Terbit: 4 October 2023
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Sianida adalah senyawa kimia yang dapat ditemukan dalam bentuk gas atau kristal. Seseorang yang keracunan senyawa ini dapat menimbulkan gejala seperti kesulitan bernapas, kejang, hingga menyebabkan kematian. Simak penjelasan lengkap mengenai bahan kimia tersebut dalam ulasan berikut.

Keracunan Sianida: Gejala, Penyebab, dan Penanganan

Apa itu Sianida?

Sianida adalah nama untuk suatu bahan kimia yang terdiri dari elemen karbon dan nitrogen (CN) yang saling mengikat satu sama lain. Bahan kimia ini sangat berbahaya jika sampai masuk ke dalam tubuh karena dapat menyebabkan tubuh tidak dapat menggunakan oksigen sebagaimana mestinya.

Jika menilik sejarahnya, sianida pada awalnya dimanfaatkan oleh industri pertambangan sebagai medium pengikat logam mulia pada metode amalgamasi. Metode ini terbukti dapat menghasilkan kadar emas hingga 95 persen. Sementara di bidang pertanian, sianida difungsikan sebagai pembasmi hama seperti tikus

Lantas, bagaimana cara kerja sianida hingga bisa menyebabkan kematian? Jawabannya adalah karena bahan kimia tersebut mengandung senyawa yang bernama ion sianida (CN-).

Nah, senyawa tersebut mengganggu sitokrom C oksidase—letaknya ada di dalam sel mitokondria—dalam menjalankan fungsinya yakni mengubah oksigen menjadi energi yang dibutuhkan oleh organ, saraf, maupun jaringan tubuh.

Alhasil, baik organ, saraf, maupun jaringan tubuh akan mengalami malfungsi yang pada akhirnya berakibat pada kematian. Namun seberapa lama kematian dapat terjadi tergantung dari sejumlah faktor yaitu:

  • Jenis.
  • Dosis.
  • Durasi paparan.
  • Kecepatan pertolongan medis.

Macam-Macam Sumber Sianida

Selama ini Anda mungkin berpikir jika racun sianida hanya ada dalam bentuk bubuk. Faktanya, sianida juga dapat ditemukan di kehidupan kita sehari-hari melalui sejumlah medium berikut ini:

1. Tumbuh-tumbuhan

Sumber sianida yang pertama adalah tumbuh-tumbuhan. Beberapa jenis tanaman—khususnya tanaman berbuah—yang diklaim mengandung sianida antara lain sebagai berikut:

  • Persik.
  • Aprikot.
  • Apel.
  • Pir.
  • Singkong.

Kendati demikian, kandungan sianida pada tanaman-tanaman tersebut terbilang sedikit sehingga selama Anda mengonsumsi secara wajar, tidak ada gejala keracunan yang akan muncul. Sementara untuk singkong, merebusnya sampai matang akan menghilangkan kandungan sianida di dalamnya.

2. Pembersih Cat Kuku

Pembersih cat kuku atau kuteks ternyata mengandung bahan kimia yang apabila sampai masuk ke dalam tubuh dapat berubah menjadi racun sianida yang berbahaya,.

Oleh sebab itu, berhati-hatilah dalam menggunakan produk tersebut. Ada baiknya jika Anda juga berkonsultasi dengan dokter perihal pemakaian produk pembersih kuteks guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

3. Laetrile

Laetrile adalah bahan yang biasa digunakan untuk menunjang terapi pengobatan kanker. Faktanya, laetrile ini juga bisa berubah menjadi sianida saat masuk ke dalam tubuh.

Itu sebabnya, obat dengan kandungan bahan ini sebenarnya belum mendapat persetujuan dari United States Food and Drug Administration (USFDA) untuk digunakan dalam pengobatan kanker mengingat risiko efek sampingnya tersebut.

Baca Juga: Keracunan Timbal: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

4. Asap Rokok

Asap rokok ternyata juga merupakan sumber dari sianida, ini karena tembakau yang menjadi bahan baku rokok mengandung sianida alami. Seorang perokok berpotensi memiliki kandungan sianida dalam darahnya 2 kali lebih banyak ketimbang orang yang tidak merokok.

kan tetapi, non perokok pun apabila menghirup asap rokok kemungkinan juga memiliki risiko yang sama untuk keracunan sianida.

5. Asap Sisa Pembakaran Sampah

Asap sisa pembakaran sampah menjadi sumber racun sianida selanjutnya yang perlu Anda waspadai, terutama sampah pembakaran yang berasal dari sampah plastik dan karet.

6. Bahan Baku Industri

Bahan-bahan yang digunakan oleh sejumlah industri juga kemungkinan mengandung sianida, terutama seseorang yang bersentuhan langsung dengan bahan-bahan tersebut.

Beberapa contoh industri yang dimaksud:

  • Industri logam.
  • Industri baja.
  • Pertambangan.
  • Farmasi.
  • Pestisida.
  • Fotografi.

Bagaimana Seseorang Bisa Keracun Sianida?

Terdapat sejumlah cara bagaimana seseorang bisa keracunan sianida, yaitu:

  • Menelan makanan atau minuman yang terpapar sianida
  • Menghirup bahan kimia yang mengandung sianida
  • Sianida masuk melalui kulit

Keracunan sianida bisa terjadi apabila seseorang terpapar senyawa tersebut dalam jumlah yang tinggi. Namun, belum ada informasi pasti terkait seberapa tinggi dosis dikatakan berbahaya bagi tubuh.

Perlu diketahui juga, paparan sianida melalui hidung mungkin lebih berbahaya dibandingkan jika senyawa ini tertelan atau mengenai kulit.

Baca Juga: Keracunan Arsenik: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll

Gejala Keracunan Sianida

Pada dasarnya, ciri dan gejala keracunan terbagi menjadi dua: gejala akut dan kronis. Berikut penjelasannya:

1. Gejala Akut

Gejala ini terjadi secara tiba-tiba, seperti:

  • Mual.
  • Sakit kepala.
  • Kebingungan.
  • Kejang.
  • Sesak napas.
  • Gagal jantung.
  • Hilang kesadaran.

2. Gejala Kronis

Gejala ini terjadi dalam waktu lama dan intensitasnya semakin bertambah setiap waktu, seperti:

  • Mual.
  • Muntah.
  • Sakit kepala.
  • Mudah mengantuk.
  • Vertigo.
  • Napas pendek.
  • Kulit lembap.
  • Kejang.
  • Denyut nadi lemah.
  • Suhu tubuh menurun.
  • Gangguan detak jantung.
  • Kematian.

Diagnosis Keracunan Sianida

Segera kunjungi dokter apabila mengalami—atau melihat orang lain—gejala-gejala yang mengarah pada keracunan bahan kimia berbahaya ini. Guna memastikan kondisi, dokter akan melakukan pemeriksaan berupa:

  • Anamnesis. Dokter membutuhkan informasi mengenai kronologi pasien sampai bisa mengalami gejala keracunan.
  • Pemeriksaan penunjang. Dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan seperti tes darah, rontgen, dan sebagainya. Hal ini untuk mencari tahu seberapa keracunan yang terjadi dan apakah ini terkait dengan sianida atau bukan.

Penanganan Keracunan Sianida

Saat seseorang sudah dipastikan terpapar bahan kimia ini, penanganan harus dilakukan secepat mungkin. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan, di antaranya:

1. Pertolongan Pertama

Pertolongan awal ini meliputi:

  • Membawa korban ke tempat yang banyak terdapat udara segar.
  • Melepas pakaian yang sedang dikenakan (apabila racun mengenai pakaian) untuk mencegah agar racun tidak mengenai mulut atau hidung.
  • Buang pakaian yang terpapar.
  • Basahi tubuh dengan air yang mengalir.
  • Segera hubungi fasilitas kesehatan terdekat.

2. Perawatan Medis

Perawatan medis yang umum dilakukan, di antaranya:

  • Memberikan alat bantu pernapasan.
  • Memberikan obat penawar racun (vitamin B12 dan hydroxocobalamin).
  • Penggunaan arang aktif untuk menyerap racun dari kulit.

Seseorang yang keracunan sianida mungkin bisa lolos dari kematian. Akan tetapi, ada kemungkinan ia dapat mengalami efek jangka panjang akibat paparan bahan kimia tersebut seperti kerusakan jantung, saraf, dan otak.

  1. Anonim. Cyanide. https://www.britannica.com/science/cyanide. (diakses pada 13 Oktober 2020)
  2. Anonim. The Facts about Cyanide. https://www.health.ny.gov/environmental/emergency/chemical_terrorism/cyanide_general.htm. (diakses pada 13 Oktober 2020)
  3. Centers for Disease Control and Prevention. Facts About Cyanide. https://emergency.cdc.gov/agent/cyanide/basics/facts.asp. (diakses pada 13 Oktober 2020)
  4. Citroner, J. 2018. What is Cyanide Poisoning? https://www.healthline.com/health/cyanide-poisoning. (diakses pada 13 Oktober 2020)
  5. Cunha, J. 2019. Cyanide Poisoning. https://www.emedicinehealth.com/cyanide_poisoning/article_em.htm#cyanide_poisoning_overview. (diakses pada 13 Oktober 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi