Terbit: 28 February 2022
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Memberikan ASI eksklusif untuk si Kecil adalah momen membahagiakan bagi ibu, namun sering ada kendala seperti puting lecet saat menyusui. Pahami fakta seputar puting lecet saat menyusui dan cara mengatasinya!

Fakta Puting Lecet saat Menyusui dan Cara Mengatasinya 

Fakta Puting Lecet saat Menyusui

Ada berbagai masalah pemberian ASI yang mungkin akan dihadapi ibu yang menyusui untuk pertama kalinya. Misalnya, produksi ASI yang tidak lancar, pembengkakan pada payudara, hingga puting lecet saat menyusui tak kunjung sembuh yang rasanya menyiksa.

Kondisi puting lecet dapat menghambat proses menyusui karena ibu harus menahan rasa sakit. Gejala lainnya termasuk kulit puting pecah-pecah, perih, berdarah, hingga dapat memicu demam. 

Yuk, ketahui fakta-fakta seputar puting lecet pada ibu menyusui sebelum memutuskan perawatan dan pengobatan yang tepat untuk mengatasinya:

1. Pelekatan Menyusui yang Tidak Tepat Menyebabkan Puting Lecet

Pelekatan menyusui adalah istilah untuk posisi mulut bayi saat menyusui. Posisi pelekatan yang tepat adalah puting dan areola (area gelap sekitar puting) masuk ke mulut bayi dan mulai mengisap ASI dengan benar. 

Pelekatan menyusui yang tidak tepat umumnya disebabkan oleh tongue tie ataupun lip tie pada bayi— di mana bayi tidak memasukan puting sampai pada areola payudara ibu. 

Akibatnya, puting payudara tertarik atau pun menjadi datar dan lempeng. Kebiasaan inilah yang membuat puting payudara menjadi lecet, terkelupas, berdarah, hingga pada beberapa kasus retak-retak. 

Selain itu, tongue tie membuat bayi tidak bisa membuka lebar mulutnya. Puting payudara ibu akhirnya terus bergesekan dengan gusi bayi sehingga semakin lecet, luka, dan terasa nyeri. 

Namun memang pada dasarnya bayi baru lahir memiliki kondisi tongue tie yang akan membaik dengan sendirinya, umumnya disebabkan oleh ketidak lenturan lidah bayi.

2. Puting Lecet Bisa Sebabkan Infeksi

Bila dibiarkan, kondisi puting lecet saat menyusui dapat memicu infeksi yang juga berakibat buruk untuk si Kecil. Si Kecil bisa tidak berselera atau takut menyusu karena melihat kondisi puting yang luka, juga penyumbatan aliran ASI. 

Tidak hanya rasa sakit dan nyeri pada ibu, namun luka terbuka di sekitaran puting akan memudahkan paparan kuman dan bakteri masuk. Kondisi luka puting dapat semakin melebar dan berisiko mastitis hingga abses. 

3. Puting Lecet Memicu Pertumbuhan Jamur Berbahaya

Jamur Candida Albicans adalah jenis jamur yang sebenarnya ada secara alami di tubuh manusia. Dalam jumlah normal, fungsi Candida Albicans untuk mencegah bakteri tumbuh berlebihan pada kulit dan penjaga sistem kekebalan tubuh seseorang.

Sebaliknya, kondisi puting lecet akibat menyusui dapat memicu pertumbuhan jamur Candida Albicans yang tidak terkontrol dalam jumlah berlebihan. Memicu kondisi yang disebut nipple thrush, gejalanya berupa puting gatal, kulit pecah-pecah, ruam, bersisik, dan rasa nyeri mendalam selama menyusui. 

Infeksi jamur yang sama dapat menular ke bayi saat menyusui, disebut oral thrush dengan gejala lesi putih pada lidah di di bagian dalam pipi, kemerahan, iritasi di sekitar bibir, berdarah, atau bibir pecah-pecah.

4. Puting Lecet tetap Boleh Menyusui

Mungkin rasanya akan sangat tidak nyaman jika harus tetap menyusui bayi dalam kondisi puting lecet. Banyak ibu juga ragu-ragu menyusui bayinya ketika putingnya lecet karena takut darah yang keluar dari puting payudara akan berdampak pada bayi.

Namun, faktanya dalam kondisi puting lecet ibu tetap boleh menyusui. Walaupun ada kemungkinan darah dari puting payudara tertelan bayi, tetapi hal ini tidak berbahaya. Bayi bisa meludahkannya secara alami dan bisa keluar melalui kotorannya. 

Ketika ibu memutuskan tetap menyusui bayi dalam kondisi puting payudara yang lecet, pastikan posisi bayi menyusu dengan perlekatan yang tepat, ya. Cara ini dapat sedikit meredakan nyeri pada bagian puting yang lecet saat menyusui. 

5. Pemakaian Breastpump Tidak Selalu Meringankan Gejala Puting Lecet

Saat menyusui bayi secara langsung dan mengalami puting lecet, sebagian ibu memutuskan untuk beralih ke breastpump dengan anggapan penggunaan breastpump tidak sesakit saat bayi menyusui langsung. 

Faktanya, pemakaian breastpump pun bisa memicu puting lecet jika tidak tepat. Pemakaian breastpump yang salah bisa melukai puting ibu seperti saat bayi salah melakukan perlekatan.

Misalnya, breastpump yang ukurannya terlalu kecil untuk puting ibu atau tingkat hisapan breastpump yang terlalu kencang sehingga menyedot puting payudara terlalu kuat.

6. Mengatasi Puting Susu Lecet Saat Menyusui dengan Bahan Silver

Cara mengobati puting susu lecet saat menyusui yang umum dilakukan para ibu adalah dengan mengompres payudara dengan kompres hangat, melapisi payudara lecet dengan ASI-nya sendiri atau dengan minyak kelapa, atau mengaplikasikan salep antibiotik. 

Tetapi ternyata ada cara mengobati puting lecet yang mungkin terdengar tidak biasa, tetapi faktanya cara ini sangat efektif. Yaitu pengobatan puting lecet dengan bahan silver. 

Dilansir dari Science Daily, bahan silver memiliki sifat antimikroba. Sifat yang unik ini membuat bahan silver telah digunakan sejak abad 19 oleh para ahli bedah untuk mempercepat proses penyembuhan luka dan anti jamur. 

Sebuah penelitian lain menemukan bahwa kandungan ion yang terdapat pada silver 925 dapat menekan pertumbuhan bakteri, bahkan dapat membunuhnya.

Penelitian penggunaan nipple cup berbahan silver di tahun 2013 terhadap 40 ibu menyusui yang mengalami masalah puting retak atau lecet juga menunjukkan hasil yang menakjubkan.

Ibu menyusui yang mengalami masalah puting pecah-pecah atau lecet terbukti menunjukkan progres penyembuhan lesi dan rasa nyeri yang lebih dapat ditoleransi ketika menggunakan nipple cup, ketimbang yang tidak.

Penggunaan nipple cup berbahan silver ini dianggap sebagai solusi cerdas untuk penyembuhan puting lecet saat menyusui tak kunjung sembuh—praktis dan tanpa obat-obatan berbahan kimia yang dikhawatirkan dapat tertelan bayi dan berdampak pada kesehatan ibu jangka panjang.

Bagi para ibu menyusui yang tertarik dengan cara mengobati puting lecet saat menyusui dengan nipple cup berbahan silver, kini telah hadir DARA Nipple Cup di Indonesia. DARA Nipple Cup adalah silver cup pertama di Indonesia yang terbuat dari bahan silver alami.

Fakta Puting Lecet saat Menyusui doktersehat

Seperti yang telah diketahui, bahan silver alami manjur untuk membantu penyembuhan puting lecet dan luka yang kerap dialami ibu menyusui. DARA Nipple Cup memilih bahan perak alami yang berkualitas, yang khasiatnya sudah teruji puluhan tahun dan direkomendasikan oleh bidan dan tenaga kesehatan di Eropa. 

Efikasi bahan perak alami yang dipilih oleh DARA Nipple Cup ini bahkan dapat mengurangi rasa perih akibat puting luka dan lecet secara drastis hanya dalam waktu 6 jam saja.

DARA Nipple Cup hadir dalam bentuk yang nyaman dikenakan dan tidak mengganggu kenyamanan atau pun penampilan ibu. Cukup selipkan DARA Nipple Cup di bra atau breastpad dan ibu pun siap beraktivitas seperti biasanya.

Bersama DARA Nipple Cup, momen menyusui tak lagi menyakitkan. Ibu pun dapat memberikan ASI yang terbaik untuk tumbuh-kembang bayi yang optimal. 

Dapatkan DARA Nipple Cup dengan memesan melalui website di tautan berikut ini dara.id. Gunakan kode referral DSEHAT untuk mendapatkan diskon langsung sebesar Rp75.000  atau dapat berkonsultasi terlebih dahulu melalui nomor Whatsapp 081717700058. 

 

  1. Levine, Hallie. 2020. How to Treat Sore Nipples and Breastfeeding Pain. https://www.whattoexpect.com/first-year/breastfeeding/sore-cracked-painful-nipples-breastfeeding/. (Diakses pada 24 Februari 2022). 
  2. NHS. 2019. Sore or cracked nipples when breastfeeding. https://www.nhs.uk/conditions/baby/breastfeeding-and-bottle-feeding/breastfeeding-problems/sore-nipples/#:~:text. (Diakses pada 24 Februari 2022). 
  3. Science Daily. 2020. How silver ions kill bacteria. https://www.sciencedaily.com/releases/2020/04/200409140021.htm. (Diakses pada 24 Januari 2022).
  4. Watson, Kathryn. Nipple Thrush and Breastfeeding. https://www.healthline.com/health/nipple-thrush. (Diakses pada 24 Februari 2022). 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi