Terbit: 10 June 2022
Ditulis oleh: Wulan Anugrah | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Pertumbuhan dan perkembangan tulang manusia cukup kompleks karena dimulai sejak dalam kandungan hingga manusia lahir bahkan sampai beranjak dewasa. Proses ini dikenal sebagai osifikasi. Apa yang dimaksud dengan osifikasi? Ketahui melalui ulasan berikut!

Mengenal Osifikasi, Proses Pembentukan Tulang pada Manusia

Mengenal Proses Osifikasi

Pada proses pembentukan tulang manusia, ada dua istilah yang sering kali disebut-sebut yaitu osteogenesis dan osifikasi. Apa yang dimaksud dengan osifikasi dan osteogenesis?

Menurut Osteoarchaeology, osteogenesis adalah proses pembentukan dan pertumbuhan tulang. Sementara itu, melansir Spine Health, osifikasi adalah proses ketika tulang rawan berubah menjadi tulang keras.

Perlu Anda ketahui, selama dalam kandungan ibu, sistem kerangka manusia terdiri dari tulang rawan. Barulah ketika lahir ke dunia proses pembentukan tulang manusia dimulai.

Bahkan setelah menginjak usia dewasa, tulang akan terus terjadi, misalnya untuk perbaikan ketika terjadi patah tulang dan sebagainya.

Pada proses pertumbuhan, perkembangan, dan re-modeling tulang tersebut terdapat tiga sel penting yang terlibat, yaitu:

  • Osteoblas: sel pembentuk tulang.
  • Osteosit: sel tulang yang matang.
  • Osteoklas: sel untuk memecah dan menyerap kembali tulang.

Baca JugaAnatomi Tulang Rusuk Manusia: Fungsi dan Gangguannya

Proses Pembentukan Tulang Manusia

Proses osifikasi melibatkan sel osteoblas atau sel pembentuk tulang. Pada prosesnya, ada dua jenis osifikasi, yaitu osifikasi intramembran dan osifikasi endokondral. Berikut ini penjelasannya:

1. Osifikasi Intramembran

Pada tipe pembentukan tulang keras yang satu ini, pembentukan terjadi pada tulang keras dan tulang cangkang, misalnya pada sebagian tulang temporal, sebagian tulang maxilla, dan parietal (tulang ubun-ubun).

Perlu Anda ketahui, osifikasi intramembran ini jarang terjadi. Selain itu, proses pembentukan tulang ini menyebabkan tulang gampang mengalami pengeroposan ketimbang jenis pembentukan tulang yang lain.

Secara umum, terdapat empat urutan osifikasi intramembran, di antaranya:

  • Pembentukan pusat osifikasi

Proses dimulai dengan sel punca mesenkimal yang berkumpul. Kemudian, sel tersebut akan membentuk osteoblas, lalu membentuk pusat osifikasi.

  • Pembentukan matriks

Pada tahapan ini, osteoblas mulai mengeluarkan serat berupa protein yang membentuk matriks tulang. Serat ini disebut sebagai osteoid.

Nah, setelah osteoid bertemu dengan kalsium, terbentuklah tulang yang terkalsifikasi. Tulang ini akan menyerap osteoblas untuk membentuk osteosit (sel tulang matang).

  • Periosteum dan weaving

Langkah osifikasi intramembran selanjutnya adalah melekatnya osteoid secara acak di sekitar pembuluh darah. 

Jika osteoid sudah melekat di lokasi tersebut, trabeculae atau struktur akan terbentuk di sekitar pembuluh darah dan di pori-pori pembuluh darah. Pada akhirnya, muncul tulang spongiosa.

  • Pembentukan tulang keras

Tahapan terakhir dari osifikasi intramembran adalah terbentuknya tulang keras. Tahapan ini terjadi ketika trabeculae makin menebal di dalam tulang spongiosa. Sementara itu, osteoblas yang berada di sekelilingnya terus-menerus membentuk osteoid.

Setelah itu, osteoid akan mengeras, lalu membentuk tulang keras. Tulang ini berlokasi di sekitar tulang spongiosa.

Pembentukan tulang keras yang berlangsung diikuti dengan kemunculan sumsum tulang merah pada pembuluh darah di rongga-rongga spongiosa.

Baca JugaFungsi Tulang Pergelangan Kaki dan Risiko Cedera yang Bisa Dialami

2. Osifikasi Endokondral

Proses pembentukan ini bisa dibilang cukup umum. Pasalnya, sebagian besar tulang kerangka manusia terbentuk melalui osifikasi endokondral.

Secara garis besar, osifikasi endokondral adalah proses terjadinya pergantian tulang rawan oleh tulang biasa. Biasanya proses ini terjadi pada tulang panjang manusia.

Proses ini menggunakan tulang rawan hialin sebagai model untuk pembentukan tulang panjang.

Sejumlah tahapan pada proses pembentukan tulang yang satu ini, antara lain:

  • Pembentukan periosteum collar

Tahapan ini dimulai dengan terbentuknya periosteum di sekitar tulang rawan hialin. Selanjutnya, sel-sel osteogenik (sel induk) akan berubah menjadi osteoblas. Sel ini kemudian mengeluarkan serat organiknya yang berupa protein (osteoid) ke bagian luar tulang rawan.

Osteoblas berkumpul pada dinding diafisis dan membentuk bone collar yang akan mengeras.

  • Pembentukan rongga

Selanjutnya, tulang rawan yang terbentuk pada tahapan awal akan mulai mengeras. Ini dikenal sebagai pusat osifikasi primer.

Pengerasan pada bagian tengah membuat tulang rawan bagian dalam sulit ditembus nutrisi. Akibat dari kondisi ini, yaitu tulang rawan bagian dalam akan memburuk dan membentuk rongga.

  • Invasi vaskular

Pembuluh darah yang berada di dalam periosteum akan melewati bone collar atau tulang pipih, lalu masuk ke rongga bagian dalam tulang rawan. Area yang terlewati oleh pembuluh darah dikenal sebagai foramen nutrisi.

Terdapat sejumlah komponen yang dapat melewati foramen nutrisi, di antaranya limfatik, saraf, osteoblas, osteoklas, dan nutrisi.

Setelah itu, osteoklas dan osteoblas akan mengeluarkan osteoid dan memecah tulang rawan yang tersisa. Kemudian terbentuklah trabeculae (tulang spongiosa).

  • Elongasi

Pada proses elongasi, sebagian pembuluh darah, osteoklas, dan osteosit akan terus-menerus menyerang tulang, lalu poros dari tulang tersebut akan mulai memanjang.

Sebagai akibatnya, terbentuklah rongga meduler atau rongga dalam. Poros tulang kemudian akan memanjang selama embrio berkembang.

Selain pemanjangan poros tulang, pembuluh darah akan berkembang ke arah tulang rawan hialin yang berada di ujung tulang panjang. Setelahnya, pembuluh darah tersebut membentuk pusat osifikasi sekunder.

Baca Juga5 Vitamin untuk Tulang dan Otot yang Mencegah Osteoporosis

  • Osifikasi epifisis

Proses ini serupa dengan invasi vaskular. Namun pada osifikasi epifisis, yang terbentuk bukan tulang keras, melainkan tulang spongiosa.

Selama tahapan ini juga, tulang rawan hialin tertinggal di ujung tulang dan lempeng epifisis akan terbentuk.

Pada akhirnya, tulang rawan hialin yang tersisa hanya tulang artikular dan lempeng epifisis.

Demikian penjelasan seputar proses pembentukan tulang keras manusia yang dikenal sebagai osifikasi. Agar kesehatan tulang terjaga, pastikan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi yang baik untuk tulang. Semoga bermanfaat!

 

  1. Anonim. Bone Development & Growth. https://training.seer.cancer.gov/anatomy/skeletal/growth.html. (Diakses pada 10 Juni 2022).
  2. Anonim. Ossification Definition. https://www.spine-health.com/glossary/ossification. (Diakses pada 10 Juni 2022).
  3. Anonim. Osteogenesis: The Development of Bones. (Diakses pada 10 Juni 2022).https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK10056/. (Diakses pada 10 Juni 2022).
  4. Mullally, Aaron. Bone Development: Endochondral Ossification. https://app.sophia.org/tutorials/bone-development-endochondral-ossification. (Diakses pada 10 Juni 2022).
  5. Mullally, Aaron. Bone Development: Intramembranous Ossification. https://app.sophia.org/tutorials/bone-development-intramembranous-ossification. (Diakses pada 10 Juni 2022).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi