Tahukah Anda jika terdapat efek samping obat TBC yang bisa ditimbulkan? Bila dibiarkan, kondisi tersebut bisa berdampak lebih buruk lagi. Simak apa saja efek samping penggunaan obat TBC dan cara mengatasinya berikut ini.
Sejumlah Efek Samping Obat TBC yang Penting untuk Diketahui
Obat anti-TBC akan diresepkan dokter saat Anda menjalani terapi TBC. Obat ini harus dihabiskan sesuai resep, biasanya dalam enam bulan.
Adapun sejumlah obat yang umum digunakan penderita, yaitu isoniazid, rifampicin, ethambutol, dan pirazinamid.
Berikut ini adalah penjelasannya untuk Anda:
1. Ethambutol
Obat ini termasuk antibiotik yang berguna untuk mencegah bakteri tuberkulosis berkembang.
Ethambutol tersedia dalam dua dosis, yaitu 400 mg dan 100 mg. Dokter akan meresepkan sesuai dengan berat badan pasien.
Efek samping obat TBC ini, meliputi:
- Perubahan penglihatan, terutama saat melihat warna.
- Nyeri saat menggerakan bola mata.
- Lebih sensitif saat melihat cahaya.
- Penglihatan menjadi kabur.
- Nyeri sendi.
- Gatal.
- Ruam.
- Sakit kepala.
Baca Juga: 10 Langkah Pencegahan TBC yang Efektif (Alami dan Medis)
2. Isoniazid
Obat TBC yang umum diresepkan oleh dokter selanjutnya adalah isoniazid. Obat ini termasuk ke dalam antibiotik yang berguna untuk mengatasi bakteri tuberkulosis.
Dokter akan meresepkan obat TBC lain bersamaan dengan isoniazid. Terapi obat ini dilakukan selama sembilan bulan berturut-turut.
Adapun sejumlah efek samping dari obat TBC ini, di antaranya:
- Demam.
- Gejala seperti flu.
- Pembengkakan kelenjar.
- Ruam kulit.
- Nyeri otot.
- Memar pada kulit yang tidak biasa.
- Kesemutan pada tangan atau kaki.
- Mata dan kulit kekuningan.
- Kehilangan selera makan.
- Sensasi terbakar di tangan atau kaki.
- Jerawat.
- Rasa kantuk.
- Kebas pada tangan atau kaki.
- Mual dan muntah.
- Sakit perut.
3. Rifampicin
Obat lain yang digunakan untuk mengatasi TBC adalah rifampicin. Obat ini tersedia dalam dua dosis berbeda, yaitu 150 mg dan 300 mg.
Para penderita TBC akan diresepkan obat ini setiap hari selama empat bulan. Rifampicin baru diberikan apabila Anda memiliki kontraindikasi dengan obat isoniazid.
Sejumlah efek samping obat TBC ini, antara lain:
- Gangguan pada perut.
- Mual.
- Muntah.
- Kehilangan nafsu makan.
- Diare.
- Ruam.
- Kulit pucat.
- Gatal-gatal.
- Urine kemerahan.
- Sakit kepala.
- Nyeri otot dan sendi.
- Kelelahan.
- Menggigil.
4. Pyrazinamide
Pyrazinamide adalah turunan asam nikotinat. Jenis obat TBC pyrazinamide memiliki struktur molekul yang mirip dengan obat isoniazid.
Berbagai efek samping yang sering kali terjadi, di antaranya:
- Kehilangan nafsu makan.
- Mual.
- Nyeri dan pembengkakan pada sendi, terutama jempol kaki.
- Mata dan kulit menguning.
- Kekakuan dan rasa panas pada sendi.
Baca Juga: Kenali Perbedaan Batuk TBC dan Batuk Biasa
Cara Mengatasi Efek Samping Obat TBC
Setelah mengetahui apa saja efek samping dari penggunaan obat TBC, Anda diharapkan dapat mendeteksi adanya gejala-gejala tersebut.
Meskipun keempat jenis obat TBC yang umum digunakan memiliki efek samping, mulai dari yang ringan hingga merugikan, Anda tidak perlu merasa cemas dan panik.
Apabila gejala muncul, segera hubungi dokter yang menangani Anda. Dokter kemudian akan meresepkan obat-obatan yang akan membantu meredakan gejala.
Selain itu, dokter juga akan menentukan apakah dosis obat akan dikurangi atau menghentikan penggunaan jenis obat tertentu.
Apabila gejala ringan, Anda mungkin akan dianjurkan untuk melanjutkan pengobatan. Selain itu, dokter juga akan menambahkan obat-obatan lain, seperti obat antiradang dan antinyeri bila gejala yang dialami berupa nyeri sendi dan kesemutan.
Anda juga sebaiknya mewaspadai gejala-gejala berikut:
- Mata dan kulit menguning (jaundice).
- Kualitas pendengaran menurun.
- Sesak napas.
- Penglihatan kabur.
- Gatal-gatal.
- Jumlah urine sedikit, bahkan tidak keluar sama sekali
- Perut membesar.
- Sakit perut yang parah.
Itulah sejumlah efek samping obat TBC yang sebaiknya Anda ketahui. Apabila mengalami gejala yang parah, segera periksakan kondisi ke dokter. Semoga informasi ini bermanfaat, Teman Sehat!
- Anonim. 2020. Ethambutol (Myambutol). https://www.everydayhealth.com/drugs/ethambutol. (Diakses pada 4 Oktober 2022).
- Anonim. For a Future Without Tuberculosis. https://www.tbalert.org/about-tb/global-tb-challenges/side-effects/. (Diakses pada 4 Oktober 2022).
- Anonim. Isoniazid. https://www.drugs.com/mtm/isoniazid.html. (Diakses pada 4 Oktober 2022).
- Anonim. Medications to Treat Tuberculosis. https://www.healthywa.wa.gov.au/Articles/J_M/Medications-to-treat-tuberculosis. (Diakses pada 4 Oktober 2022).
- Anonim. Pyrazinamide (Oral Route). https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/pyrazinamide-oral-route/side-effects/drg-20065679?p=1