Diabetes adalah penyakit jangka panjang yang dapat dialami oleh siapa saja, baik wanita maupun pria. Meski demikian, sebuah studi menguak fakta menarik bahwa pria lebih berisiko terhadap diabetes. Kira-kira, apa yang menyebabkan hal tersebut? Simak penjelasan dalam ulasan berikut ini.
Penyebab Pria Lebih Rentan Terhadap Diabetes
Kasus diabetes—terutama diabetes tipe 2—semakin meningkat di seluruh dunia. Meski dapat menimpa siapa pun, pria disebut-sebut lebih rentan terkena diabetes tipe 2 dibandingkan dengan wanita.
Meski alasan pasti di baliknya masih belum diketahui, para peneliti menduga kemungkinan besar penyebabnya adalah obesitas.
Secara umum, beberapa faktor penyebab pria rentan kena diabetes, di antaranya:
1. Lemak di Perut
Pria lebih mungkin menyimpan tumpukan lemak pada hati dan di sekitar pinggang. Kondisi ini ternyata berbahaya dan dapat menjadi penyebab pria lebih berisiko terkena diabetes.
Sementara itu, wanita cenderung menyimpan lemak di sekitar paha dan pinggul. Lokasi-lokasi ini tergolong ke dalam lokasi yang ‘aman’.
2. Berat Badan
Menurut tim peneliti di University of Glasgow, pria yang memiliki indeks massa tubuh lebih rendah sekalipun bisa berisiko terhadap diabetes dibandingkan dengan wanita.
Penelitian sebelumnya juga telah menemukan bahwa pria paruh baya lebih berisiko terkena diabetes daripada wanita. Bahkan, pria hanya butuh sedikit pertambahan berat badan untuk meningkatkan risiko diabetes.
2. Hormon Testosteron
Penyebab pria rentan kena diabetes dapat disebabkan oleh hormon testosteron. Hormon ini membantu jaringan tubuh mengambil lebih banyak gula dari darah sebagai respons terhadap insulin.
Apabila kadar testosteron rendah, pria berisiko mengalami resistensi insulin. Pasalnya, tubuh akan memproduksi lebih banyak insulin untuk menjaga agar kadar gula darah tetap normal.
Sayangnya, para peneliti belum mengetahui alasan terkait rendahnya testosteron dengan risiko diabetes ataupun sebaliknya.
4. Gaya Hidup
Meskipun usia dan riwayat hidup memegang peran penting terhadap risiko diabetes, gaya hidup juga ikut meningkatkan risiko penyakit ini. Pria lebih mungkin mengalami diabetes jika menjalani gaya hidup yang tidak sehat.
Beberapa contoh kebiasaan buruk penyebab diabetes antara lain: kurang aktif bergerak, merokok, sering begadang, hingga kebiasaan konsumsi asupan manis.
Baca Juga: Wajib Tahu, Ini 6 Gejala Diabetes pada Pria yang Khas
Cara Menurunkan Risiko Diabetes pada Pria
Diabetes tipe 2 adalah kondisi ketika sel-sel di dalam tubuh tidak dapat menggunakan glukosa (gula darah) secara optimal. Akibat dari kondisi ini, terjadi penumpukan darah di dalam tubuh yang mengarah pada gula darah tinggi.
Untuk mencegah kondisi tersebut, Anda bisa mulai mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Beberapa cara yang bisa dilakukan, antara lain:
- Rutin berolahraga. Cara ini bisa membantu Anda mencapai berat badan ideal, mencegah obesitas, dan meningkatkan sensitivitas insulin.
- Cermati makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Pastikan untuk membatasi asupan karbohidrat, gula, dan lemak. Sebaliknya, perbanyak konsumsi makanan sehat, seperti buah dan sayur, serta makanan tinggi protein.
- Ganti gula biasa dengan pemanis yang rendah kalori.
- Hindari kebiasaan merokok dan kebiasaan-kebiasaan buruk lainnya yang berbahaya bagi kesehatan.
Nah, kini Anda sudah mengetahui berbagai kemungkinan penyebab pria rentan kena diabetes. Mengetahui fakta tersebut, cobalah untuk mulai menerapkan gaya hidup sehat dan menghindari kebiasaan yang memicu diabetes.
- Anonim. Men ‘More Prone to Type 2 Diabetes’. https://www.bbc.com/news/health-15147999. (Diakses pada 1 Februari 2023). (Diakses pada 1 Februari 2023).
- Goad, Kimberly. 2022. 7 Everyday Habits That Increase Diabetes Risk. https://www.aarp.org/health/healthy-living/info-2021/habits-increase-diabetes-risk.html. (Diakses pada 1 Februari 2023).
- Hoffman, Matthew. 2021. Low Testosterone and Your Health. https://www.webmd.com/men/what-low-testosterone-can-mean-your-health. (Diakses pada 1 Februari 2023).
- Nordström, Anna, dkk. 2016. Higher Prevalence of Type 2 Diabetes in Men Than in Women Is Associated With Differences in Visceral Fat Mass. https://academic.oup.com/jcem/article/101/10/3740/2764924. (Diakses pada 1 Februari 2023).