5 Cara Merawat Payudara Selama Kehamilan dan Menyusui

Perubahan payudara selama memasuki kehamilan merupakan hal normal terjadi, apalagi untuk menyiapkan kelahiran sang buah hati. Ini adalah kondisi yang tidak perlu dikhawatirkan saat Anda mengalaminya. Simak beberapa tips perawatan payudara untuk ibu hamil melalui ulasan berikut ini!

Cara Merawat Payudara dan Puting Susu saat Hamil

Payudara yang membesar, lebih kencang, dan terasa lebih penuh akan dialami oleh wanita saat hamil. Hal tersebut biasanya menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman. Selain itu, urat-urat halus dan area di sekitar puting susu juga bisa terlihat lebih gelap.

Beberapa perawatan payudara saat hamil yang bisa Anda coba, di antaranya:

1. Menggunakan Bra yang Pas dan Nyaman

Ketika hamil, coba gunakan bra khusus ibu hamil atau bra olahraga yang dapat menopang payudara sekaligus menyokong punggung. Hindari penggunaan bra yang terlalu ketat atau longgar. 

Pastikan bra yang dipakai benar-benar pas sesuai dengan ukuran. Ketika memilih, carilah bra yang terbuat dari bahan kain katun dan memiliki pengait yang bisa disesuaikan panjangnya, serta tanpa kawat.

Baca Juga: 14 Makanan Sehat untuk Ibu Menyusui

2. Gunakan Pelembap atau Krim Khusus Payudara

Ketika payudara membesar, maka kulit payudara akan meregang dan muncul garis-garis halus (stretch mark). Perubahan tersebut biasanya menimbulkan rasa gatal pada payudara.

Untuk mengatasi rasa gatal, Anda bisa mengoleskan krim setelah mandi dan saat mau tidur. Selain untuk meredakan gatal, pelembap bisa digunakan jika kulit payudara Anda terasa kering.

3. Lakukan Gerakan Senam

Melakukan senam untuk payudara merupakan cara lainnya untuk merawat payudara saat hamil. Untuk melakukan senam ini, Anda bisa melakukan langkah-langkah berikut:

• Posisikan tubuh berdiri, lalu pegang bagian lengan bawah kiri dekat siku menggunakan tangan kanan.
• Usahakan tangan kiri memegang lengah bawah kanan seperti orang bersedekap. 
• Tekan secara kuat ke arah dada dengan cara mempererat pegangan. Lakukan cara tersebut hingga terasa tarikan pada otot-otot di dasar payudara.
• Lemaskan kembali dengan kembali ke posisi semula.
• Coba lakukan gerakan ini hingga 30 kali.

Selain cara tersebut, Anda juga bisa melakukan gerakan-gerakan di bawah ini:

• Pegang bahu dengan kedua ujung tangan.
• Putar siku ke depan sehingga lengan bagian dalam mengurut (massage) payudara ke arah atas.
• Gerakkan tangan ke atas, ke belakang, dan kembali pada posisi semula.
• Lakukan gerakan ini hingga 20 kali putaran.

4. Pakai Bantalan Menyusui

Keluarnya cairan pada puting payudara secara berlebih bisa membasahi baju. Oleh sebab itu, Anda sebaiknya menggunakan bantalan menyusui (breast pad) di bagian bra. Dengan cara tersebut, Anda bisa mencegah cairan berlebih yang keluar pada payudara. 

Selain menggunakan breast pad sekali pakai, Anda juga bisa menggunakan bantalan menyusui yang dapat dicuci dan digunakan secara berulang.

Baca Juga: Fakta Puting Lecet saat Menyusui dan Cara Mengatasinya 

4. Lakukan Pemijatan Secara Teratur

Ketika muncul benjolan di area areola, Anda bisa mengatasinya dengan menempelkan handuk basah yang sudah dibasahi air hangat. Setelah itu, pijatlah payudara supaya saluran susu lancar. 

Cara memijat payudara yang benarnyaitu mulai dari bagian atas payudara sampai ke puting. Setelah itu, lakukan pijatan dari bawah menuju puting. Namun, bagian putingnya tidak perlu dipijat. 

Ketika melakukan pemijatan, waspadai adanya benjolan baru di bagian payudara, keluar darah dari puting, puting masuk ke dalam, hingga kulit mengalami kemerahan atau iritasi. Tanda-tanda tersebut merupakan gejala seorang wanita mengalami kanker payudara. 

Jika muncul gejala tersebut, konsultasikan dengan dokter kandungan terkait perubahan yang terjadi pada payudara Anda.

Nah, itulah beberapa tips merawat payudara selama masa kehamilan. Bila mengalami keluhan pada payudara yang mengganggu saat hamil, Anda bisa mencoba beberapa tips di atas.

Namun perlu Anda ketahui, cara merawat payudara saat hamil tersebut sebaiknya dilakukan setelah usia kehamilan 5-6 bulan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan terjadinya kontraksi rahim yang berbahaya untuk kesehatan janin dan ibu hamil.