Terbit: 20 February 2019 | Diperbarui: 6 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Stroke merupakan suatu keadaan dimana terjadi kerusakan di bagian otak, yang disebabkan terganggunya aliran darah. Stroke ini dapat menimbulkan hilangnya fungsi dari bagian tubuh yang dikontrol oleh bagian otak yang rusak. Pada umumnya stroke jarang mengenai orang yang usianya di bawah 60 tahun, tetapi akan meningkat setelah usia tersebut. Yang sering menjadi pertanyaan, apakah stroke bisa sembuh. Jika ya, bagaimana tanda-tanda stroke akan sembuh?

Apakah Penyakit Stroke Bisa Sembuh?

Tanda-Tanda Stroke Akan Sembuh

Prediksi penyembuhan stroke bisa dilihat dari gejala dan tanda-tanda stroke yang dialami penderita stroke. Jika perbaikan kesehatannya menampakkan kemajuan pesat, maka kemungkinan besar pasien akan pulih. Berikut tanda-tanda stroke akan sembuh yang bisa Anda perhatikan:

1. Perbaikan psikologis

Dua dari masalah psikologis paling umum yang dapat memengaruhi orang-orang setelah stroke adalah:

  • Depresi – banyak orang mengalami tekanan hingga menyebabkan penderita menangis secara intens, merasa putus asa dan menarik diri dari kegiatan sosial.
  • Kecemasan – di mana orang mengalami perasaan takut dan cemas, kadang-kadang diselingi oleh perasaan cemas yang intens dan tidak terkendali. Perasaan marah, frustrasi dan kebingungan juga biasa terjadi.

Bila gejala tersebut berangsur pulih setelah dilakukan pengobatan secara rutin, kemungkinan ini tanda-tanda stroke akan sembuh.

Masalah-masalah ini memang dapat mereda seiring waktu, tetapi jika kondisinya parah atau berlangsung lama, dokter dapat merujuk penderita stroke untuk mendapatkan perawatan kesehatan ahli dari psikiater atau psikolog klinis.

2. Perbaikan kognitif

Kognitif adalah istilah yang digunakan oleh para ilmuwan untuk merujuk pada banyak proses dan fungsi yang digunakan otak kita untuk memproses informasi.

Satu atau lebih fungsi kognitif dapat terganggu oleh stroke, termasuk:

  • Komunikasi
  • Kesadaran spasial – memiliki kesadaran alami tentang di mana tubuh Anda berhubungan dengan lingkungan terdekat
  • Ingatan
  • Konsentrasi
  • Fungsi eksekutif – kemampuan untuk merencanakan, menyelesaikan masalah dan alasan tentang situasi
  • Praxis – kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik yang terampil, seperti berpakaian atau membuat secangkir teh.

Sebagai bagian dari perawatan untuk stroke, masing-masing fungsi kognitif Anda akan dinilai, dan rencana perawatan dan rehabilitasi akan dibuat. Anda dapat diajarkan berbagai teknik yang dapat membantu Anda mempelajari kembali fungsi kognitif yang terganggu, seperti memulihkan keterampilan komunikasi Anda melalui terapi wicara dan bahasa.

Ada banyak cara untuk mengompensasi hilangnya fungsi kognitif, seperti menggunakan alat bantu memori, buku harian dan rutinitas untuk membantu merencanakan tugas sehari-hari.

Sebagian besar fungsi kognitif akan kembali setelah menghabiskan waktu perbaikan dan rehabilitasi, tetapi Anda mungkin menemukan salah satu fungsi kognitif tidak kembali seperti semula.

3. Pemulihan masalah pergerakan

Stroke dapat menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh, dan dapat menyebabkan masalah dengan koordinasi dan keseimbangan tubuh.

Banyak penderita stroke juga mengalami kelelahan ekstrem dalam beberapa minggu pertama setelah stroke, dan mungkin juga mengalami kesulitan tidur, membuat mereka semakin lelah.

Sebagai bagian dari rehabilitasi, Anda harus dilihat oleh seorang fisioterapis, yang akan menilai sejauh mana kecacatan fisik sebelum menyusun rencana perawatan.

Fisioterapi akan sering melibatkan beberapa sesi seminggu, dengan fokus pada bidang-bidang seperti latihan untuk meningkatkan kekuatan otot Anda dan mengatasi kesulitan berjalan. Fisioterapis akan bekerja dengan Anda dengan menetapkan tujuan. Pada awalnya, ini mungkin tujuan sederhana, seperti mengambil objek.

Ketika kondisi Anda membaik atau menunjukan tanda-tanda stroke akan sembuh, tujuan jangka panjang yang lebih menuntut, seperti berdiri atau berjalan akan secara rutin dilakukan.

4. Pemulihan masalah komunikasi

Setelah mengalami stroke, banyak orang mengalami masalah dengan berbicara dan memahami, serta membaca dan menulis.
Jika bagian otak yang bertanggung jawab atas masalah kemampuan komunikasi Anda, ini disebut aphasia atau disfasia. Sementara jika ada kelemahan pada otot yang terlibat dalam bicara akibat kerusakan otak, ini dikenal sebagai disartria.
Anda harus menemui terapis bicara dan bahasa sesegera mungkin untuk penilaian dan memulai terapi untuk membantu Anda kembali berkomunikasi dengan lancar.
5. Pemulihan masalah menelan
Kerusakan yang disebabkan oleh stroke dapat mengganggu refleks menelan normal Anda, sehingga memungkinkan partikel makanan kecil untuk masuk ke tenggorokan.

Masalah dengan menelan dikenal sebagai disfagia. Disfagia dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru Anda, yang dapat memicu infeksi paru-paru (pneumonia).

Tanda-tanda stroke akan sembuh selanjutnya masalah menelan berangsur pulih setelah melakukan perawatan menggunakan tabung makanan selama fase awal pemulihan Anda untuk mencegah komplikasi dari disfagia.

Tabung ini biasanya dimasukkan ke dalam hidung Anda dan dimasukkan ke perut (tabung nasogastrik), atau mungkin langsung terhubung ke perut dalam prosedur bedah kecil yang dilakukan menggunakan anestesi lokal (gastrostomi endoskopi perkutan, atau PEG).

Dalam jangka panjang, Anda biasanya akan menemui terapis wicara dan bahasa beberapa kali seminggu untuk perawatan untuk mengatasi masalah menelan Anda.

Perawatan mungkin melibatkan tip-tip untuk membuat menelan lebih mudah, seperti mengambil makanan yang lebih kecil dan saran tentang postur, dan latihan untuk meningkatkan kontrol otot-otot yang terlibat dalam menelan.

Jika selama sekitar dua minggu masih menderita gejala berat, maka pasien perlu dirawat di rumah sakit lebih lama. Apalagi pasien dalam keadaan tidak sadar atau koma, tentu penyembuhan sulit dan tidak mungkin sembuh sempurna. Paling tidak, penyembuhan total atau sebagian akan membutuhkan waktu lama.

Apakah stroke bisa sembuh?

Mengobati stroke terutama yang parah, sungguh sangat sulit. Sumbatan atau perdarahan yang terjadi harus segera ditanggulangi, padahal menangani pembuluh darah otak jauh lebih sulit dibanding menangani pem­buluh darah di bagian tubuh lainnya.

Kerusakan saraf yang telah terjadi jika penderita tidak segera dibawa ke dokter, bisa berakibat semakin sulit disembuhkan. Misalnya pasien mengalami kelumpuhan dan gangguan kemampuan bicara, tentu tidak langsung bisa pulih. Harus menjalani latihan ADL (activity of daily living alias aktivitas sehari-hari) selain fisioterapi di rumah sakit. Bahkan kerusakan saraf otak bisa menetap sehingga akibat stroke pun tidak bisa disembuhkan.

Jika pulih pun membutuhkan waktu sangat lama, bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Dibutuhkan serangkaian fisioterapi oleh dokter ahli rehabilitasi medik dan latihan ADL di rumah.

Selain pengobatan fisik, pasien juga harus dirawat secara kejiwaan karena dapat dipastikan mengalami stres yang parah disebabkan kehilangan kemampuan gerak dan kehilangan pekerjaannya.

Di Indonesia diperkirakan ada sekitar 500.000 pasien baru stroke setiap tahunnya. Sekitar 25% di antaranya meninggal, dan sisanya menderita cacat ringan maupun cacat berat. Dengan kesabaran dan minum obat-obatan yang diberikan dokter, kontrol ke dokter secara teratur, dan melakukan fisioterapi, maka penderita diharapkan bisa pulih meski mungkin tidak seratus persen, tetapi minimal mampu mandiri tidak bergantung pada bantuan orang lain; dan siapa tahu bisa bekerja mencari nafkah kembali.

Apakah stroke bisa sembuh total?

Tingkat kesembuhan sebetulnya lebih dipengaruhi sikap dan cara berpikir ketimbang faktor fisik. Namun secara logika, penderita usia muda lebih cepat sembuh dan berpotensi sembuh lebih baik dibanding penderita usia tua. Selain itu, tingkat keparahan serangan juga merupakan faktor yang menentukan untuk penyembuhan stroke. Masalah bisa bekerja kembali, bergantung pada kondisi pasien. Jika terjadi penyembuhan total, tentu pasien bisa bekerja kembali.

Tetapi Anda tidak perlu terlalu khawatir karena kemajuan bidang kedokteran sekarang ini luar biasa pesat. Termasuk dalam hal pencegahan dan pengobatan stroke. Dengan demikian dapat diharapkan di tahun-tahun mendatang lebih banyak pasien stroke sembuh total dan dapat beraktivitas kembali sepenuhnya.

Namun harap diingat, andai kata bisa sembuh pun, pasien harus tetap waspada akan serangan stroke kedua (kekambuhan) yang kemungkinan besar lebih parah.

Nah, sekarang sudah tahu kan jawabannya, apakah penyakit stroke bisa sembuh total atau tidak, Teman Sehat?

Bagaimana mencegah serangan stroke?

Cara terbaik untuk mencegah stroke adalah mengatasi penyebab yang mendasarinya. Pencegahan stroke dapat dilakukan melalui perubahan gaya hidup, termasuk:

  • Makan makanan sehat
  • Menjaga berat badan yang sehat
  • Berolahraga secara teratur
  • Tidak merokok tembakau
  • Menghindari alkohol atau minum secukupnya

Makan makanan bergizi berarti termasuk perbanyak mengonsumsi buah, sayuran, dan biji-bijian yang sehat, kacang, termasuk kacang polong. Pastikan untuk makan sedikit atau tanpa daging merah atau olahan, serta batasi asupan kolesterol dan lemak jenuh. Kurangi asupan garam untuk mendukung tekanan darah yang sehat.

Langkah-langkah lain yang bisa dilakukan dapat membantu mengurangi risiko stroke meliputi:

  • Menjaga tekanan darah tetap terkendali
  • Mengelola diabetes
  • Mengobati sleep apnea obstrukctive

Selain perubahan gaya hidup ini, dokter dapat membantu mengurangi risiko stroke iskemik di masa depan melalui penggunaan obat antikoagulan atau antiplatelet.

Selain itu, bedah arteri juga dapat digunakan untuk menurunkan risiko stroke berulang, serta beberapa opsi bedah lainnya yang masih sedang dipelajari.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi