Terbit: 9 May 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Mengetahui cara pencegahan TBC menjadi sesuatu yang penting karena ini termasuk penyakit yang mudah menular. Lantas, bagaimana cara mencegah penyakit TBC? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

10 Langkah Pencegahan TBC yang Efektif (Alami dan Medis)

Apa itu Tuberkulosis (TBC)?

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit sangat menular yang berpotensi serius, terutama menyerang paru-paru. Mycobacterium bovis dan Mycobacterium tuberculosis, menjadi bakteri penyebab TBC menular dari orang ke orang melalui droplet atau tetesan kecil yang terpercik ke udara melalui batuk dan bersin.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), TBC adalah salah satu dari 10 penyebab kematian tertinggi di seluruh dunia karena menewaskan 1,7 juta orang pada tahun 2016. Tuberkulosis biasanya dapat dicegah dan disembuhkan dalam kondisi yang tepat.

Bagaimana Cara Mencegah Penyakit TBC?

Jika Anda positif infeksi TBC laten melalui tes, dokter mungkin akan menganjurkan Anda minum obat untuk mengurangi risiko mengembangkan TBC aktif. Hanya TB aktif yang bisa menular.

Berikut ini adalah sejumlah pencegahan TBC yang bisa dilakukan, di antaranya:

1. Melindungi Keluarga dan Teman

Jika Anda mengidap TBC aktif, biasanya membutuhkan waktu beberapa minggu pengobatan dengan obat TBC agar Anda tidak menularkannya ke orang lain. Ini beberapa tips yang bisa dilakukan:

  • Tetap di dalam rumah (isolasi). Jangan pergi untuk bekerja, sekolah, atau tidur dalam kamar dengan orang lain selama beberapa minggu pertama pengobatan untuk TBC.
  • Memiliki ventilasi ruangan yang baik. Kuman TBC lebih mudah menyebar dalam ruang kecil tertutup, di mana udara tidak dapat bergerak. Jika di luar ruangan tidak terlalu dingin, bukalah jendela dan gunakan kipas angin untuk meniup udara dalam ruangan ke luar.
  • Lampu UV antikuman. Menggunakan lampu UV antikuman bermanfaat untuk membunuh bakteri di udara, seperti dalam gedung tempat orang berisiko tinggi terkena TBC.
  • Tutupi mulut saat batuk atau bersin. Gunakanlah tisu atau siku untuk menutupi mulut setiap kali Anda tertawa, bersin, atau batuk. Kemudian masukkan tisu kotor ke dalam tas, tutup rapat, dan buang pada tempat sampah. 
  • Menggunakan masker. Mengenakan masker wajah saat berada di sekitar orang lain selama tiga minggu pertama perawatan bisa membantu mengurangi risiko penularan.

2. Menuntaskan Pengobatan

Cara mencegah TBC berikutnya adalah konsumsi obat-obatan sesuai arahan dokter. Jika Anda mencoba menghentikan pengobatan lebih awal atau melewatkan dosis obat, bakteri TBC bisa bermutasi yang memungkinkannya bertahan dari obat.

Hal ini menghasilkan strain yang resisten terhadap obat sehingga lebih mematikan dan lebih sulit untuk diobati.

3. Vaksinasi

Vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG) ampuh sebagai pencegahan TBC sampai seseorang berusia 35 tahun. BCG adalah strain hidup Mycobacterium bovis yang dilemahkan untuk menimbulkan kepekaan terhadap Mycobacterium tuberculosis (M. tb).

Keampuhan BCG bisa meningkat jika tidak ada pengidap TBC dalam lingkungan tempat tinggal Anda. Vaksin ini paling sering untuk bayi baru lahir di mana TBC lebih umum.

4. Diagnosis Tuberkulosis

Melakukan tes untuk mendiagnosis bisa membantu mencegah penularan tuberkulosis, khususnya untuk tenaga medis.

Pedoman terbaru dari pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengharuskan sebagian besar petugas perawatan kesehatan mendapatkan skrining saat merawat penderita tuberkulosis.

Baca Juga: 10 Gejala TBC yang Wajib Diwaspadai, Kenali Juga Faktor Risikonya! 

5. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Menjaga kesehatan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan makan makanan bergizi tinggi, rajin olahraga, dan tidur yang cukup bisa membantu mencegah TBC. Menghindari paparan dari pengidap TBC aktif juga menjadi cara terbaik untuk mencegah infeksi TBC.

6. DOT

Menggunakan directly observed therapy (DOT) atau terapi yang diamati secara langsung, di mana orang yang menggunakan obat untuk TBC dipantau oleh dokter atau tenaga medis. Prosedur ini untuk membantu kemungkinan pengobatan efektif.

7. Obat-obatan

Memiliki bakteri TBC tidak selalu berarti Anda akan mengalami gejala TBC aktif. Jika mengalami infeksi dan tidak menunjukkan gejala, kemungkinan Anda menderita TB laten. Dokter mungkin merekomendasikan antibiotik jangka pendek agar tidak berkembang menjadi penyakit TBC aktif.

Obat-obatan yang umum untuk TBC laten, termasuk isoniazid, rifampisin, dan rifapentin—yang mungkin perlu dikonsumsi selama 3-9 bulan—tergantung pada obat dan kombinasi yang Anda gunakan.

8. Rajin Mencuci Tangan

Menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dapat membantu pencegahan TBC. Jika tidak ada sabun dan air, Anda bisa menggunakan disinfektan.

Cara ini dapat Anda lakukan terutama setelah melakukan aktivitas di luar ruangan. Bagi Anda pengidap TBC, penting untuk mencuci tangan setelah bersin atau batuk.

Baca Juga: Kenali Perbedaan Batuk TBC dan Batuk Biasa

9. Waspada saat Mengunjungi Daerah dengan Kasus TBC

Menghabiskan waktu di negara di mana TBC umum terjadi juga dapat meningkatkan risiko mengembangkannya. Sebelum bepergian ke luar negeri, pastikan tahu bagaimana cara mencegah penyakit TBC, serta memastikan mengetahui informasi tentang prevalensi TBC di berbagai negara. 

10. Menghindari Faktor Risiko

Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah kemungkinan besar mengembangkan TBC aktif. Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan, di antaranya:

  • Mengobati HIV. Pedoman terbaru untuk TBC adalah pemeriksaan silang juga untuk tes HIV. Begitu pula sebaliknya, ketika ada seseorang mengidap HIV, dokter akan secara otomatis mengecek apakah ada TBC juga di tubuhnya. Untuk pengidap HIV, dokter menganggap kondisi ini sebagai infeksi oportunistik. Artinya, pengidap HIV memiliki risiko TBC lebih tinggi dan mengalami gejala yang lebih parah daripada orang dengan sistem imun yang sehat. Pengobatan TBC menjadi sulit pada pengidap HIV, tetapi dokter melakukan pengobatan yang komprehensif.
  • Jangan merokok. Perokok aktif maupun pasif dapat meningkatkan risiko mengembangkan TBC. Faktor-faktor ini juga membuat penyakit lebih sulit untuk Anda obati dan lebih berisiko untuk kembali terkena setelah pengobatan. Untuk itu, berhenti merokok dan menghindari kontak dengan asap dapat mengurangi risiko.

Beberapa masalah kesehatan lain yang melemahkan kekebalan tubuh dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini, termasuk berat badan rendah, gangguan penyalahgunaan zat, diabetes, silikosis, penyakit ginjal yang parah, kanker kepala dan leher. Selain itu, beberapa perawatan medis seperti transplantasi organ bisa memengaruhi sistem kekebalan tubuh.

 

  1. Anonim. 2020. Tuberculosis Prevention: What to Know. https://www.webmd.com/lung/tuberculosis-prevention. (Diakses pada 11 Mei 2021)
  2. Anonim. 2021. Tuberculosis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tuberculosis/symptoms-causes/syc-20351250. (Diakses pada 11 Mei 2021)
  3. Dallas, Mary E. 2020. What Is Tuberculosis? Symptoms, Causes, Diagnosis, Treatment, and Prevention. https://www.everydayhealth.com/tuberculosis/guide/. (Diakses pada 11 Mei 2021)
  4. McIntosh, James. 2020. All you need to know about tuberculosis (TB). https://www.medicalnewstoday.com/articles/8856. (Diakses pada 11 Mei 2021)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi