Terbit: 1 February 2023 | Diperbarui: 24 July 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Jika kadar gula darah tidak ingin naik dengan signifikan, penderita diabetes (diabetesi) harus melakukan pengobatan dengan tepat. Lantas, apa saja kesalahan dalam pengobatan yang bisa memperparah penyakit ini? Simak penjelasan lengkapnya dalam ulasan berikut.

Kesalahan Pengobatan yang Membuat Diabetes Tidak Terkontrol

Kesalahan yang Bisa Terjadi Dalam Pengobatan Diabetes

Kesalahan dalam pengobatan yang dilakukan diabetesi dalam mengatasi penyakitnya ternyata berperan dalam peningkatan dan penurunan kadar gula darah. Berikut ini adalah beberapa kesalahan yang kerap dilakukan, di antaranya:

1. Lupa Minum Obat

Tidak semua pasien diabetes diminta untuk minum obat secara teratur. Hanya saja, jika diminta untuk minum obat Anda harus mematuhi saran dokter dan konsisten mengonsumsinya.

Obat-obatan tersebut bisa membantu tubuh penderita diabetes mengendalikan kadar gula darah dan hormon insulin di dalam tubuh. Hormon insulin berperan besar dalam memetabolisme kadar gula darah di dalam tubuh.

Tak hanya bisa mengubahnya menjadi energi, insulin juga berperan besar dalam menjaga kadar gula darah.

Jika penderita diabetes lupa minum obat, dikhawatirkan akan memicu ketidakseimbangan kadar gula darah dan insulin di dalam tubuh. Jika hal ini sering terjadi, kemungkinan kadar glukosa darah tak lagi bisa dikendalikan dan akhirnya menyebabkan komplikasi.

2. Tidak Sesuai Dosis

Obat diabetes memang bisa membantu mengendalikan kadar gula darah, akan tetapi bukan berarti Anda bisa menambah dosisnya; dengan harapan kadar glukosa darah bisa terkendali lebih baik.

Jika dosis obat ditambah tanpa petunjuk dari dokter, bisa jadi kadar gula darah akan turun drastis dan bisa menyebabkan hipoglikemia.

Kondisi ini bisa saja menyebabkan tubuh kehilangan kesadaran atau mengalami gangguan fungsi organ tubuh. Bukannya sembuh, kondisi ini bisa jadi akan menyebabkan risiko komplikasi berbahaya.

3. Berhenti Minum Obat

Banyak penderita diabetes yang mengeluhkan efek samping obat seperti diare, mual, muntah, dan berbagai sensasi tidak nyaman lainnya.

Efek tersebut membuat pengidap diabetes ingin berhenti minum obat tanpa persetujuan oleh dokter. Padahal, tanpa obat-obatan ini tubuh akan kesulitan untuk mengendalikan kadar gula darah.

Jika memang Anda sudah tidak nyaman dengan efek samping obat yang dikonsumsi, sebaiknya berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu. Dokter dapat menyarankan engganti jenis obat atau memakai obat alternatif yang dianggap lebih aman dan nyaman bagi tubuh.

Baca Juga: Apakah Diabetes Bisa Disembuhkan? Ini Penjelasannya

4. Minum Obat Sembarangan

Sembarangan minum obat diabetes karena percaya dengan iklan atau pengalaman orang lain bisa jadi berakibat fatal bagi kesehatan diabetesi.

Bukannya membantu mengendalikan gula darah, bisa jadi obat-obatan yang Anda konsumsi malah memperburuk kondisinya. Jadi, pastikan untuk mendapatkan obat sesuai dengan saran dokter.

5. Malas Periksa Kadar Gula Darah

Pemeriksaaan kadar gula darah secara rutin adalah langkah yang mutlak dilakukan penderita diabetes. Melakukan hal ini bisa mengendalikan kadar gula darah dengan lebih baik.

Saat konsultasi dengan dokter, jangan lupa tanyakan tentang frekuensi atau waktu yang tepat untuk memeriksa kadar gula darah.

Nah, itulah beberapa kesalahan yang kerap dilakukan penderita diabetes. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!

 

  1. Anonim. 2012. Diabetes patients at risk from medication mistakes. https://www.theguardian.com/society/2012/may/17/diabetes-patients-risk-medication-mistakes. (Diakses pada 27 Januari 2023)
  2. Habib, Muhammad K. et al. 2022. Medication Errors and Type 2 Diabetes Management: A Qualitative Exploration of Physicians’ Perceptions, Experiences and Expectations From Quetta City, Pakistan. https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fmed.2022.846530/full. (Diakses pada 27 Januari 2023)
  3. Mader, Julia K. et al. 2022. Medication errors in type 2 diabetes from patients’ perspective. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9049508/. (Diakses pada 27 Januari 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi