparan radioaktif, meminum obat dengan kandungan potassium iodide hanya bila dokter  menganjurkannya. Selain itu, mulailah perawatan dan terapi sesegera mungkin. Senyawa ini tidak boleh dikonsumsi dalam jangka waktu panjang.

 

  1. Anonim. 2016. Frequently Asked Questions on Potassium Iodide (KI). https://www.fda.gov/drugs/bioterrorism-and-drug-preparedness/frequently-asked-questions-potassium-iodide-ki. (Diakses pada 22 Maret 2022).
  2. Anonim. 2018. Potassium Iodide (KI). https://www.cdc.gov/nceh/radiation/emergencies/ki.htm. (Diakses pada 22 Maret 2022).
  3. Anonim. 2022. Potassium Iodide Solution – Uses, Side Effects, and More. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-1823/potassium-iodide-oral/details. (Diakses pada 22 Maret 2022).


DokterSehat | © 2025 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi