Terbit: 15 June 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Limfosit adalah salah satu jenis sel darah putih (leukosit) yang bertugas melawan zat asing seperti bakteri, virus, hingga sel kanker. Kadar limfosit rendah atau terlalu tinggi dapat menyebabkan tubuh rentan terserang penyakit. Yuk, ketahui lebih dalam tentang kadar normal hingga fungsi di bawah ini.

Beberapa Kondisi yang Memengaruhi Tinggi Rendahnya Kadar Limfosit

Apa itu Limfosit?

Limfosit adalah salah satu dari beberapa jenis leukosit yang berukuran kecil dan memiliki fungsi terkait reaksi imunitas. Jumlahnya antara 20-25 persen dari keseluruhan leukosit. Sel-sel ini dibentuk di sumsum tulang.

Sel-sel tersebut berperan dalam kekebalan tubuh dengan cara tertentu. Selain itu, sel-sel ini juga bekerja sama dengan sel-sel fagosit dalam melawan mikroorganisme atau zat asing (antigen) yang masuk ke dalam tubuh.

Ciri-Ciri Limfosit

Ada lima bagian dari leukosit, yaitu basofil, eosinofil, neutrofil, monosit, dan limfosit. Kelimanya memiliki ciri-ciri tertentu yang menjadi pembeda.

Berikut ini adalah beberapa cirinya:

  • Ukuran kecil.
  • Bentuk oval atau bulat.
  • Memiliki pergerakan terbatas.
  • Berinti satu sel dengan warna ungu.
  • Sitoplasma sedikit dan berwarna biru muda.
  • Tidak memiliki granula.

Penyebab Limfosit Rendah atau Tinggi

Rendah atau tingginya limfosit dapat disebabkan oleh berbagai kondisi atau penyakit tertentu, berikut ini penjelasannya:

1. Limfosit Rendah

Limfosit akan mengalami limfositopenia bila jumlahnya kurang dari 1000 per mikroliter pada orang dewasa dan kurang dari 3000 per mikroliter darah pada anak-anak. Penyebabnya termasuk:

  • Terapi kortikosteroid.
  • Terapi radiasi.
  • Stres.
  • Kekurangan gizi (malnutrisi).
  • Obat-obatan tertentu, termasuk obat kemoterapi.
  • HIV/AIDS.
  • Influenza.
  • Penyakit autoimun seperti lupus.
  • Beberapa jenis kanker, termasuk limfoma dan penyakit Hodgkin.
  • Beberapa kelainan bawaan, seperti sindrom Wiskott-Aldrich dan sindrom DiGeorge.

2. Limfosit Tinggi

Limfositosis adalah kondisi di mana kadar limfosit tinggi yaitu lebih dari 4000 per mikroliter darah pada dewasa dan lebih dari 8000 per mikroliter pada bayi dan anak-anak. Penyebabnya dikarenakan sejumlah kondisi atau penyakit berikut:

  • Tuberkulosis (TBC).
  • Cacar air.
  • Gondong.
  • Pertusis.
  • Adenovirus.
  • Hepatitis.
  • Influenza.
  • Toksoplasmosis.
  • Sitomegalovirus.
  • Brucellosis.
  • Vaskulitis.
  • Mononukleosis infeksiosa.
  • Penyakit autoimun.
  • Leukemia (kanker darah).
  • HIV/AIDS.

Baca Juga: Mengenal Korpus Luteum, Sel Penting bagi Reproduksi Wanita

Kadar Limfosit Normal

Setelah Anda memahami arti limfosit rendah dan limfosit tinggi, hal penting lainnya yang perlu diketahui nilai normalnya.

Tubuh sehat memerlukan limfosit yang tetap dalam kadar normal. Nilai normalnya antara 20-40 persen dari seluruh jumlah leukosit. Jika kadarnya kurang dari 20 persen dari total leukosit maka tubuh akan mengalami limfosit rendah.

Ada juga kasus di mana tubuh memiliki kadar yang lebih dari 40 persen dari semua jumlah leukosit. Kondisi tersebut disebut limfosit tinggi. Keduanya sama-sama tidak baik dan bisa merugikan kesehatan.

Perubahan kadar tersebut dipengaruhi oleh beberapa kondisi seperti penyakit, infeksi, tindakan medis, dan aktivitas fisik. Hal-hal tersebut bisa memengaruhi kadar meningkat atau menurun.

Fungsi Limfosit

Setiap bagian sel darah putih memiliki fungsi tertentu. Secara umum, fungsinya adalah mempertahankan tubuh dari serangan antigen berupa kuman, bakteri, virus, ataupun zat kimia.

Berikut Ini beberapa fungsi limfosit:

  • Melindungi tubuh agar tidak sakit.
  • Menjaga imunitas tubuh.
  • Mengenali adanya antigen yang masuk ke tubuh.
  • Mencari sel-sel tubuh yang terinfeksi antigen.
  • Menghancurkan antigen dengan bahan kimia beracun.
  • Menghasilkan antibodi.
  • Membentuk sel memori sebagai reaksi imun sekunder.
  • Melawan infeksi, peradangan, dan kanker.

Jenis Limfosit

Limfosit terdiri dari dua jenis, berikut penjelasannya:

1. Limfosit T

Sebagian besar limfosit adalah limfosit T (sel T), yakni dengan persentase lebih dari 70 persen. Sel T dibentuk di sumsum tulang tetapi mengalami proses pematangan di kelenjar timus yang ada di bagian sekitar dada.

Sel T yang sudah matang akan keluar ke aliran darah dan ke beberapa lokasi pertahanan sistemik seperti kelenjar getah bening. Hanya sel matang saja yang bisa melawan infeksi antigen.

2. Limfosit B

Berbeda dengan Sel T, sel B dibentuk dan matang di dalam sumsum tulang. Sel B juga beredar ke dalam aliran darah. Persentase sel B dari keseluruhan limfosit adalah 10 persen.

Fungsi Limfosit dalam Kekebalan Tubuh

Apakah Anda penasaran bagaimana cara limfosit bekerja sehingga bisa mempertahankan tubuh dari serangan bakteri, virus, atau antigen lainnya?

Tidak seperti fagosit yang bekerja dengan cara memakan, limfosit berperan dalam kekebalan tubuh dengan cara lain.

Saat antigen masuk ke dalam tubuh, maka sel T akan mengenali adanya molekul asing di dalam tubuh. Setelah itu, bagian sel T yaitu killer T cell  akan mencari sel-sel tubuh yang terinfeksi antigen.

Sel-sel tubuh yang berhasil dideteksi terinfeksi antigen akan dihancurkan. Killer T cell akan melekat pada sel tubuh tersebut dan mengeluarkan bahan kimia beracun yaitu sitokin. Sitokin yang dihasilkan oleh killer T cell akan menghancurkan antigen pada sel tubuh tersebut dan sel tubuh yang telah terinfeksi antigen tersebut.

Selanjutnya, helper T cell  juga akan memproduksi bahan kimia. Bahan kimia tersebut merangsang reaksi imun pada sel B. Sel B pun akan menyebar dan membentuk sel plasma dan sel memori.

Antibodi

Sel plasma dari sel B akan menghasilkan antibodi yang kemudian bekerja melawan mikroorganisme atau zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Antibodi tersebut akan berperang melawan antigen dalam beberapa hari hingga beberapa minggu.

Tubuh akan terus memproduksi antibodi untuk mengalahkan antigen penyebab penyakit melalui sel plasma. Akan tetapi, sel plasma hanya bisa bertahan hingga satu minggu. Apabila antibodi yang dihasilkan oleh sel plasma tidak mampu mengalahkan antigen tersebut maka tubuh akan jatuh sakit sehingga memerlukan tindakan pengobatan.

Sel Memori

Jika antibodi berhasil mengalahkan antigen, maka kesehatan tubuh akan segera pulih. Sel memori yang terbentuk melalui sel B akan bertahan di dalam tubuh lebih lama. Fungsi dari sel memori tersebut adalah sebagai reaksi imun sekunder yang bisa kembali melawan jenis antigen yang sama.

Sebagai contoh kasus, jika Anda terkena penyakit infeksi A, maka tubuh Anda akan memproduksi sel memori untuk antigen A. Suatu hari bila antigen A yang sama masuk ke dalam tubuh maka sel memori akan memproduksi sel plasma dan sel plasma akan menghasilkan antibodi yang dapat melawan antigen A tersebut.

Sel memori membuat tubuh lebih cepat memberikan respons imunitas. Inilah alasan mengapa seseorang yang telah terkena penyakit dengan sebab yang sama cenderung lebih tahan dan tidak tertular. Ini karena sel memori yang telah ada di dalam tubuh.

Baca Juga: Mengenal Eritropoietin, Hormon yang Mengatur Produksi Sel Darah Merah

Cara Mengatasi Limfosit Rendah dan Tinggi

Pengobatannya tergantung apa penyebabnya. Mengobati faktor yang mendasarinya biasanya akan mengatasi limfositopenia. Anda juga mungkin memerlukan terapi untuk mencegah infeksi atau komplikasi lain karena sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Jika terapi obat menyebabkan jumlah limfosit rendah, dokter dapat menghentikan atau mengganti obat. Limfositopenia terkait obat biasanya hilang setelah berhenti minum obat.

Berdasarkan penyebab lainnya, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan berikut:

  • Terapi kombinasi antiretroviral untuk HIV.
  • Agen antivirus lain, antibiotik, antijamur, atau obat antiparasit untuk mengobati infeksi spesifik.
  • Gamma globulin membantu mencegah infeksi yang dapat terjadi akibat limfositopenia sel-B.
  • Transplantasi sel induk sumsum tulang.

Pengobatan untuk kadar yang tinggi juga diobati berdasarkan penyebab yang mendasarinya. Bagi kebanyakan orang, kadar yang tinggi akan hilang ketika kondisi yang mendasarinya membaik.

 

  1. Anita Damayanti. 2018. HITUNG JENIS LEUKOSIT (HEMATOLOGI)-Makalah. BanjarBaru: Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestasi. https://www.academia.edu/36384665/HITUNG_JENIS_LEUKOSIT_HEMATOLOGI_.pdf. (Diakses pada 19 Maret 2019)
  2. Dhea Tiara, Murniati Tiho, Yanti M. Mewo. 2016. Gambaran Kadar Limfosit Pada Pekerja Bangunan (Jurnal). Manado: Universitas Sam Ratulangi Manado. https://media.neliti.com/media/publications/59527-ID-gambaran-kadar-limfosit-pada-pekerja-ban.pdf. (Diakses pada 19 Maret 2019]
  3. Morris, Susan Y.  2017. Everything You Should Know About Lymphocytes. https://www.healthline.com/health/lymphocytes. (Diakses pada 1 April 2020)
  4.  Iftikhar, Noreen. 2018. What Is Lymphocytopenia?. https://www.healthline.com/health/lymphocytopenia. (Diakses pada 1 April 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi