Terbit: 22 July 2019 | Diperbarui: 27 September 2023
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Ada banyak metode pencegahan kehamilan (kontrasepsi), salah satunya spermisida yang mungkin belum sepopuler suntik KB atau pil KB. Selengkapnya simak apa itu spermisida dalam ulsan di bawah ini!

Alat Kontrasepsi Spermisida: Cara Kerja, Kelebihan, dan Kekurangan

Apa itu Spermisida?

Spermisida adalah satu dari beberapa alat kontrasepsi bagi pasangan yang hendak menunda kehamilan. Spermisida (spermicide) berfungsi untuk membunuh sel sperma, atau menghambat pergerakan sperma sebelum sampai pada sel telur.

Manfaat spermisida untuk mencegah terjadinya kehamilan ini dikarenakan kandungan bahan kimia bernama nonoxynol-9, yang mana zat ini memang diformulasikan khusus untuk membunuh atau menghambat pergerakan sperma.

Spermisida Tersedia dalam Beberapa Bentuk

Spermisida dijual bebas dan tersedia dalam berbagai bentuk. Ada yang dimasukkan langsung ke dalam vagina dan ada pula yang dimasukkan ke dalam spons kontrasepsi atau kondom yang sudah dilumasi sebelumnya.

Masing-masing jenisnya memiliki manfaat tersendiri, namun cara kerjanya sama, yakni membunuh sperma dan menyumbat leher rahim sehingga sperma tidak dapat mencapai sel telur.

Spermisida tersedia dalam berbagai macam bentuk, berikut di antaranya:

  • Krim.
  • Gel.
  • Busa (foam).
  • Tablet.
  • Vaginal contraceptive film (VCF).
  • Spermisida suppositoria.

Baca Juga: 14 Alat Kontrasepsi: Kelebihan dan Kekurangan (Lengkap)

Cara Kerja Spermisida

Seperti yang sudah dijelaskan, cara kerja spermisida adalah dengan mematikan sel sperma, atau menutup jalan sperma menuju sel telur, yang mana zat kimia nonoxynol-9 menjadi ‘pemeran utama’ dari proses ini.

Spermisida diletakkan di dalam vagina, tepatnya di dekat leher Rahim, beberapa saat sebelum melakukan hubungan seks. Setelah itu, alat kontrasepsi ini mulai bekerja ketika penetrasi sudah sampai pada tahap ejakulasi.

Kendati demikian, efektivitas spermisida dalam sebagai alat kontrasepsi ada baiknya tetap diimbangi dengan pemakaian alat kontrasepsi lainnya, seperti kondom. Pasalnya, penggunaan spermisida yang ditunjang dengan alat kontrasepsi lain memiliki efektivitas 95 persen, sedangkan penggunaan spermisida tanpa alat kontrasepsi pendukung memiliki efektivitas 70-80 persen.

Cara Pakai Spermisida

Ada beberapa cara memakai spermisida.

Untuk spermisida jenis krim, gel, dan foam, cara memakainya adalah dengan mengoleskan atau menyemprotkan ke dalam vagina menggunakan alat khusus yang biasanya sudah disertakan dalam produk spermisida tersebut.

Sementara itu, pada jenis spermisida lainnya seperti VCF, cara menggunakannya yakni dengan meletakkannya di belakang vagina, sedangkan spermisida suppositoria bisa langsung dimasukkan ke dalam vagina tanpa bantuan alat khusus.

Rentang waktu antara pemakaian spermisida dengan penetrasi penis ke dalam vagina bervariasi. Beberapa jenis spermisida seperti krim, gel, dan foam memungkinkan Anda untuk bisa segera melakukan hubungan seks setelah pemakaian. Khusus spermisida seperti VCF dan tablet, sebaiknya dipakai 10-30 menit sebelum berhubungan badan.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan cara pakai yang tertera pada kemasan produk spermisida. Atau, Anda bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan alat kontrasepsi spermisida tersebut.

Satu lagi, guna memaksimalkan kinerja spermisida, Anda disarankan untuk tidak melakukan douching, yakni membersihkan vagina menggunakan sabun pembersih khusus vagina, selama kurang lebih 6 (enam) jam pasca selesai berhubungan badan. Atau, Anda sebetulnya tidak perlu melakukan douching tersebut.

Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Menggunakan Spermisida

Sebelum menggunakan spermisida, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan, antara lain:

  • Jangan menggunakan spermisida jika Anda atau pasangan seks mengidap HIV atau AIDS. Obat ini dapat mengiritasi vagina dan rektum, sehingga meningkatkan risiko tertular HIV atau AIDS.
  • Spermisida tidak akan melindungi Anda dari tertular HIV atau AIDS, atau penyakit menular seksual (PMS) lainnya. Jika ini membuat Anda khawatir, diskusikan hal ini dengan dokter Anda.
  • Jika Anda mengalami ruam atau sensasi seperti terbakar, gatal, atau iritasi lain pada alat kelamin, sebaiknya hentikan penggunaan spermisida dan segera hubungi dokter.

Baca Juga: Benarkah Alat Kontrasepsi Menurunkan Gairah Seksual Wanita?

Keunggulan Spermisida

Hadirnya spermisida sebagai alternatif alat kontrasepsi bukannya tanpa alasan. Ada sejumlah keunggulan dari produk kontrasepsi spermisida ini, yaitu:

1. Bersifat Jangka Pendek

Banyak pasangan yang dilanda kekhawatiran manakala menggunakan metode kontrasepsi yang sifatnya jangka panjang, seperti vasektomi, suntik KB, atau spiral. Pasalnya, penggunaan alat-alat tersebut memiliki efek samping yang cukup mengganggu, misalnya:

  • Kenaikan berat badan
  • Rasa mual
  • Penurunan gairah seks
  • Sakit kepala
  • Perdarahan
  • Memar pada testis

Hal demikian tidak terjadi jika Anda menggunakan spermisida, mengingat alat kontrasepsi ini sifatnya jangka pendek karena hanya bekerja saat dipakai.

2. Perawatan Mudah

Menggunakan alat kontrasepsi seperti spiral, Anda perlu untuk melakukan kontrol ke dokter guna memastikan alat tersebut berfungsi baik, atau jika memerlukan untuk mengganti alat kontrasepsi. Cukup merepotkan, bukan? Belum lagi biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap pemeriksaan.

Sedangkan spermisida, Anda bisa memasangnya secara mandiri, pun dengan perawatannya. Asalkan, letakkan spermisida ini di tempat yang bersih dan hindari dari jangkauan anak-anak.

3. Lebih Murah

Sama seperti kondom, spermisida adalah solusi birth control yang efektif, namun tanpa perlu merogoh kocek dalam-dalam. Spermisida pun bisa Anda dapatkan di apotek-apotek terdekat. Mengingat alat kontrasepsi spermisida ini dijual bebas, perhatikan baik-baik cara pakainya.

Baca Juga: 10 Manfaat Berhubungan Intim untuk Kesehatan Fisik dan Mental

Kelemahan Spermisida

Akan tetapi, bukan berarti spermisida bersih dari yang namanya kekurangan. Faktanya, alat kontrasepsi ini memiliki sejumlah kelemahan yang harus Anda perhatikan, yaitu:

1. Harus Digunakan Bersama Alat Kontrasepsi Lain

Seperti yang sudah disebutkan di atas, pengguna spermisida disarankan untuk tetap mengenakan alat kontrasepsi lain—seperti kondom—guna memaksimalkan efektivitas spermisida. Pasalnya, penggunaan spermisida tanpa ditunjang dengan alat kontrasepsi seperti kondom masih memungkinkan wanita untuk hamil.

Sekitar 28 dari 100 wanita yang menggunakan spermisida untuk pertama kali tanpa pasangannya mengenakan kondom, dilaporkan tetap hamil.

2. Risiko Infeksi

Kelemahan spermisida lainnya yang perlu Anda waspadai adalah, bahwa alat ini tidak serta merta mencegah Anda dari terkena infeksi akibat hubungan seks (PMS), termasuk infeksi yang berujung pada penyakit HIV/AIDS.

Tak hanya itu, risiko iritasi vagina juga semakin meningkat seiring pemakaian spermisida yang terlalu sering.

3. Cara Pakai yang Kurang Efisien

Apabila Anda dan pasangan sudah ‘tidak tahan’ untuk segera bercinta, maka spermisida bukanlah pilihan yang tepat. Pasalnya, Anda harus menunggu beberapa saat pasca pemakaian spermisida untuk bisa melakukan penetrasi. Namun, hal ini hanya berlaku untuk spermisida jenis VCF dan tablet.

Nah, itu dia informasi mengenai apa itu spermisida, mulai dari cara kerjanya hingga keunggulan dan kelemahan dari alat kontrasepsi yang satu ini. Pemilihan metode pencegahan kehamilan (birth control) tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi Anda maupun pasangan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter guna menentukan metode kontrasepsi yang tepat. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!

 

  1. Anonim. Tanpa Tahun. Spermicide. https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/22493-spermicide (Diakses pada 27 September 2023)
  2. Anonim. Tanpa Tahun. Spermicide (Vaginal). https://www.drugs.com/cons/spermicide-vaginal.html (Diakses pada 27 September 2023)
  3. Anonim. Tanpa Tahun. Spermicide (Vaginal Route). https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/spermicide-vaginal-route/before-using/drg-20070769#:~:text=Make%20sure%20you%20tell%20your,in%20women%20with%20vaginal%20infections. (Diakses pada 27 September 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi