Pemeriksaan gula darah secara rutin adalah sesuatu yang penting dilakukan oleh penderita diabetes. Namun, hal penting yang juga tak boleh luput dari perhatian adalah masalah kesehatan lain yang bisa muncul, salah satunya adalah hipertensi. Apa hubungan diabetes dan hipertensi? Simak penjelasan lengkapnya di sini.
Hubungan Diabetes dengan Hipertensi
Orang dengan diabetes memiliki risiko dua kali lebih tinggi untuk memiliki hipertensi atau tekanan darah tinggi dibandingkan dengan orang tanpa diabetes.
Diabetes terjadi ketika tubuh tidak mampu memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak bisa menggunakan insulin dengan efektif. Insulin merupakan hormon yang menyalurkan glukosa ke seluruh tubuh. Saat insulin tidak bekerja efektif, maka terjadi penumpukan gula dalam darah.
Gula darah yang berlebihan dapat menurunkan elastisitas pembuluh darah dan membuatnya menyempit, sehingga aliran darah akan melambat. Kondisi ini akan membuat tekanan darah meningkat.
Kerusakan pembuluh darah juga dapat terjadi pada organ ginjal. Pembuluh darah yang rusak menyebabkan ginjal tidak mampu mendapatkan suplai darah dengan efisien.
Akibatnya ginjal menjadi kurang efisien dalam menyaring darah dan menyebabkan peningkatan air dan garam dalam darah. Perubahan ini akan menyebabkan hipertensi.
Baca Juga: Apakah Makan Nasi Terlalu Banyak Bisa Menyebabkan Diabetes?
Tekanan Darah Normal untuk Penderita Diabetes
Tekanan darah menunjukkan tekanan yang digunakan jantung untuk memompa darah ke pembuluh darah ke seluruh tubuh. Bagi pengidap diabetes, tekanan darah tidak lebih dari 130/80.
Angka pertama menunjukkan tekanan sistolik, atau tekanan dalam arteri ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh.
Angka kedua menunjukkan tekanan diastolik, atau tekanan dalam arteri ketika jantung tidak memompa dan darah dari seluruh tubuh masuk ke jantung.
Mencegah Hipertensi pada Penderita Diabetes
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko komplikasi diabetes, antara lain:
1. Mengurangi Asupan Garam
Konsumsi garam kurang dari 5 gram per hari dapat menurunkan tekanan darah serta risiko penyakit jantung dan stroke.
Meski garam merupakan nutrisi yang penting untuk menjaga volume plasma, keseimbangan asam-basa, dan fungsi sel normal; kelebihan garam dalam tubuh dapat menyebabkan kenaikan volume darah dalam tubuh. Kondisi ini akan meningkatkan tekanan darah.
2. Olahraga Teratur
Rutin olahraga dapat menjaga tekanan darah berada dalam rentang normal. Anda disarankan untuk olahraga intensitas sedang minimal 30 menit sehari.
Beberapa olahraga aerobik yang dapat menurunkan tekanan darah antara lain: jalan kaki, joging, bersepeda, berenang, dan menari. Anda juga dapat melakukan olahraga yang lebih intens, seperti high-intensity interval training.
Baca Juga: Mengapa Berat Badan Penderita Diabetes Bisa Turun Drastis?
3. Mengurangi Stres
Stres jangka panjang dapat berkontribusi dalam tekanan darah tinggi. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi stres yaitu fokus kepada hal yang bisa dikontrol, mengambil waktu untuk rileks dan menikmati aktivitas yang disukai, serta menghindari kondisi yang menyebabkan stres.
4. Tidur Cukup dan Berkualitas
Kualitas tidur buruk atau tidur kurang dari 6 jam sehari selama beberapa minggu dapat berkontribusi pada hipertensi. Beberapa hal yang dapat mengganggu tidur seperti sleep apnea, restless leg syndrome, dan insomnia.
Jika Anda tidak mengalami gangguan tidur tersebut, tetapi tidak bisa tidur pada malam hari, Anda dapat membangun kebiasaan tidur.
Beberapa cara untuk membangun kebiasaan tidur seperti tidur dan bangun di waktu yang sama, membuat suasana kamar mendukung untuk tidur, dan mengurangi tidur siang.
5. Memantau Tekanan Darah secara Rutin
Rutin ke dokter diperlukan untuk konsultasi tentang seberapa sering pengukuran tekanan darah mandiri diperlukan, perubahan gaya hidup, atau pola makan untuk mencegah timbulnya hipertensi yang disebabkan oleh diabetes.
- Anonim. Diabetes and Blood Pressure. https://www.diabetes.org.uk/guide-to-diabetes/managing-your-diabetes/blood-pressure. (Diakses pada 16 Januari 2023).
- Anonim. 2020. Salt Reduction. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/salt-reduction. (Diakses pada 16 Januari 2023).
- Anonim. 2021. Diabetes and High Blood Pressure. https://www.webmd.com/diabetes/high-blood-pressure. (Diakses pada 16 Januari 2023).
- Anonim. 2022. 10 Ways To Control High Blood Pressure Without Medication. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-pressure/in-depth/high-blood-pressure/art-20046974. (Diakses pada 16 Januari 2023).
- Anonim. 2022. Diabetes. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diabetes. (Diakses pada 16 Januari 2023).
- Dresden, Danielle. 2022. Effects Of Diabetes On The Body And Organs. https://www.medicalnewstoday.com/articles/317483. (Diakses pada 16 Januari 2023).
- Petre, Alina. 2020. What Happens If You Eat Too Much Salt?. https://www.healthline.com/nutrition/what-happens-if-you-eat-too-much-salt. (Diakses pada 16 Januari 2023).
- Philips, Quinn. 2021. How Diabetes and High Blood Pressure Can Cause Chronic Kidney Disease — and What to Do About It. https://www.everydayhealth.com/kidney-diseases/how-diabetes-and-high-blood-pressure-can-cause-chronic-kidney-disease-and-what-to-do-about-it/. (Diakses pada 16 Januari 2023).