Terbit: 12 May 2022 | Diperbarui: 7 June 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Eko Budidharmaja

Eritropoietin adalah hormon yang berperan penting dalam memproduksi sel darah merah. Ginjal dan hati memproduksi hormon ini ketika kadar oksigen dalam sel rendah. Hormon eritropoietin kemudian merangsang sumsum tulang, yang pada gilirannya memproduksi lebih banyak sel darah merah.

Mengenal Eritropoietin, Hormon yang Mengatur Produksi Sel Darah Merah

Apa itu Eritropoietin?

Hormon eritropoietin atau erythropoietin (EPO) adalah hormon yang membantu memproduksi sel darah merah. Sedikit kadar eritropoietin bersirkulasi dalam darah adalah normal, karena ini membantu mengisi kembali cadangan darah alami tubuh.

Namun, memiliki kadar hormon eritropoietin yang lebih tinggi dalam darah mungkin merupakan tanda bahwa tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen. Kondisi ini mungkin karena jumlah sel darah merah yang rendah akibat anemia atau kondisi lain.

Di sisi lain, rendahnya kadar eritropoietin dalam darah pada seseorang dengan anemia mungkin merupakan tanda dari masalah kesehatan lain.

Fungsi Hormon Eritropoietin

Eritropoietin adalah hormon yang membantu menjaga keseimbangan darah dengan merangsang sumsum untuk membuat sel darah merah. Hormon ini sangat peran penting, karena semua sel dalam tubuh membutuhkan pasokan darah dan oksigen segar untuk tetap sehat.

Tanpa sel darah merah segar, organ dan jaringan dalam tubuh bisa mengalami hipoksia (kekurangan oksigen). Hipoksia dapat mengubah cara sel berperilaku dan pada akhirnya menyebabkan penyakit atau kematian sel di daerah tersebut.

Hormon eritropoietin juga dapat membantu melindungi sel-sel darah ini setelah tubuh memproduksinya. Kadar hormon ini mungkin sedikit berbeda dalam keadaan normal, misalnya saat Anda bepergian ke tempat yang tinggi.

Namun, beberapa kondisi juga mengganggu produksi alami erythropoietin dalam tubuh. Misalnya, anemia (kekurangan darah) dapat mempersulit pemeliharaan sel darah merah yang sehat di dalam tubuh.

Orang dengan anemia mungkin memiliki kadar hormon erythropoietin yang sangat tinggi dalam darahnya, karena tubuh terus-menerus mencoba merangsang sumsum untuk membuat lebih banyak sel darah merah.

Baca Juga: Sistem Hormon: Jenis, Fungsi, Penyakit Hormon

Apa yang Terjadi Jika Kelebihan Hormon Eritropoietin?

Bagi kebanyakan orang, eritropoietin berlebih tidak menimbulkan gejala apapun. Namun, ada beberapa gejala umum dan non-spesifik termasuk:

  • Kelemahan.
  • Kelelahan.
  • Sakit kepala.
  • Gatal-gatal.
  • Nyeri sendi.
  • Pusing.

Apa yang Terjadi Jika Kekurangan Hormon Eritropoietin?

Jika Anda memiliki terlalu sedikit eritropoietin—yang biasanya disebabkan oleh penyakit ginjal kronis—akan ada lebih sedikit sel darah merah dan Anda mengalami anemia.

Perlu diketahui, saat ini erythropoietin telah dibuat secara sintetis untuk pengobatan anemia akibat gagal ginjal kronis. Metode ini juga diberikan kepada pasien dengan beberapa jenis kanker yang langka.

Beberapa atlet profesional telah menggunakan jenis erythropoietin (dikenal sebagai doping darah) untuk meningkatkan kinerja, terutama untuk meningkatkan daya tahan. Meski begitu, praktik doping jenis ini dilarang oleh sebagian besar komite olahraga profesional.

Meningkatkan kadar erythropoietin secara artifisial menghasilkan lebih banyak hemoglobin dan sel darah merah dan karenanya meningkatkan jumlah oksigen yang dapat disuplai ke jaringan, terutama otot.

Baca Juga: 11 Tanda Hormon Tidak Seimbang (Mudah Dikenali)

Tes Kadar Eritropoietin

Kadar hormon eritropoietin dapat diukur dalam darah dengan mengambil darah dari pembuluh darah di lengan. Pengambilan sampel dianjurkan di pagi hari.

Anda tidak memerlukan persiapan khusus sebelum tes darah, namun harus memberi tahu dokter atau petugas medis jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau herbal apa pun.

Hasil Tes Kadar Eritropoietin

Hasil tes bisa bervariasi berdasarkan usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan, hingga metode yang digunakan untuk tes. Dokter atau tenaga medis akan mendiskusikan hasil tes dengan Anda.

Terlalu sedikit kadar erythropoietin bisa terjadi karena anemia (sel darah merah rendah), terutama anemia karena penyakit ginjal. Peningkatan kadar hormon ini mungkin disebabkan oleh kondisi yang disebut polisitemia (terlalu banyak sel darah merah) atau dapat mengindikasikan tumor ginjal.

Kisaran normal kadar hormon eritropoietin adalah 2,6 hingga 18,5 miliunit per mililiter (mU/mL).

Contoh tersebut adalah pengukuran umum untuk hasil tes ini. Rentang nilai normal mungkin sedikit berbeda antara laboratorium yang satu dengan lainnya. Beberapa laboratorium menggunakan pengukuran atau menguji sampel yang berbeda. Konsultasikan dengan tenaga medis tentang arti dari hasil tes spesifik Anda.

 

  1. Anonim. 2018. Erythropoietin-Stimulating Agents. https://my.clevelandclinic.org/health/drugs/14573-erythropoietin-stimulating-agents. (Diakses pada 12 Mei 2022)
  2. Anonim. 2021. Erythropoietin. https://www.yourhormones.info/hormones/erythropoietin/. (Diakses pada 12 Mei 2022)
  3. Gersten, Todd. 2021. Erythropoietin test. https://medlineplus.gov/ency/article/003683.htm. (Diakses pada 12 Mei 2022)
  4. Johnson, Jon. 2020. Erythropoietin: Everything you need to know. https://www.medicalnewstoday.com/articles/erythropoietin. (Diakses pada 12 Mei 2022)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi