Terbit: 16 September 2021
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Tidak sedikit orang mungkin pernah melakukan kesalahan penanganan luka bakar yang tidak disadari. Alih-alih mengobati luka, namun malah memperburuk kondisi seperti infeksi. Kekeliruan  penanganan luka bakar yang beredar di masyarakat sepatutnya dihindari! Yuk, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!

11 Kesalahan Penanganan Luka Bakar yang Harus Anda Hindari!

Kesalahan Penanganan Luka Bakar yang Harus Dihindari

Ada beberapa jenis luka bakar yang berbeda, termasuk panas, sengatan listrik, gesekan, bahan kimia, dan radiasi. Jenis luka bakar yang berbeda juga memerlukan perawatan yang berbeda. Jika luka bakar ringan, mungkin membutuhkan perawatan rumahan yang tepat agar lekas sembuh. Jika perawatannya salah, mungkin akan memperburuk luka bakar.

Berikut ini daftar kesalahan pertolongan pertama luka bakar:

1. Kompres Es

Mengompres luka bakar dengan es yang dibungkus kain adalah kesalahan umum orang lakukan. Hal ini karena menggunakan es hanya akan meningkatkan rasa sakit, merusak jaringan kulit, dan memperburk kedalaman luka bakar.

Sebaiknya gunakan air dingin atau air bersuhu ruangan karena dapat membantu melepaskan panas dari kulit. Sebelumnya mengompres, pastikan untuk membersihkan area luka bakar dengan lembut menggunakan sabun dan air, dan membilasnya secara menyeluruh.

2. Tidak Merendam Luka Bakar dalam Air

Merendam atau membasuh dengan air adalah penanganan pertama untuk mengobati tangan yang terbakar. Arahkan saja tangan di bawah pancuran air yang lembut atau merendamnya beberapa saat.

Namun, cara mudah ini luput dari perhatian. Kebanyakan orang mungkin cenderung melakukan kesalahan penanganan luka bakar. Menurut dokter, disarankan untuk menjaga area yang terbakar di bawah air setidaknya selama 15 menit atau sampai rasa sakitnya mereda.

3. Mengoleskan Mentega dan Minyak pada Luka Bakar

Ada berbagai pengobatan rumahan untuk mengobati luka bakar yang beredar di masyarakat, salah satunya menyarankan untuk mengoleskan mentega dan minyak di kulit yang terbakar.

Namun, itu merupakan cara yang terburuk untuk mengobati luka bakar karena minyak menyerap panas di kulit yang membuat proses penyembuhan menjadi lama dan terasa menyakitkan.

4. Menggunakan Pasta Gigi

Mengoleskan pasta gigi juga salah satu kesalahan penanganan luka bakar yang harus Anda hindari.

Meskipun mungkin terasa segar, bersih, dan sejuk di mulut, sebenarnya pasta gigi dapat meningkatkan risiko infeksi dan beberapa bahan kimia yang biasa terkandung dalam pasta gigi berpotensi berbahaya atau dapat mengiritasi luka bakar.

Secara umum, penggunaan pasta gigi atau bahan lainnya yang belum terbukti berkhasiat harus Anda hindari karena risiko infeksi dan iritasi. Ada baiknya konsultasikan dengan dokter untuk panduan tambahan.

Baca Juga: Cara Membesarkan Payudara Menggunakan Pasta Gigi, Benarkah?

5. Mengoleskan Putih Telur

Mengoleskan putih telur untuk mengobati luka bakar hanyalah mitos. Putih telur bisa sangat berbahaya jika mengoleskannya pada luka bakar karena telur mentah membuat bakteri mudah berkembang.

Di samping efek inkubator, alergi terhadap telur cukup umum terjadi dan bisa menyebabkan reaksi alergi langsung, terkadang parah bila dioleskan pada kulit yang rusak. Oleh karenanya, hindari penggunaan putih telur jika terjadi luka bakar.

6. Menyentuh Luka Bakar dengan Tangan Kotor

Area kulit yang terbakar lebih rentan terhadap infeksi, untuk itu sebaiknya menghindari menyentuh area yang terkena dengan tangan kotor. Tangan yang kotor kemungkinan terdapat kuman atau bakteri yang dapat memperburuk kondisi luka bakar.

Sebelum menyentuh luka bakar, ada baiknya memastikan Anda mencuci tangan sampai bersih dengan sabun dan air. Lakukan cara ini setiap mengoleskan obat atau hanya sekadar ingin menyentuhnya.

7. Memecahkan Lepuh Luka Bakar

Luka bakar biasanya menyebabkan lepuh menonjol yang berair, ini membuat sebagian besar orang mencoba untuk memecahkannya. Namun, tindakan ini sebenarnya kesalahan pertolongan pertama luka bakar.

Lepuh yang pecah menjadi tempat kuman mudah berkembang biak, sehingga menyebabkan infeksi. Tanda dan gejala infeksi termasuk demam, keluarnya cairan atau nanah, pembengkakan kelenjar getah bening, garis merah pada luka bakar, peningkatan rasa sakit, atau kemerahan.

Jika Anda ingin memecahkan lepuh, sebaiknya kunjungi dokter yang akan membantu mengeluarkannya dengan jarum yang disterilkan.

Baca Juga: Jenis Luka Bakar, Penanganan, dan Komplikasinya

8. Membiarkan Luka Bakar Terbuka

Jika kulit mengalami luka bakar terbuka atau masih basah, pastikan untuk tidak membiarkannya terbuka karena berisiko terkena infeksi dan teriritasi. Guna menghindari risiko ini, sebaiknya tutupi atau balut area yang terkena dengan perban sampai mendapatkankan penanganan medis.

Jika menggunakan perban untuk menutupi luka bakar, jangan gunakan kain kasa atau penutup lain yang berserat karena akan melekat dan tersangkut pada luka bakar.

9. Tidak Menggunakan Antibiotik

Luka bakar ringan biasanya tidak memerlukan antibiotik. Namun, jika tanda atau gejala infeksi terjadi pada luka, sebaiknya dapatkan perawatan lanjutan. Untuk nyeri atau pembengkakan ringan hingga sedang, acetaminophen atau ibuprofen non-resep bisa membantu meredakan gejala luka bakar, seperti nyeri dan lepuh.

10. Tidak Berkonsultasi dengan Dokter

Meskipun sangat mudah untuk melakukan pengobatan pertama pada luka bakar di rumah. Namun, luka bakar tertentu terutama yang berukuran lebih dari 3 sentimeter di area sensitif seperti wajah dan persendian, sangat memerlukan pertolongan medis sesegera mungkin. Hal ini untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka bakar.

Tidak segera mengunjungi dokter merupakan hal yang harus dihindari saat mengobati luka bakar. Jika tidak, luka bakar mungkin rentan mengalami infeksi.

11. Lupa Memeriksa Status Vaksinasi Tetanus.

Luka bakar dengan jaringan yang rusak yang mungkin rentan terhadap pertumbuhan Clostridium tetani, bakteri jahat yang menyebabkan penyakit tetanus, umumnya dikenal sebagai lockjaw. Meski jarang, tetanus adalah penyakit kritis. jadi, penting untuk meninjau riwayat vaksin untuk memastikan tanggal vaksin tetanus terakhir.

Jika mengalami luka bakar atau cedera lain yang menyebabkan robekan di kulit, dianjurkan menerima booster vaksin tetanus jika tidak mendapatkannya dalam 5 tahun terakhir. Orang dengan luka bakar yang tidak divaksinasi harus mencari pertolongan medis segera untuk meninjau jika perawatan pencegahan tambahan dianjurkan.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika mengalami luka bakar akibat listrik dan kimia mungkin memiliki luka yang tidak terlihat pada kulit, segera ke dokter untuk mendapatkan pertolongan medis. Atau hubungi apoteker untuk panduan perawatan luka bakar ringan tambahan.

Untuk luka bakar sedang hingga parah yang mencakup wajah, tangan, kaki, atau alat kelamin, atau luka bakar yang mencakup area yang luas, segera laporkan ke unit gawat darurat terdekat.

 

  1. Anonim. Tanpa Tahun. Dos and Don’ts of Burn First-Aid. https://www.jeffsampsonlaw.com/practice-areas/burn-injury/dos-and-donts-of-burn-first-aid/ (Diakses pada 16 September 2021)
  2. Mini, CH . 2018. 7 Mistakes to Avoid When You Have a Burn. https://blushin.com/7-mistakes-to-avoid-when-you-have-a-burn/ (Diakses pada 16 September 2021)
  3. McKnight, Cathleen. 2019. 5 Mistakes to Avoid when Treating Burns. https://www.krogerhealth.com/blog/5-mistakes-to-avoid-when-treating-burns/ (Diakses pada 16 September 2021)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi