Terbit: 19 May 2023
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Melakukan pemeriksaan payudara sendiri secara rutin merupakan langkah penting untuk menemukan ada tidaknya perubahan fisik pada payudara. Salah satu langkah untuk mendeteksi kondisi tersebut adalah dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Simak cara melakukannya di bawah ini.

Mendeteksi Dini Kanker Payudara dengan Teknik SADARI

Apa itu SADARI?

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah pemeriksaan mandiri yang dilakukan oleh wanita untuk mengecek apakah ada perubahan atau kelainan pada payudara.

Tujuan dari SADARI adalah untuk memeriksa apakah ada benjolan, masalah pada jaringan payudara, atau tanda-tanda lain yang mungkin gejala kanker payudara awal.

Pemeriksaan payudara sendiri direkomendasikan untuk semua wanita mulai dari usia 20 tahun. Melakukan SADARI dapat membantu mencegah kanker payudara dengan cara mengidentifikasi kondisi sejak awal sehingga perawatan dan pengobatan dapat dilakukan sebelum kanker menyebar lebih parah.

Bagaimana Cara Melakukan SADARI?

Berikut cara pemeriksaan yang bisa Anda dilakukan berdasarkan arahan dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, di antaranya:

1. SADARI di Depan Cermin

Hal-hal yang harus diperhatikan saat memeriksa payudara di depan cermin:

Posisi Pertama

  • Berdiri tegak di depan cermin, lepaskan pakaian bagian atas.
  • Setelah itu, angkat kedua lengan ke atas lalu tekuk siku. Letakan tangan di belakang kepala dan dorong siku ke depan.
  • Amati bila ada perubahan atau kelainan pada payudara, termasuk bentuk payudara, puting, dan permukaan kulit payudara.
  • Jangan khawatir bila ukuran payudara yang kanan dan kiri tidak simetris, karena hal tersebut adalah sesuatu yang normal.

Posisi Kedua

  • Letakan tangan di pinggang dan condongkan bahu ke depan.
  • Dorong kedua siku ke depan sambil mengencangkan otot dada.
  • Amati kondisi payudara dalam keadaan seperti menggantung.
  • Cermati semua permukaan payudara termasuk bagian bawah, puting, hingga di sekitar ketiak.

Posisi Ketiga

  • Angkat lengan kiri ke atas
  • Lalu, tekuk siku kiri dan sentuh bagian atas punggung atau bahu
  • Tangan kanan memeriksa payudara bagian kiri termasuk bagian bawah payudara dan sekitar ketiak.
  • Gunakan ujung jari tangan kanan untuk meraba payudara dalam gerakan ke atas dan bawah, lalu gerakan melingkar, dan gerakan lurus dari ujung payudara ke puting.
  • Ulangi teknik tersebut untuk memeriksa payudara kanan dengan tangan kiri.

Posisi Keempat

  • Berdiri tegak.
  • Periksa puting dengan cara mencubit kedua puting dengan lembut.
  • Perhatikan bila ada cairan yang keluar.
  • Bila tidak ada cairan, berarti payudara normal.
  • Bila ada cairan, sebaiknya segera konsultasi ke dokter.

Baca Juga: 13 Mitos Kanker Payudara yang Sebaiknya Tidak Anda Percaya

2. SADARI saat Mandi

Anda juga dapat melakukan pemeriksaan payudara sendiri, langkah-langkahnya:

  • Gunakan busa sabun untuk memudahkan pergerakan tangan untuk merasakan bila ada benjolan di payudara.
  • Angkat tangan kanan ke atas dan letakan di belakang kepala.
  • Gunakan tangan kiri untuk meraba payudara kanan.
  • Lakukan gerakan melingkar dengan lembut di seluruh permukaan payudara.
  • Tekan dengan lembut bagian payudara.
  • Rasakan bila Anda benjolan atau tanda-tanda yang tidak biasa lainnya.
  • Ulangi gerakan untuk memeriksa payudara sisi satunya lagi.

3. SADARI dalam Posisi Berbaring

Siapkan bantal dan losion atau minyak esensial.

  • Letakan bantal di bawah pundak dan berbaring.
  • Posisikan tangan kanan di bawah kepala.
  • Periksa payudara kanan dengan tangan kiri yang sudah diberi losion atau minyak esensial.
  • Lakukan gerakan melingkar dari titik jam 12 ke titik angka 1 dan lanjutkan gerakan satu lingkaran.
  • Ulangi gerakan pada bagian payudara lainnya.
  • Jangan lupa untuk memeriksa bagian puting dan ketiak juga.

Periksa payudara dengan tekanan ringan, sedang, lalu sedikit kuat. Tekan bagian puting susu juga dan amati apakah ada cairan yang keluar. Bila Anda merasakan adanya benjolan, jangan panik dan sebaiknya selesaikan dulu pemeriksaan kedua payudara.

Mengapa Harus Melakukan SADARI?

SADARI dilakukan untuk meningkatkan kesadaran kesehatan payudara serta mencegah bahaya kanker payudara sejak dini. Wanita yang melakukan pemeriksaan ini akan memahami apakah ada benjolan di payudara atau tanda-tanda lainnya yang mengarah pada risiko kanker payudara.

Sebagian besar pasien kanker payudara baru memeriksakan keadaannya saat sudah berada di stadium kanker lanjut. Maka dari itu, pemeriksaan payudara ini dianggap menjadi langkah awal yang tepat untuk membantu mendeteksi kanker payudara sedini mungkin.

Sejumlah wanita melaporkan tanda-tanda kanker payudara sejak awal setelah melakukan pemeriksaan payudara mandiri. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk diagnosis kanker payudara atau gangguan lainnya. 

Tindakan ini membantu perawatan dan pengobatan sebelum kondisi pasien memburuk.

Baca Juga: 8 Ciri-ciri Kanker Payudara yang Penting untuk Anda Kenali

Kapan Harus Melakukan SADARI?

Pemeriksaan payudara sendiri perlu dilakukan sedini mungkin, yaitu dimulai sejak usia 20 tahun. 

Berdasarkan rekomendasi dari Yayasan Kanker Indonesia, SADARI sebaiknya dilakukan 7-10 setelah menstruasi. Pada waktu ini, payudara Anda cenderung dalam kondisi normal. Keseluruhan pemeriksaan hanya membutuhkan waktu sekitar 7 menit.

Saat Anda mencapai usia 50 tahun ke atas atau memiliki riwayat kanker payudara dalam keluarga, maka pemeriksaan ini perlu dilakukan dengan lebih sering.

Seberapa Sering SADARI Perlu Dilakukan?

Semakin sering Anda melakukan pemeriksaan pada payudara, maka Anda akan semakin mahir dan aktivitas ini akan menjadi semakin mudah. Selain itu, Anda akan lebih mudah menyadari jika ada perubahan pada payudara.

Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan ini sebulan sekali pada waktu yang sama untuk membuat Anda familiar dengan penampakan dan bentuk payudara. Penting untuk melakukan pemeriksaan pada waktu yang sama setiap bulannya.

Perlu diketahui, tubuh wanita dapat mengalami fluktuasi hormon akibat siklus menstruasi sehingga dapat memengaruhi jaringan payudara. 

Anda bisa saja menemukan benjolan pada satu waktu, tetapi kemudian benjolan ini hilang dengan sendirinya. Pemeriksaan pada waktu yang sama dapat meminimalisasi hal ini. 

Jika Anda memiliki siklus menstruasi yang tidak normal atau sudah tidak mengalami menstruasi, maka pilihlah hari yang mudah diingat, seperti hari pertama atau hari terakhir di setiap bulan. 

Namun, hindari melakukan pemeriksaan ini saat menstruasi karena saat itu Anda sedang mengalami perubahan hormon yang menyebabkan perubahan jaringan payudara. Payudara cenderung akan membengkak dan mengencang, sehingga Anda tidak mendapatkan kondisi payudara yang sebenarnya.

Baca Juga: 12 Cara Mencegah Kanker Payudara yang Penting Diketahui Wanita

Jika Terdapat Benjolan atau Perubahan pada Payudara

Anda tidak perlu panik jika menemukan adanya benjolan atau perubahan pada payudara, karena kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak hal. Hanya sedikit kasus benjolan payudara yang memiliki sifat kanker. 

Namun, tidak Anda salahnya untuk tetap melakukan pemeriksaan ke dokter segera setelah Anda menyadari adanya perubahan pada payudara. Langkah ini dilakukan untuk memberikan penanganan sedini mungkin apabila benjolan dan keanehan itu disebabkan oleh kanker. 

Berikut adalah beberapa kondisi yang menandakan Anda perlu segera melakukan pemeriksaan ke dokter, antara lain:

  • Terlihat ada perubahan pada permukaan kulit payudara, seperti kulit yang berkerut atau terdapat cekungan.
  • Ada benjolan keras dalam payudara atau ketiak.
  • Keluar cairan dari puting saat Anda tidak dalam masa menyusui.
  • Keluar darah dari puting.
  • Ada perubahan ukuran dan bentuk payudara, terutama saat mengangkat payudara atau menggerakkan lengan.
  • Ada bagian puting yang memerah atau menjadi lembap.
  • Perubahan bentuk pada puting, seperti masuk ke dalam.
  • Muncul ruam di sekitar puting.
  • Timbul rasa sakit atau tidak nyaman pada payudara yang tidak kunjung membaik.

Pemeriksaan ke dokter perlu dilakukan untuk menentukan penyebab dari perubahan dan benjolan dalam payudara. 

Saat melakukan konsultasi, dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk menjalani pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti USG, mammogram, CT scan, atau MRI.

Jika ditemukan adanya kondisi yang mengarah ke kanker, dokter mungkin akan menyarankan Anda menjalani pemeriksaan biopsi.

SADARI merupakan metode sederhana yang bisa dilakukan siapa saja untuk mendeteksi perubahan yang terjadi pada payudara.

Semakin dini perubahan pada payudara diketahui, maka semakin cepat diketahui penyebabnya dan rencana pengobatan dapat memberikan hasil yang maksimal.

 

  1. Anonim. 2023. Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI dan SADANIS
    https://www.siloamhospitals.com/Contents/News-Events/Advertorial/2019/11/05/02/22/Cara-Mudah-Deteksi-Kanker-Payudara-dengan-SADARI-dan-SADANIS. (Diakses pada 3 Maret 2023).
  2. Anonim. 2022. Breast Self-Exam. https://www.breastcancer.org/screening-testing/breast-self-exam-bse. (Diakses pada 3 Maret 2023).
  3. Anonim. 2021. Breast Self-Exam. https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/3990-breast-self-exam. (Diakses pada 3 maret 2023).
  4. Anonim. 2016. Enam Langkah SADARI untuk Deteksi Dini Kanker Payudara. http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/enam-langkah-sadari-untuk-deteksi-dini-kanker-payudara. (Diakses pada 3 Maret 2023).
  5. Anonim. 2020. Breast self-exam for breast awareness. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/breast-exam/about/pac-20393237. (Diakses pada 3 Maret 2023).
  6. Ula, Zumrotul. 2019. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara. https://stikessurabaya.ac.id/2019/04/23/sadari-pemeriksaan-payudara-sendiri-sebagai-deteksi-dini-kanker-payudara/. (Diakses pada 3 Maret 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi