Terbit: 27 September 2022 | Diperbarui: 28 September 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Selain istilah perokok aktif dan perokok pasif, kini muncul istilah baru yang disebut social smoker. Apakah tipe perokok ini lebih berbahaya bagi kesehatan? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!

Risiko Kesehatan yang Mengancam Seorang Social Smoker

Apa itu Social Smoker?

Social smoker artinya orang yang merokok tidak setiap hari dan hanya dilakukan saat berkumpul bersama teman. Sebagian orang merokok untuk merasa nyaman dalam situasi sosial. Saat berkumpul, terkadang social smoker atau juga disebut perokok intermiten; melakukan aktivitas ini dibarengi dengan mengonsumsi minuman beralkohol.

Bagi kebanyakan orang, konsumsmi minuman beralkohol adalah pemicu atau aktivitas yang terkait dengan merokok.

Siapa pun bisa menjadi perokok intermiten, tetapi lebih sering terjadi pada orang dewasa muda. Perokok usia ini juga cenderung menganggap dirinya sebagai perokok atau kecanduan rokok.

Seseorang dapat dikatakan social smoker jika melakukanya dengan cara berikut:

  • Bersama teman atau berkelompok (tidak sendiri).
  • Saat berpesta atau berada di cafe.
  • Bertujuan untuk merasa nyaman dalam situasi sosial.
  • Mendapatkan rokok dari orang lain (bukan membeli sendiri).
  • Merokok di akhir pekan, sore hari, atau malam hari.
  • Merokok di rumah orang lain.

Apa yang Menyebabkan Social Smoker?

Perokok intermiten biasanya tidak menganggap dirinya sebagai perokok dan mungkin termotivasi untuk merokok oleh faktor yang berbeda dari perokok biasa.

Berikut ini beberapa faktor yang dapat menyebabkan social smoker, termasuk:

  • Berpikir merokok sesekali lebih aman daripada merokok biasa.
  • Memiliki stigma yang lebih sedikit daripada perokok biasa.
  • Merasa lebih nyaman atau diterima dalam situasi sosial.
  • Memiliki teman atau keluarga yang merokok secara sosial.
  • Merespons kondisi sekitar (seperti pesta atau saat konsumsi minuman beralkohol).

Baca Juga: Perbedaan Rokok Elektrik dan Rokok Tembakau, Lebih Berbahaya Mana?

Bahaya Menjadi Social Smoker bagi Kesehatan

Berapapun jumlah rokok yang dihabiskan oleh seorang perokok—bahkan social smoker—besar kemungkinan dapat menimbulkan efek yang berbahaya bagi kesehatan, di antaranya:

1. Mengganggu Kesehatan Mental

Meskipun rokok sesekali bertujuan untuk mengurangi stres, tetapi merokok dengan cara itu sebenarnya dapat meningkatkan ketegangan dan kecemasan.

Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami hubungan antara merokok dan depresi. Orang yang mengalami depresi mungkin lebih cenderung merokok atau merokok itu sendiri menyebabkan seseorang mengalami depresi.

Jika Anda memiliki kondisi kesehatan mental, merokok hanya akan memperburuk gejalanya.

2. Nikotin

Nikotin adalah senyawa kimia organik yang membuat perokok ketagihan dan bisa memberikan efek langsung pada tubuh. Beberapa efeknya pada tubuh, antara lain:

  • Meningkatkan tekanan darah, detak jantung, dan laju pernapasan.
  • Menyempitkan arteri (pembuluh darah yang membawa darah dari jantung)
  • Membantu pengerasan arteri.
  • Menyebabkan efek berbahaya pada bayi yang belum lahir (seperti persalinan prematur dan gagal napas saat lahir).

3. Kecanduan Merokok

Salah satu hal yang paling berbahaya dari merokok adalah kandungan nikotinnya yang sangat adiktif. Nikotin bisa memengaruhi otak dan suasana hati untuk membuat Anda kecanduan rokok.

Tidak semua social smoker mengembangkan kecanduan rokok, tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa mereka (terutama dewasa muda) dapat menjadi perokok biasa.

Selain kandungan nikotin, rokok mengandung senyawa lain yang membuat kecanduan, antara lain:

  • Bronkodilator, yang memperluas saluran udara dan membuatnya lebih mudah bagi asap masuk ke paru-paru.
  • Gula dan perasa, seperti cokelat membuat rokok lebih menarik.
  • Asetaldehida, merupakan bahan kimia yang membuat nikotin lebih adiktif.
  • Senyawa amonia, yang meningkatkan seberapa cepat nikotin mencapai otak.

4. Bahan Kimia Beracun Lainnya

Sebatang rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia. Ketika menghirup asap rokok, bahan kimia ini dapat mencapai otak dan organ lain hanya dalam hitungan detik setelah isapan pertama.

Berikut ini bahan kimia dalam rokok yang yang mungkin menyebabkan berbagai jenis kanker, antara lain:

  • Arsenik.
  • Benzena.
  • 1,3-Butadiena.
  • Logam (kadmium, kromium, dan timbal).
  • Karbon monoksida.
  • Formaldehida.
  • Hidrokarbon aromatik polisiklik.
  • Tar.
  • Nitrosamin (tobacco specific nitrosamin-TSNA)

Baca Juga: Bahaya Rokok Berakibat Buruk bagi Penderita Diabetes

Cara Berhenti Menjadi Social Smoker

Perokok intermiten dikaitkan dengan situasi dan pemicu sosial tertentu. Apabila Anda mencoba untuk berhenti dari kebiasaan ini, langkah pertama adalah mengetahui kapan Anda merokok dan kemungkinan pemicunya. Buatlah jurnal tentang kapan dan bagaimana Anda merokok.

Cara tersebut dapat membantu merencanakan untuk berhenti merokok dan menghindari situasi yang menjadi pemicunya.

Beberapa langkah lainnya yang dapat membantu Anda berhenti menjadi social smoker, antara lain:

  • Menghabiskan waktu dengan teman-teman non-perokok yang memiliki minat sama dengan Anda.
  • Mintalah seorang teman untuk mencegah Anda merokok.
  • Menghabiskan lebih banyak waktu di tempat-tempat dengan larangan merokok.
  • Hindari minuman beralkohol selama beberapa minggu (atau lebih lama) saat berhenti merokok.
  • Hindari rokok elektrik dan produk tembakau lainnya.

 

  1. Anonim. Social Smoking. https://smokefree.gov/challenges-when-quitting/cravings-triggers/social-smoking. (Diakses pada 27 September 2022)
  2. Martin, Terry. 2021. Is It Safe to Be a Social Smoker?. https://www.verywellmind.com/social-smoking-facts-you-should-know-4121186. (Diakses pada 27 September 2022)
  3. Robinson, Maria. 2021. Is It Safe to Be a Social Smoker?. https://www.goodrx.com/well-being/substance-use/social-smoker. (Diakses pada 27 September 2022)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi