Terbit: 16 September 2022
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Bisul di vagina umumnya terjadi akibat iritasi kulit atau infeksi bakteri yang tidak selalu berbahaya. Kondisi tersebut dapat sembuh dalam 1-2 minggu, namun bisa juga menjadi tanda infeksi menular seksual. Ketahui penyebab muncul bisul pada vagina dan cara mengatasinya dalam ulasan berikut ini.

Penyebab Bisul di Vagina dan Cara Mengobatinya

Penyebab Bisul di Vagina yang Harus Diwaspadai

Bisul pada vagina adalah peradangan kulit dengan gejala benjolan merah, gatal, nyeri, dan biasanya bernanah pada bagian luarnya (vulva, area vagina yang dapat terlihat). Bisul mungkin juga berkembang pada labia (bibir vagina) atau area lain sekitar kulit kemaluan.

Umumnya, bisul terjadi akibat penyumbatan kelenjar minyak atau folikel rambut. Bisul vagina dapat juga terjadi akibat area kewanitaan tidak bersih sehingga muncul infeksi bakteri atau jamur yang menyebabkan peradangan kulit.

Beberapa kondisi lain yang bisa menjadi penyebab bisul di vagina, di antaranya:

1. Efek dari Bulu Kemaluan yang Baru Tumbuh

Ingrown hair adalah istilah untuk rambut baru yang tumbuh ke dalam folikel rambut akibat ada penyumbatan dari sel-sel kulit mati. Biasanya, kondisi ini terjadi pada rambut kemaluan setelah dicukur.

Rambut kemaluan yang seharusnya tumbuh ke luar malah tersumbat dan kembali masuk ke dalam folikel rambut. Akibatnya, gejala seperti gatal, nyeri, bintik-bintik, hingga bisul mungkin terjadi.

Bisul yang terjadi akibat ingrown hair tidak berbahaya dan biasanya akan pulih dengan sendirinya saat rambut kemaluan mulai tumbuh dengan normal. Anda dapat menggunakan minyak esensial seperti tree tea oil atau pelembap kulit untuk meredakan gejalanya.

2. Iritasi Kulit

Iritasi kulit vagina dapat terjadi karena banyak hal, seperti:

  • Penggunaan pakaian dalam yang terlalu ketat.
  • Efek samping dari produk-produk kewanitaan yang Anda gunakan.
  • Teknik mencukur yang salah.
  • Infeksi pada folikel rambut.

Iritasi, peradangan, dan infeksi kulit tersebut akan menyebabkan gejala berupa benjolan yang bisa tumbuh besar menjadi bisul. Ini juga bisa terjadi karena adanya perkembangan bakteri.

3. Penyumbatan Kelenjar Keringat atau Minyak

Kelenjar apokrin adalah jenis kelenjar keringat yang dilepaskan di area kulit yang penuh dengan folikel rambut, seperti area selangkangan. Penyumbatan kelenjar keringat dapat menyebabkan perkembangan bakteri pada area kulit tersebut.

Akibatnya, kulit akan meradang dan menunjukan gejala seperti bintik-bintik, kemerahan, gatal, dan nyeri. Pada penyumbatan kelenjar keringat yang lebih parah, bisul pada lapisan kulit vagina mungkin terjadi.

4. Kurang Menjaga Kebersihan Area Kewanitaan

Ada banyak efek samping bila Anda tidak menjaga kebersihan area kewanitaan, seperti:

  • Rasa gatal.
  • Iritasi.
  • Sensasi kulit terbakar.
  • Bau tidak sedap.
  • Keputihan.
  • Bintik-bintik tidak menyenangkan.
  • Bisul.
  • Infeksi jamur.

Maka dari itu, harus selalu menjaga kebersihan Miss V. Terutama bila sedang menstruasi, harus rajin mengganti pembalut dan pakaian dalam. Bila perlu, basuh dengan air hangat.

Membersihkan vagina dengan produk perawatan yang mengandung banyak bahan kimia dan pewangi buatan tidak dianjurkan karena dapat mengganggu keseimbangan pH alami vagina.

Baca Juga: 9 Penyebab Vagina Bau, dari Infeksi Menular Seksual hingga Stres

5. Infeksi Bakteri

Penyebab bisul paling umum adalah bakteri Staphylococcus aureus. Bisul juga bisa disebabkan oleh bakteri Escherichia coli dan Chlamydia trachomatis. Selain itu, bisul vagina mungkin juga muncul akibat infeksi jamur vagina.

6. Kelenjar Bartholin

Penyumbatan pada kelenjar Bartholin yang terletak di bawah kulit dekat lubang vagina dapat menyebabkan bisul. Kelenjar yang tersumbat menyebabkan benjolan bulat, keras, bening, berisi cairan, dan ukurannya bisa kecil atau besar.

Wanita pasca melahirkan atau setelah operasi pada bagian sekitar vagina rentang mengalami peradangan pada kelenjar Bartholin ini.

7. Infeksi HPV

Bisul di bibir vagina bisa jadi tanda infeksi HPV (human papilloma virus). Infeksi HPV juga menimbulkan gejala kutil pada wajah, tangan, dan kelamin. Kutil terasa gatal, perih, kasar, dan tidak nyaman. Gejala kutil bisa tumbuh bergerombol membentuk seperti kembang kol.

8. Herpes

Bisul vagina atau benjolan dengan luka lecet juga bisa jadi tanda awal herpes genital, namun Anda tidak dapat melakukan diagnosis sendiri. Hubungi dokter jika mengalami gejala herpes genital lainnya seperti demam, luka melepuh pada mulut, nyeri saat buang air, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Vagina Gatal setelah Berhubungan Seks

9. Tanda Kanker

Meskipun jarang terjadi, kanker vagina memiliki gejala seperti benjolan seperti bisul, kemerahan atau putih, dan bertekstur kental saat disentuh. Namun, Anda tidak perlu panik karena bisul pada kemaluan mungkin hanya iritasi kulit biasa.

Bersihkan area vagina dengan air hangat untuk membantu meredakan benjolan. Bila dalam 1-2 minggu bisul atau benjolan semakin memburuk, segara konsultasi ke dokter.

10. Sifilis

Gejala umum sifilis adalah luka kecil tanpa rasa nyeri, ruam, dan benjolan kecil. Walaupun demikian, tidak semua benjolan pada kelamin berarti infeksi menular seksual. Sadari apakah Anda memiliki risiko IMS, bila tidak maka tidak perlu panik.

Baca Juga: 12 Makanan untuk Kesehatan Vagina secara Alami

Cara Mengatasi Bisul di Vagina

Bila tidak disebabkan oleh infeksi serius, kebanyakan kasus bisul di bibir vagina akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Anda dapat membantu meredakan gejala bisul dengan beberapa cara, antara lain:

  • Jangan memencet jerawat karena malah akan menyebarkan bakteri ke area kulit lainnya. Anda dapat memeriksanya, namun jangan menggaruk atau memencetnya.
  • Kompres dengan air hangat selama 7-10 menit. Lakukan setiap hari hingga bisul hilang.
  • Gunakan pelembap, salep bisul, atau antibiotik dengan kandungan bacitracin, neomycin, dan polymyxin B.
  • Jangan pakai pakaian dalam ketat untuk sementara waktu.
  • Bersihkan area kewanitaan bila Anda sangat berkeringat. Ganti pakaian dalam beberapa kali bila perlu.

Nah, itulah penjelasan lengkap tentang penyebab dan cara mengatasi bisul di vagina. Jangan panik bila mengalami bisul pada area kewanitaan.

Penyebab bisul di vagina tidak selalu berarti infeksi serius. Bila dengan perawatan rumahan selama 1-2 minggu bisul tidak juga hilang, Anda dapat mempertimbangkan untuk pergi ke dokter. Semoga informasi ini bermanfaat.

 

  1. Anonim. 2019. Boils and carbuncles. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/boils-and-carbuncles/symptoms-causes/syc-20353770. (Diakses pada 23 Oktober 2020).
  2. Holland, Kimberly. 2019. What Causes Vaginal Boils and How Are They Treated?. https://www.healthline.com/health/womens-health/vaginal-boils. (Diakses pada 23 Oktober 2020).
  3. Jung, Alyssa. 2020. 6 Causes for Vaginal Bumps You Should Know About. https://www.goodhousekeeping.com/health/a29191672/itchy-bumps-on-vagina-causes/. (Diakses pada 23 Oktober 2020).
  4. Nall, Rachel, MSN, CRNA. 2020. All you need to know about vaginal boils. https://www.medicalnewstoday.com/articles/320641. (Diakses pada 23 Oktober 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi