Terbit: 18 January 2019 | Diperbarui: 7 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Kesadaran tentang pentingnya menjaga diri dari bahaya HIV memang sering meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Namun, jumlah penduduk dunia yang mengalami HIV masih cukup besar. Berdasarkan WHO, pada tahun 2016 saja ada 36 juta orang yang positif HIV dan banyak di antaranya sudah pada fase AIDS.

Rasio Penularan HIV yang Harus Kita Waspadai

Infeksi HIV terus meningkat karena tidak semua orang paham tentang pencegahan yang benar. Penggunaan kondom memang cukup efektif, tapi di beberapa negara, kondom masih dianggap sangat tabu. Selai itu, perilaku seks yang tidak sehat tetap dilakukan oleh banyak pasangan baik heteroseksual maupun homoseksual.

Nah, dari berbagai cara penyebaran HIV dari manusia ke manusia, sebesar apa kemungkinannya? Apakah cukup besar sehingga kita harus mewaspadainya?

Rasio penularan melalui transfusi darah

Transfusi darah juga menjadi salah satu penyebab terbesar penularan HIV di seluruh dunia. Di masa lalu, saat teknologi masih belum canggih, banyak darah terinfeksi yang tersebar ke banyak tempat. Berdasarkan data dari CDC transfusi darah memiliki rasio cukup besar hingga 92,5%.

Kita ambil contoh sederhana saja, dari 10.000 darah yang ditransfusikan dan terinfeksi HIV, sekitar 9250 penerima darah terinfeksi. Jadi, pengolahan darah untuk transfusi harus dilakukan dengan baik. Pemeriksaan dini harus dilakukan sejak dari pendonor akan memberikan darahnya. Kalau saat pemeriksaan darah terdapat HIV atau penyakit lain seperti HIV, calon pendonor tidak diperkenankan memberikan darahnya.

Rasio penularan melalui penggunaan jarum bersama

Penggunaan jarum bersama-sama juga harus diwaspadai karena bisa menyebabkan penularan HIV secara instan. Masih dari CDC, rasio penularannya sekitar 63:10000. Angka ini cukup besar sehingga kita harus benar-benar mewaspadai jarum suntik yang digunakan untuk injeksi atau untuk melakukan tato.

Rasio penularan melalui aktivitas seksual

Penularan HIV melalui aktivitas seks cukup tinggi dan paling sering terjadi pada negara yang penduduknya belum teredukasi untuk melakukan seks yang sehat. Rasio tertular HIV untuk wanita yang memberikan seks oral tidak aman pada pria positif sekitar 1:2500. Selanjutnya kalau melakukan penetrasi vaginal sekitar 1:1250.

Kalau pria positif HIV melakukan seks anal pada pasangan wanitanya, peluang terjadi penularan cukup besar. Bahkan, berdasarkan penelitian, penularan bisa naik menjadi 138 kali lipat dari penetrasi vaginal.

Pada pasangan homoseksual yang melakukan seks anal, peluang terjadi penularan kalau melakukan seks tidak aman bervariasi. Pria dengan peran sebagai pemberi (top) negatif HIV melakukan penetrasi ke pria penerima (bottom) positif HIV peluang tertular sekitar 1:909 kalau sunat dan 1:161 kalau tidak sunat.

Kalau pria yang berperan sebagai pemberi positif HIV dan pria penerima negatif HIV melakukan seks tidak terproteksi, peluang tertular cukup besar. Kalau ejakulasi dilakukan di dalam anus rasionya sekitar 1:70. Sebaliknya kalau ejakulasi dilakukan di luar rasionya menjadi 1:154 berdasarkan data CDC.

Rasio penularan dari ibu hamil ke janin

Kasus anak kecil mendadak memiliki HIV padahal belum aktif secara seksual dan tidak mengalami transfusi atau suntikan berisiko cukup banyak. Ternyata penularan ini terjadi dari ibu yang positif HIV ke janin yang sedang dikandungnya. Janin yang menerima aliran makanan dan darah dari ibu bisa mengalaminya ketika mereka lahir.

Meski wanita hamil mengidap  HIV, bayi yang ada di dalam kandungannya belum tentu ikut terinfeksi. Itulah kenapa wanita yang sudah tahu dirinya terkena HIV harus mengonsumsi antiretroviral untuk menghindari penularan ke janin saat lahir. Setelah janin lahir, pemberian ASI eksklusif juga tidak dianjurkan karena masih ada peluang penularan HIV.

Risiko penularan HIV dari ibu ke anak cukup kecil. Bahkan kasusnya tidak banyak di seluruh dunia. Meski demikian, mewaspadai kondisi HIV sangat dibutuhkan agar anak tidak terkena dampaknya.

Cara mencegah penularan HIV

HIV bisa dicegah untuk masuk ke tubuh dengan melakukan beberapa hal di bawah ini dengan saksama.

  • Kalau Anda aktif secara seksual dan tidak menggunakan kondom untuk melakukan seks, sebisa mungkin menggunakan PrEP. Obat ini harus dikonsumsi setiap hari agar risiko tertular menjadi rendah.
  • Hindari menggunakan jarum bersama-sama dalam keadaan apa pun. Jarum yang dipakai berkali-kali memiliki kemungkinan menularkan HIV dengan cepat. Kalau Anda mau melakukan tato, minta jarum terbaru, pun kalau dokter ingin melakukan injeksi.
  • Gunakan kondom untuk berbagai aktivitas seksual mulai dari seks oral, vaginal, hingga anal. Menggunakan kondom akan menurunkan risiko terpapar HIV cukup besar. Jadi, apa pun alasannya kondom adalah hal wajib yang harus digunakan oleh pasangan heteroseksual atau homoseksual.
  • Hindari melakukan seks dengan mereka yang sudah positif HIV. Meski hanya melakukan seks oral saja, peluang terjadi penularan tetap besar.
  • Kalau Anda melakukan seks dengan pasangan baru, ada baiknya untuk melakukan cek kesehatan bersama. Mengetahui kondisi kesehatan pasangan terbaru adalah hal wajib yang harus dilakukan untuk menghindari penularan HIV.
  • Kalau Anda tidak tahu apakah pasangan positif HIV, tapi melakukan seks tidak sehat atau kondom bocor, segera minta obat jenis PEP. Obat ini akan bekerja dengan baik untuk mencegah infeksi HIV hingga 72 jam pasca terpapar.
  • Tanyakan pada dokter tentang cara hamil agar janin tidak terpapar HIV kalau salah satu pasangan mengidapnya.

Dari data di atas kita bisa menyimpulkan sendiri kalau rasio penularan cukup berbeda-beda di setiap metode penyebaran. Namun, semuanya tetap berbahaya sehingga kita harus mewaspadainya dengan baik. Lebih baik mencegah HIV masuk ke tubuh meski memiliki infeksi ini masih bisa hidup dengan baik kalau mendapatkan suplai ARV secara rutin dan menerapkan gaya hidup sehat.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi