Terbit: 14 April 2022 | Diperbarui: 23 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Vitamin adalah zat penting yang dibutuhkan tubuh agar dapat menjalankan fungsinya dengan normal. Meski begitu, jika Anda mengonsumsinya terlalu banyak, hal tersebut membuat tubuh kelebihan vitamin atau hipervitaminosis. Apa bahayanya jika Anda mengonsumsi vitamin dalam jumlah yang berlebihan? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Mengenal Hipervitaminosis, Kondisi di Mana Tubuh Kelebihan Vitamin

Beberapa Jenis Hipervitaminosis

Perlu Anda ketahui, bahaya kelebihan vitamin pada tubuh beragam tergantung jenis vitamin yang Anda konsumsi. Terlalu banyak konsumsi vitamin atau hipervitaminosis dapat dilihat dari beberapa gejala yang terjadi tubuh.

Berikut adalah beberapa jenis hipervitaminosis beserta gejalanya, di antaranya:

1. Hipervitaminosis A

Vitamin A diperlukan untuk kesehatan mata, melindungi jaringan-jaringan lunak di dalam tubuh, serta bersifat antioksidan. Vitamin ini juga mencegah kulit kering dan bersisik. Vitamin A  juga penting untuk membantu pertumbuhan bayi dan balita.

Namun, jika terlalu banyak mengonsumsinya, tubuh dapat mengalami beberapa masalah kesehatan, di antaranya:

  • Sakit kepala berulang.
  • Timbul bercak kemerahan pada kulit.
  • Mual.
  • Sakit pada bagian perut atas.
  • Kulit kering, kasar, terkelupas.
  • Sensitif terhadap sinar matahari.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Sakit pada tulang dan sendi.
  • Mulut terasa kering.

Untuk mencegah kondisi ini, jangan mengonsumsi suplemen vitamin A tanpa konsultasi terlebih dulu dengan dokter.

2. Hipervitaminosis B

Tidak semua vitamin B diketahui beracun jika dikonsumsi melebihi ketentuan. Namun vitamin B3 dan B6 dapat menyebabkan gangguan kesehatan, di antaranya:

  • Vitamin B3 (Niacin)

Terlalu banyak vitamin B3 dapat meningkatkan kadar asam urat di dalam darah. Selain itu, kelebihan vitamin ini juga mengakibatkan gejala niacin flush, yaitu gangguan pada pembuluh darah, bercak merah di kulit yang gatal dan terasa panas.

Dalam jangka panjang, keracunan vitamin B3 dapat menyebabkan kerusakan hati, terutama pada seseorang yang telah memiliki gejala penyakit liver atau hepatitis.

  • Vitamin B6

Terlalu banyak mengonsumsi vitamin ini dapat menyebabkan lesi pada kulit, masalah pencernaan, serta memberi efek negatif pada otak.

3. Hipervitaminosis C

Vitamin C dosis tinggi selama ini diklaim sangat ampuh dalam melawan virus dan penyakit. Nyatanya, tidak semua orang membutuhkan vitamin C dosis tinggi. Anda tidak dianjurkan mengonsumsinya lebih dari 100 mg per hari. Rata-rata pria dewasa membutuhkan 90 mg vitamin C per hari, sementara wanita dewasa 75 mg.

Selain itu, kelebihan vitamin ini dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti tukak lambung, mual, muntah, dan diare. Mengonsumsi 1-2 buah jeruk atau jambu biji merah sehari sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin C.

Baca Juga: Begini Aturan Minum Vitamin yang Benar dan Aman

4. Hipervitaminosis D

Beberapa jenis makanan tinggi vitamin D misalnya susu dan produk olahannya, minyak ikan, serta margarin.

Pada beberapa kasus, seseorang membutuhkan vitamin D dosis tinggi, misalnya mereka yang memiliki masalah kesehatan tulang. Namun, bukan berarti mengonsumsi suplemen vitamin D tidak perlu saran dari dokter.

Kelebihan vitamin D dapat mengakibatkan masalah batu ginjal, hati, pengapuran pada sendi, serta penumpukan kalsium di dalam pembuluh darah.

Saat kalsium menumpuk di pembuluh darah, hal tersebut dapat menyebabkan tersumbatnya aliran darah dan mengakibatkan stroke. Selain itu, kelebihan vitamin ini juga dapat menimbulkan gejala lain seperti:

  • Pegal dan linu pada tulang dan otot.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Berat badan menurun drastis.
  • Terus-menerus merasa haus.
  • Konstipasi.
  • Telinga berdenging.
  • Mual dan sakit kepala
  • Kebingungan, disorientasi, gugup, masalah saraf, dan emosi.
  • Aritmia.
  • Tekanan darah tinggi.

5. Hipervitaminosis E

Selain sangat bermanfaat untuk kesehatan kulit, vitamin E juga sangat berperan dalam meningkatkan imunitas tubuh. Untuk menghindari keracunan vitamin E, jangan mengonsumsi vitamin ini lebih dari 1000 mg per hari. 

Orang dewasa hanya membutuhkan 15 mg vitamin E per hari. Terlalu banyak asupan vitamin E dalam jangka panjang dapat menyebabkan stroke akibat pendarahan di otak, mencegah pembekuan darah, serta kanker prostat pada pria.

6. Hipervitaminosis K

Vitamin K banyak terdapat dalam kacang kedelai dan produk turunannya. Per harinya, vitamin ini hanya dibutuhkan tubuh sekitar 120 mg. Manfaat utamanya adalah membantu pembekuan darah dan mencegah pendarahan internal di dalam tubuh.

Terlalu banyak mengonsumsi vitamin ini dapat mengakibatkan pengentalan darah. Hal ini akan menyebabkan terhambatnya distribusi oksigen dan zat gizi ke seluruh tubuh. Penggumpalan di dalam pembuluh darah bisa berakibat pada stroke.

Baca Juga: 12 Vitamin untuk COVID-19 yang Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Mencegah Hipervitaminosis

Tubuh yang kelebihan vitamin dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Meski begitu, ini adalah kondisi yang dapat dicegah. Beberapa langkah yang bisa Anda lakukan, antara lain:

  • Biasakan konsumsi makanan seimbang. Vitamin diperoleh dari sumber makanan hewani dan nabati. Oleh karena itu, konsumsilah keduanya secara tidak berlebihan. 
  • Mengonsumsi makanan berlemak juga dapat membantu penyerapan vitamin dalam tubuh. Sekitar 6 gram lemak per hari dibutuhkan untuk penyerapan vitamin E, D, dan A secara optimal.
  • Minum air putih yang cukup untuk membuang kelebihan vitamin yang dapat larut di dalam air, seperti vitamin C dan B.
  • Jangan mengonsumsi suplemen vitamin dosis tinggi tanpa konsultasi dengan dokter. Suplemen dosis tinggi hanya dibutuhkan oleh seseorang yang mengalami defisiensi vitamin. 

 

  1. Fletcher, Jenna. 2018. Hypervitaminosis A: What to know. https://www.medicalnewstoday.com/articles/322238. (Diakses pada 7 April 2022).
  2. Peters, Brandon. 2020. What Is Vitamin Toxicity?. https://www.verywellhealth.com/vitamin-toxicity-4776094. (Diakses pada 7 April 2022).
  3. Pietrangelo, Ann. 2017. What’s to know about hypervitaminosis D?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/318415. (Diakses pada 7 April 2022).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi