Terbit: 26 January 2022 | Diperbarui: 7 June 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Polonium adalah racun yang diklaim paling mematikan di dunia. Seberapa bahayanya racun ini? Simak pembahasan tentang apa itu racun polonium dan efek racun polonium bila terpapar manusia!

Mengenal Racun Polonium, Langka tapi Paling Mematikan

Apa itu Racun Polonium-210?

Polonium adalah logam radioaktif langka yang ditemukan oleh Marie Curie di akhir abad ke-19. Namanya diambil dari negara asal Curie, yaitu Polandia. Bentuk asli Polonium adalah logam keras berwarna perak. Polonium-210 adalah salah satu isotop radioaktif dari polonium yang paling terkenal.

Kasus keracunan polonium-210 (Po-210) yang menghebohkan terjadi di tahun 2006, yang melibatkan Alexander Litvinenko, seorang mata-mata Rusia. Litvinenko tewas akibat radiasi polonium-210 dosis tinggi yang dimasukkan ke dalam minuman tehnya.

Tidak hanya itu, 700 orang lainnya juga terpapar radiasi namun tidak ada yang terkena penyakit parah.

Fungsi Polonium Bagi Industri

Kegunaan polonium-210 untuk industri antara lain adalah sebagai bahan untuk membuat selotip dan pemintal serat sintetis. Polonium-210 juga mencegah debu menempel di sekitarnya, sehingga banyak digunakan untuk produksi chip komputer.

Polonium-210 dapat ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam tubuh manusia. Perokok tembakau memiliki kadar polonium-210 yang lebih banyak di dalam tubuhnya karena merokok menyebabkan penumpukan zat kimia ini di dalam paru-paru. Namun, jumlah yang polonium yang ada dalam tubuh manusia—pada perokok sekalipun—tidak berbahaya.

Polonium memiliki waktu paruh yang pendek dan dengan cepat meluruh menjadi timbal, yaitu logam yang lebih stabil. Waktu paruh adalah lama waktu yang dibutuhkan oleh polonium untuk bisa hancur atau melebur.

Polonium-210 memiliki waktu paruh:

  • Waktu paruh fisik (138 hari): Ini artinya separuh dari zat radioaktif di dalamnya akan hilang dalam waktu 138 hari,
  • Waktu paruh biologis (40 hari): Diperlukan waktu 40 hari untuk mengeliminasi separuh dari polonium-210 di dalam tubuh melalui proses biologis.

Baca Juga: Keracunan Timbal: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Gejala Keracunan Polonium

Kelangkaan racun polonium-210 membuatnya sangat sulit untuk dideteksi atau didiagnosis. Efek racun polonium yang muncul pun beragam, tergantung dari kadar polonium yang digunakan.

Beberapa gejala tubuh terpapar racun polonium yang mungkin muncul adalah:

  • Mual dan muntah
  • Anoreksia
  • Kerontokan rambut
  • Limfopenia atau penurunan sel darah putih
  • Diare
  • Kerusakan sumsum tulang

Semakin besar dosis polonium yang masuk ke dalam tubuh, maka semakin cepat pula efeknya muncul. Setelah mengalami gejala akut di atas, pasien akan terlihat sembuh, namun kerusakan sumsum tulang terus berlanjut.

Hal ini menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti pencernaan, kardiovaskular, dan sistem saraf pusat. Jika sistem saraf pusat sampai terkena dampaknya, maka penderita tidak akan bisa disembuhkan dan berujung pada kematian.

Dalam dosis yang sangat tinggi, keracunan polonium menyebabkan kebingungan, kejang, dan koma hanya selang beberapa menit setelah racun masuk ke dalam tubuh.

Baca Juga: Racun Sianida: Bahaya, Gejala, Penanganan, dll

Bahaya Polonium untuk Tubuh Manusia

Polonium-210 adalah adalah satu substansi paling beracun dalam sejarah manusia. Hanya saja, kadar polonium-210 di dalam tubuh manusia sangat sedikit dan hanya bisa dapatkan saat mengonsumsi makanan, misalnya seperti makanan laut.

Polonium-210 dalam kadar yang sangat rendah tidak berbahaya untuk kesehatan manusia, kecuali jika seseorang tersebut merupakan perokok aktif. Namun, kelebihan jumlah polonium dapat menyebabkan kematian hanya dalam hitungan hari atau minggu.

Polonium menjadi beracun jika mengeluarkan radiasi. Menurut ahli toksikologi, polonium-210 sangat mematikan.

Hanya satu gram racun saja bisa menyebabkan kematian 50 juta orang dan menyebabkan 50 juta orang lain menjadi jatuh sakit. Dari kasus keracunan polonium-210 yang disinggung di awal tadi, Litvinenko diperkirakan mengonsumsi kurang lebih 1 juta kali lipat jumlah tersebut.

Untungnya, polonium-210 sangat sulit untuk didapatkan dan biasanya industri yang membutuhkan polonium hanya mendapatkan substansi tersebut dalam jumlah yang sedikit saja.

Polonium tidak dapat menembus kulit dan partikel racun tersebut biasanya melemah setelah melintasi udara sejauh beberapa sentimeter saja. Namun, ini jugalah yang membuat racun polonium-210 menjadi sulit terdeteksi.

Untuk memasukkan racun polonium ke dalam tubuh, cara-cara yang biasa dilakukan adalah dengan menghirup racun tersebut atau memasukkannya ke dalam tubuh melalui luka terbuka. Racun ini tidak menular kecuali seseorang menghirup atau menelan cairan tubuh dari orang yang terkontaminasi polonium-210.

Cara Polonium Merusak Tubuh

Racun polonium-210 merupakan zat yang dikenal sebagai karsinogen, sehingga saat dihirup bisa menyebabkan kanker paru-paru. Ketika ditelan, polonium-210 akan terkonsentrasi dalam sel darah merah, lalu menyebar ke hati, ginjal, sumsum tulang, saluran pencernaan, dan rahim atau testikel.

Saat polonium menyebar ke seluruh tubuh, racun tersebut akan meninggalkan jejak ion radikal bebas reaktif yang bisa merusak sel-sel yang ada di organ vital.

Pertama adalah kerusakan hati dan ginjal yang menyebabkan penyakit kuning. Lalu racun akan menyebar ke saluran pencernaan dan menyebabkan toxic shock syndrome. Akhirnya racun akan menyerang jantung dan menyebabkan kematian dalam waktu beberapa minggu saja.

Kerusakan pada DNA dari radiasi partikel alfa bisa menyebabkan apoptosis atau “pembunuhan sel”, sehingga sel-sel dalam tubuh sulit untuk melakukan regenerasi, meskipun kadar kerusakan DNA sangat rendah.

Organ dan jaringan tubuh manusia memiliki sensitivitas berbeda terhadap kerusakan radiasi alfa. Misalnya seperti jaringan sumsum tulang dan lapisan usus yang sangat rentan terhadap radiasi tersebut.

Baca Juga: 12 Makanan yang Beracun jika Dimakan Bersamaan

Perawatan Bila Keracunan Polonium

Jika keracunan polonium dapat disembuhkan dan jika seseorang tahu mereka telah terpapar polonium, diagnosis dini akan membantu suksesnya pengobatan. Namun tentu saja hal ini tergantung pada dosis polonium yang masuk ke dalam tubuh seseorang.

Perawatan pendukung yang bisa dilakukan meliputi:

  • Kontrol gejala (listing pakai bullets).
  • Pencegahan atau perawatan infeksi.
  • Transfusi darah dan platelet jika diperlukan.

Itulah pembahasan tentang racun polonium 210 yang diklaim sebagai jenis racun paling mematikan dalam sejarah manusia. Polonium-210 adalah racun berbahaya yang langka dan sangat sulit untuk ditemukan.

Demikian juga dengan deteksi racun yang sangat sulit dilakukan karena polonium-210 sangat mudah melebur. Karena itulah kasus keracunan polonium-210 di dunia juga tergolong langka dan tidak bisa dilakukan sembarangan.

 

  1. Landau, Elizabeth. 2021. What polonium does to the body. https://edition.cnn.com/2012/11/27/health/polonium-arafat-explainer/index.html. (Diakses pada 17 Januari 2022).
  2. Lawless, Jill dan Maria Cheng. 2013. What is polonium, and how deadly is it? https://www.nbcnews.com/news/world/what-polonium-how-deadly-it-flna8c11551753. (Diakses pada 17 Januari 2022).
  3. MacGill, Markus. 2017. Polonium-210: Why is Po-210 so dangerous?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/58088. (Diakses pada 17 Januari 2022).
  4. Radhakrishnan, Rohini. 2021. Is Polonium Harmful to Humans?. https://www.medicinenet.com/is_polonium_harmful_to_humans/article.htm. (Diakses pada 17 Januari 2022).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi